China Pasok Likuiditas US$139 Miliar Demi Redam Krisis Uang Tunai
Jakarta, 8 Juni 2025 – Bank sentral China, People’s Bank of China (PBOC), mengumumkan penambahan likuiditas sebesar 1 triliun yuan (sekitar US$139 miliar) ke pasar keuangan melalui kebijakan reserve repo pada Jumat, 7 Juni 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tanda-tanda tekanan dalam sistem keuangan China, yang terlihat dari kenaikan biaya pinjaman utang jangka pendek dan obligasi pemerintah jangka panjang dalam beberapa hari terakhir. Dengan injeksi likuiditas ini, PBOC bertujuan untuk mencegah potensi krisis uang tunai menjelang pertengahan tahun, periode yang biasanya ditandai dengan tekanan likuiditas tinggi.
Konteks dan Tujuan Kebijakan
Reserve repo adalah salah satu alat utama dalam operasi pasar terbuka yang digunakan PBOC untuk mengelola likuiditas di sistem perbankan. Dalam mekanisme ini, PBOC meminjamkan dana kepada bank komersial dengan jaminan sekuritas, seperti obligasi pemerintah, untuk jangka waktu tertentu. Proses ini membantu menjaga stabilitas suku bunga jangka pendek dan memastikan bank memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan operasional mereka. Pengumuman kali ini dilakukan tiga bulan lebih awal dari jadwal biasanya, yang menurut para analis menunjukkan urgensi situasi dan pendekatan proaktif PBOC dalam menghadapi tekanan likuiditas.
Kepala Ekonom Tiongkok, Xiaojia Zhi, menjelaskan bahwa langkah ini dirancang untuk meredakan kecemasan pasar. “Pengumuman pra-repo terbalik langsung, bersama dengan ukurannya yang besar, menunjukkan niat PBOC untuk meredakan kecemasan pasar atas kondisi likuiditas antarbank Tiongkok menjelang pertengahan tahun, terutama dengan rekor jumlah jatuh tempo NCD yang tinggi pada bulan Juni,” ujar Xiaojia, sebagaimana dilansir Bloomberg. Negociable Certificates of Deposit (NCD) yang jatuh tempo dalam jumlah besar menjadi salah satu pemicu tekanan likuiditas, karena bank-bank membutuhkan dana tambahan untuk melunasi instrumen tersebut.
Tekanan dalam Sistem Keuangan
Menurut laporan South China Morning Post, sistem keuangan China menunjukkan tanda-tanda ketegangan dalam beberapa pekan terakhir. Biaya pinjaman jangka pendek di pasar antarbank meningkat tajam, sementara imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang juga melonjak. Kondisi ini mencerminkan berkurangnya likuiditas di pasar uang, yang jika dibiarkan dapat mengganggu stabilitas ekonomi. Reuters menambahkan bahwa PBOC telah memantau situasi ini dengan cermat dan memilih untuk bertindak cepat guna mencegah efek domino yang lebih luas.
Langkah PBOC ini juga dipandang sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi global. Financial Times mencatat bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi China, ditambah dengan tekanan dari luar seperti fluktuasi nilai tukar yuan dan ketegangan perdagangan, membuat stabilitas keuangan domestik menjadi prioritas utama. Dengan menyuntikkan likuiditas sebesar 1 triliun yuan, PBOC berharap dapat menjaga fluktuasi di pasar uang tetap terkendali dan memberikan ruang bagi bank-bank untuk mengelola kewajiban mereka.
Dampak yang Diharapkan
Para analis menyambut baik kebijakan ini. Bloomberg melaporkan bahwa injeksi likuiditas ini merupakan salah satu yang terbesar dalam sejarah operasi reserve repo PBOC, menegaskan komitmen bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar. Analis dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa langkah ini akan meredakan tekanan pada suku bunga antarbank dan mencegah lonjakan biaya pinjaman yang dapat memperlambat aktivitas ekonomi. Selain itu, kebijakan ini diharapkan dapat menopang ekspektasi pasar dan mencegah kepanikan yang tidak perlu di kalangan investor.
Namun, beberapa ekonom memperingatkan bahwa injeksi likuiditas ini mungkin hanya bersifat sementara. Dalam laporan The Wall Street Journal, disebutkan bahwa meskipun langkah ini efektif untuk meredakan tekanan jangka pendek, tantangan struktural seperti tingginya tingkat utang korporasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi memerlukan solusi yang lebih komprehensif. Ekonom dari Nomura menambahkan bahwa PBOC harus berhati-hati agar kebijakan moneter yang longgar tidak memicu gelembung aset, yang dapat memperburuk stabilitas keuangan di masa depan.
Pandangan dari Berbagai Sumber
Bloomberg: Menyoroti bahwa injeksi likuiditas ini adalah langkah proaktif untuk menjaga stabilitas menjelang pertengahan tahun, dengan fokus pada likuiditas antarbank.
Reuters: Menekankan bahwa pengumuman yang lebih awal dari biasanya menunjukkan keseriusan PBOC dalam mencegah krisis uang tunai.
South China Morning Post: Menggarisbawahi bahwa tekanan likuiditas dipicu oleh kenaikan biaya pinjaman dan jatuh tempo NCD, yang menjadi latar belakang kebijakan ini.
Secara keseluruhan, langkah PBOC ini dianggap sebagai tindakan yang tepat waktu untuk menjaga stabilitas sistem keuangan China. Dengan memastikan likuiditas yang memadai, PBOC tidak hanya mencegah krisis uang tunai, tetapi juga memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral siap bertindak cepat dalam menghadapi gejolak ekonomi.