China Gelar Kompetisi Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

6/1/20253 min baca

China Gelar Kompetisi Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia
China Gelar Kompetisi Tinju Robot Humanoid Pertama di Dunia

China Media Group (CMG), perusahaan media milik pemerintah China, berhasil menggelar kompetisi tinju robot humanoid pertama di dunia pada 25 Mei 2025 di Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Acara bertajuk CMG World Robot Competition – Mecha Fighting Series ini menampilkan robot-robot humanoid canggih dari Unitree Robotics, perusahaan robotika ternama asal China, yang bertarung dalam pertandingan seru di atas ring tinju. Disiarkan langsung oleh China Central Television (CCTV), kompetisi ini menarik perhatian dunia sebagai ajang olahraga pertarungan pertama yang melibatkan robot humanoid, sekaligus menjadi bukti kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan robotika China.

Pertandingan Empat Robot di Atas Ring

Setiap partai pertandingan diisi oleh empat robot humanoid model G1 dari Unitree Robotics yang saling berhadapan dalam duel sengit. Meski mampu melakukan gerakan kompleks seperti pukulan jab, pukulan atas (uppercut), tendangan ke lutut, hingga bangkit dari posisi jatuh, robot-robot ini masih dikendalikan oleh operator manusia yang berdiri di pinggir ring. Ketergantungan pada kontrol manusia menunjukkan bahwa, meskipun teknologi robotika telah mencapai titik luar biasa, otonomi penuh dalam situasi kompetitif seperti ini masih menjadi tantangan yang belum teratasi.

Robot G1, dengan tinggi 130 cm dan berat 35 kg, memukau penonton dengan kemampuan bertarungnya yang lincah. Mereka tidak hanya mampu memberikan pukulan dan tendangan, tetapi juga melakukan gerakan akrobatik seperti kip-up—bangkit dari posisi terlentang ke posisi berdiri—yang menambah kesan dramatis pada pertandingan. Keunggulan ini merupakan hasil dari desain canggih yang menggabungkan sensor mutakhir dan kontrol gerakan presisi.

Teknologi Canggih Robot G1

Robot G1 dari Unitree Robotics adalah produk teknologi tinggi yang dilengkapi dengan sensor canggih seperti kamera dan lidar. Teknologi ini memungkinkan robot menavigasi lingkungan sekitar dan merespons perintah operator dengan cepat dan akurat. Sebelumnya, Unitree Robotics telah memamerkan kemampuan G1 dalam video demonstrasi yang menunjukkan atraksi bela diri, seperti tendangan berputar dan duel melawan manusia. Dalam kompetisi ini, kemampuan tersebut diadaptasi untuk pertarungan antar-robot, menampilkan kelincahan dan strategi yang memukau.

Menurut situs teknologi Townflex, robot G1 awalnya dirancang untuk misi di lingkungan berbahaya yang sulit dijangkau manusia, seperti penyelamatan atau eksplorasi. Namun, kehadirannya di ring tinju membuktikan fleksibilitas teknologi ini dalam berbagai aplikasi, termasuk hiburan. Integrasi AI dalam sistemnya juga memungkinkan robot belajar dan menyesuaikan gerakan, meskipun kontrol penuh masih berada di tangan operator.

Respon Global dan Dampaknya

Kompetisi ini mendapat sorotan dunia, termasuk dari tokoh teknologi seperti Elon Musk. Melalui platform X, Musk mengomentari, "Ini adalah langkah besar dalam evolusi robotika dan AI. Kita sedang melihat masa depan di mana robot tidak hanya bekerja untuk kita, tetapi juga menghibur." Komentar ini mencerminkan antusiasme global terhadap potensi teknologi ini. Media seperti Daily Times juga memuji acara ini sebagai bukti dominasi China dalam inovasi robotika.

Lebih dari sekadar hiburan, kompetisi ini menjadi ajang uji coba teknologi robotika dalam kondisi tekanan tinggi. Tomorrow's World Today melaporkan bahwa CMG berencana memperluas seri kompetisi ini dengan cabang olahraga lain seperti basket dan sepak bola robot, untuk mendorong pengembangan persepsi AI, kontrol gerakan, dan pengambilan keputusan otonom. Para analis industri menyebutkan bahwa pertarungan robot memberikan data berharga untuk menyempurnakan desain struktural dan algoritma AI.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sukses, acara ini memicu diskusi tentang etika dan keamanan. Seorang pengguna X menyatakan, "Ini luar biasa, tapi kita harus waspada agar teknologi ini tidak jatuh ke tangan yang salah." Kekhawatiran serupa muncul terkait potensi penyalahgunaan robot cerdas di masa depan, mendorong perlunya regulasi yang ketat.

Di sisi lain, Unitree Robotics optimistis dan berencana meningkatkan kemampuan G1 dengan AI yang lebih mandiri. Mereka juga mengumumkan kompetisi lanjutan pada Desember 2025 di Shenzhen, yang akan melibatkan lebih banyak produsen robotika China. Acara ini diharapkan menjadi lebih besar, kompetitif, dan inovatif, memperkuat posisi China sebagai pusat robotika global.

Kesimpulan

Kompetisi tinju robot humanoid pertama di dunia di Hangzhou telah menorehkan sejarah baru dalam teknologi dan hiburan. Dengan robot G1 sebagai bintangnya, acara ini tidak hanya menampilkan kemajuan robotika China, tetapi juga membuka wawasan tentang masa depan di mana robot berperan lebih luas dalam kehidupan manusia. Tantangan etika dan teknis masih ada, namun langkah ini menjanjikan era baru yang penuh potensi.

Image Source: Techspot