Ancaman China Tak Berarti, Jepang Bakal Ekspor Rare Earth Buat AS

10/28/20252 min baca

Ancaman China Tak Berarti, Jepang Bakal Ekspor Rare Earth Buat AS
Ancaman China Tak Berarti, Jepang Bakal Ekspor Rare Earth Buat AS

Surakarta, 28 Oktober 2025 – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Perdana Menteri (PM) Jepang, Sanae Takaichi, baru saja menandatangani perjanjian resmi untuk mengamankan pasokan logam rare earth atau tanah jarang dan mineral kritis. Kesepakatan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada China, yang menguasai sekitar 70% pasokan global mineral ini, menurut data dari U.S. Geological Survey (USGS) pada 2024. Perjanjian ini menyusul keputusan China yang baru-baru ini memperketat kontrol ekspor atas material tersebut, yang krusial bagi berbagai macam produk seperti smartphone, kendaraan listrik, dan peralatan militer.

Seperti diketahui, beberapa pekan lalu, perang dagang AS dan China sempat meletus akibat China mengancam akan membatasi ekspor tanah jarang dan mineral penting. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut bahwa China telah merusak tatanan ekonomi global dengan menimbun logam tanah jarang. "Pembatasan tanah jarang China akan berdampak besar pada rantai pasok global, di mana tanah jarang dan mineral penting sangat dibutuhkan di beberapa sektor manufaktur elektronik, kendaraan, hingga energi terbarukan," ujar Bessent dalam konferensi pers di White House, seperti dilansir dari Reuters.

Perjanjian AS-Jepang ini mencakup komitmen Jepang untuk meningkatkan produksi dan ekspor rare earth ke AS, dengan target pasokan stabil hingga 2030. Jepang, yang memiliki cadangan rare earth di dasar laut dan teknologi pemrosesan canggih, akan bekerja sama dengan perusahaan AS seperti General Electric dan Lockheed Martin untuk mengembangkan rantai pasok alternatif. Menurut Bloomberg, kesepakatan ini bernilai US$5 miliar dalam investasi bersama untuk eksplorasi dan pemrosesan mineral, yang bisa mengurangi ketergantungan AS pada China hingga 50% dalam lima tahun.

Latar Belakang Ketegangan AS-China

Ketegangan ini dimulai ketika China mengumumkan pembatasan ekspor rare earth pada September 2025 sebagai respons terhadap tarif AS terhadap barang impor China. Rare earth, seperti neodymium dan dysprosium, vital untuk teknologi tinggi, dan pembatasan ini bisa mengganggu industri AS senilai miliaran dolar. Menurut The Wall Street Journal, China menggunakan kebijakan ini sebagai leverage geopolitik, sementara AS menuduhnya sebagai "pemerasan ekonomi".

Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan minggu ini untuk perundingan berisiko tinggi di tengah perang dagang yang memanas. "Kami siap berdialog, tapi tidak akan tunduk pada tekanan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, di Xinhua.

Dampak pada Ekonomi Global

Kesepakatan AS-Jepang ini diharapkan meredakan ketegangan pasokan global. Menurut International Energy Agency (IEA), rare earth penting untuk transisi energi hijau, dengan permintaan global naik 40% pada 2030. Di Indonesia, sebagai produsen nikel (mineral terkait), ini bisa jadi peluang ekspor, dengan nilai ekspor nikel mencapai US$20 miliar pada 2024, menurut Kementerian Perdagangan.

Namun, tantangan tetap ada. Analis dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa jika China balas dengan pembatasan lebih ketat, harga rare earth bisa naik 30%, memengaruhi industri EV global. Di sisi lain, Jepang berencana meningkatkan produksi dari dasar laut Minami-Tori-shima, yang memiliki cadangan langka terbesar di dunia, menurut Nikkei Asia.

Respons Pasar dan Investor

Pasar saham AS naik tipis pasca-kesepakatan, dengan S&P 500 +0,5%, Nasdaq +0,8%, dan Dow Jones +0,4%, menurut MarketWatch. Di Asia, IHSG naik 0,5% ke 7.892, sementara rupiah menguat ke Rp16.454 per dolar AS, dipengaruhi oleh capital inflow, seperti dilaporkan Bisnis Indonesia.

Di pasar kripto, Bitcoin naik tipis ke US$111.000, menurut CoinMarketCap, karena investor mencari lindung nilai terhadap ketidakstabilan fiat. "Kesepakatan ini bisa dorong likuiditas lebih tinggi ke crypto," kata analis Ted Pillow di X.

Kesimpulan

Kesepakatan AS-Jepang untuk pasokan rare earth menjadi langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada China, di tengah ketegangan perdagangan. Dengan potensi mengubah rantai pasok global, ini bisa membuka peluang bagi negara seperti Indonesia. Namun, ketidakpastian geopolitik tetap jadi risiko, dengan pasar global terus memantau pertemuan Trump-Xi mendatang.

Image Source: Reuters