Berita: Rupiah Terus Tertekan ke Rp16.891 per Dolar AS Akibat Tarif Trump dan Ketidakpastian Global

4/9/20251 min baca

a pile of money sitting on top of a wooden floor
a pile of money sitting on top of a wooden floor

Jakarta, 9 April – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar domestik kembali melemah. Pada Rabu pagi (09/04), rupiah tercatat berada di angka Rp16.891 per dolar AS, turun sebesar 0,33% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Angka ini semakin mendekati level psikologis Rp17.000 per dolar AS, memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan otoritas ekonomi Indonesia.

Pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh tekanan global, terutama akibat kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap produk-produk Indonesia. Pemerintah Indonesia telah merencanakan negosiasi dengan AS untuk meredam dampaknya, namun hingga kini upaya tersebut belum berhasil menstabilkan gejolak nilai tukar.

Dampak pada Sektor Ekspor

Kebijakan tarif tersebut memberikan pukulan telak pada sektor ekspor utama Indonesia, seperti:

  • Tekstil: Industri yang bergantung pada pasar AS kini menghadapi kenaikan biaya ekspor.

  • Alas Kaki: Daya saing produk menurun akibat tarif tambahan.

  • Furnitur: Ekspor ke AS terhambat, memperburuk neraca perdagangan.

Kondisi ini tidak hanya mengurangi pendapatan devisa, tetapi juga menambah tekanan pada nilai tukar rupiah di pasar global.

Kinerja Rupiah dan Tantangan Ekonomi

Secara tahunan, rupiah mencatatkan penurunan sebesar 4,70%, seiring dengan ketidakpastian ekonomi global yang terus meningkat. Faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas dan ketegangan perdagangan internasional turut memperparah situasi. Perekonomian Indonesia kini menghadapi tantangan besar untuk menjaga stabilitas mata uang di tengah gejolak yang sulit diprediksi.

Langkah Pemerintah dan Bank Indonesia

Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berada dalam posisi sulit untuk mengambil tindakan cepat. Beberapa opsi yang mungkin dilakukan meliputi:

  1. Intervensi pasar valuta asing: Untuk menahan laju pelemahan rupiah.

  2. Penyesuaian suku bunga: Guna menarik investor dan memperkuat kepercayaan terhadap rupiah.

Namun, dengan negosiasi yang masih berjalan dan hasil yang belum pasti, pasar valuta asing tetap berada dalam kondisi waspada.