Bikin Gak Tenang, Pekan Ini Tarif-Suku Bunga The Fed Bakal Tentukan Arah Pasar


Surakarta, 27 Oktober 2025 – Pasar aset digital crypto kini tengah berhati-hati dengan keputusan dari Presiden AS Donald Trump terkait kesepakatan dagang yang akan segera berlaku pada 1 November mendatang. Namun kesepakatan itu masih menunggu hasil pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di KTT APEC akhir pekan depan. Ketidakpastian ini telah memicu volatilitas di pasar, dengan investor memantau setiap perkembangan yang bisa memengaruhi likuiditas dan harga aset.
Pasalnya, kala Trump menjatuhkan tarif 155% kepada China, pasar crypto bereaksi dengan Bitcoin turun ke US$108.052, Rabu (22/10). Menurut Bloomberg, penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor akan dampak perang dagang terhadap pertumbuhan global, yang bisa menekan permintaan aset berisiko tinggi seperti crypto. Selain itu, data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar crypto secara keseluruhan turun 2,5% dalam 24 jam terakhir, dengan Ethereum (ETH) juga anjlok 3% ke US$4.200.
Sementara itu, di minggu yang sama, the Federal Reserve (the Fed) akan lebih dulu mengumumkan keputusan suku bunga acuan Oktober. Sebelumnya, pada keputusan the Fed sebulan lalu, Bitcoin rebound di harga US$120.000 usai ketua the Fed Jerome Powell memangkas suku bunga acuan 4%-4,25%. Seperti diketahui, suku bunga yang lebih rendah menyuntikkan likuiditas ke pasar, dan di sektor seperti crypto, likuiditas tersebut tidak hanya terbatas pada Bitcoin.
Sebagai informasi, sektor teknologi, saham, dan pasar crypto sangat sensitif kepada kebijakan tarif dan keputusan the Fed terhadap suku bunga, sehingga para investor semakin memantau dan membaca hasil kesepakatan tarif Trump ke sejumlah negara dan ketentuan suku bunga AS. Menurut Reuters, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober mencapai 74%, naik dari 60% sebulan lalu, berdasarkan data CME FedWatch Tool. Pemangkasan ini diharapkan mendorong aliran modal ke aset berisiko, termasuk crypto, yang sering naik saat likuiditas meningkat.
Adapun jika ancaman soal tarif bisa diredam, sejumlah analis percaya bahwa perang dagang akan segera usai, dan pasar akan terima likuiditas miliaran dolar AS. Analis dari Goldman Sachs memprediksi bahwa resolusi perang dagang bisa mendorong PDB global naik 0,2% pada 2026, sementara JPMorgan memperkirakan Bitcoin bisa capai US$150.000 jika likuiditas mengalir deras pasca-pemangkasan suku bunga. Di Indonesia, BI mempertahankan suku bunga di 4,75% pada RDG Oktober, tapi jika The Fed pangkas, BI kemungkinan ikuti untuk dukung pertumbuhan 5,2% 2025.
Pasar saham global juga terdampak. S&P 500 turun 0,5% pada 2 Oktober, sementara IHSG Indonesia naik tipis 0,23% ke 7.976, menurut Bisnis Indonesia, karena investor optimis terhadap pemangkasan suku bunga The Fed yang bisa dorong aliran modal ke emerging markets.
Kesimpulan
Pekan ini menjadi krusial bagi pasar, dengan keputusan suku bunga The Fed dan kesepakatan dagang Trump-China yang bisa tentukan arah likuiditas dan harga aset. Investor disarankan diversifikasi dan pantau perkembangan, karena ketidakpastian bisa picu volatilitas lebih lanjut.
