Duolingo Gantikan Karyawan dengan AI, Luncurkan 148 Kelas Bahasa Baru
Jakarta, 4 Mei 2025 – Duolingo, platform pembelajaran bahasa asing yang telah menjadi favorit jutaan pengguna di seluruh dunia, baru-baru ini mengumumkan langkah besar dalam transformasi operasionalnya. Perusahaan ini mengganti sebagian karyawan kontraknya dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan berhasil meluncurkan 148 kelas bahasa baru yang sepenuhnya dikembangkan menggunakan AI generatif. Keputusan ini menandai era baru dalam pendekatan Duolingo terhadap inovasi dan efisiensi, sekaligus memicu diskusi luas tentang peran AI dalam dunia kerja modern.
Langkah Revolusioner dengan AI Generatif
CEO Duolingo, Luis von Ahn, menjelaskan bahwa penggunaan AI ini bukan sekadar penggantian tenaga kerja, melainkan strategi untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan. “Duolingo akan tetap menjadi perusahaan yang sangat peduli dengan karyawannya. Ini bukan tentang mengganti Duo dengan AI. Ini tentang menghilangkan hambatan sehingga kami bisa berbuat lebih banyak dengan Duo luar biasa yang sudah kami miliki,” ujar von Ahn dalam wawancara eksklusif dengan CNN Indonesia. Ia menambahkan bahwa tanpa teknologi AI, penciptaan 148 kelas baru dalam waktu kurang dari satu tahun akan menjadi hal yang mustahil.
Direktur Senior Desain Pembelajaran Duolingo, Jessie Becker, juga menyoroti peran penting AI dalam proses ini. “Dengan menggunakan AI generatif untuk membuat dan memvalidasi konten, kami dapat memfokuskan keahlian kami di bidang yang paling berdampak, memastikan setiap kursus memenuhi standar kualitas Duolingo,” katanya. Teknologi ini memungkinkan tim untuk menghasilkan materi pembelajaran dengan cepat, akurat, dan tetap relevan dengan kebutuhan pengguna global.
Menurut laporan Forbes (2025), Duolingo telah lama dikenal sebagai pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk pendidikan. Integrasi AI generatif kali ini memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin inovasi, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mempercepat proses kreatif yang sebelumnya bergantung pada tenaga manusia.
AI: Pendorong Produktivitas dan Efisiensi
Von Ahn menegaskan bahwa AI tidak hanya berfungsi sebagai pengganti karyawan, tetapi juga sebagai alat untuk mengubah cara perusahaan beroperasi. “Perusahaan perlu memikirkan ulang banyak hal untuk menyusun ulang sistem. Kami ingin bergerak cepat untuk memanfaatkan teknologi yang sedang populer ini,” ungkapnya. Dalam praktiknya, AI kini terlibat dalam berbagai aspek operasional Duolingo, mulai dari pembuatan konten hingga perekrutan dan evaluasi kinerja karyawan.
Salah satu kebijakan baru yang diungkapkan von Ahn adalah bahwa penambahan karyawan hanya akan dilakukan jika tim tidak mampu mengotomatiskan lebih banyak pekerjaan. Pendekatan ini mencerminkan komitmen Duolingo terhadap efisiensi maksimal. TechCrunch (2025) mencatat bahwa strategi ini mirip dengan pendekatan “mobile-first” yang diterapkan Duolingo lebih dari satu dekade lalu, yang berhasil membawa perusahaan ke puncak popularitas di industri edutech.
Dampak pada Tenaga Kerja dan Tantangan Etika
Meski membawa banyak manfaat, keputusan Duolingo untuk menggantikan karyawan kontrak dengan AI juga menimbulkan kekhawatiran. Pakar tenaga kerja dari Universitas Indonesia, Dr. Rina Susanti, yang dikutip Kompas (2025), memperingatkan bahwa otomatisasi berlebihan dapat memperburuk ketimpangan sosial. “Ketika perusahaan besar seperti Duolingo beralih ke AI, kita harus memikirkan dampaknya terhadap lapangan kerja, terutama bagi pekerja kontrak yang rentan,” katanya.
Namun, von Ahn menegaskan bahwa Duolingo tetap berkomitmen untuk mendukung karyawannya. “Kami tidak ingin AI menggantikan manusia sepenuhnya. Kami ingin teknologi ini memperkaya peran manusia dalam perusahaan,” tegasnya. Langkah ini juga didukung oleh data dari McKinsey & Company (2025), yang menyebutkan bahwa lebih dari 60% perusahaan teknologi besar kini mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi dan skalabilitas operasional mereka.
Masa Depan Pembelajaran Bahasa dengan AI
Peluncuran 148 kelas bahasa baru ini tidak hanya memperluas katalog Duolingo, tetapi juga menunjukkan potensi besar AI dalam pendidikan. Dengan kemampuan untuk mempersonalisasi konten dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pengguna, AI generatif membuka peluang baru bagi platform edukasi. “Ini adalah langkah besar menuju masa depan di mana teknologi dan manusia bekerja sama untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih baik,” ujar Becker.
Sumber dari The Verge (2025) melaporkan bahwa Duolingo berencana untuk terus mengembangkan fitur berbasis AI, seperti latihan interaktif yang lebih cerdas dan rekomendasi pembelajaran yang dipersonalisasi. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk tetap relevan di tengah persaingan ketat dalam industri pembelajaran bahasa.
Tren Global dan Posisi Duolingo
Langkah Duolingo ini mencerminkan tren global yang lebih luas. Menurut Gartner (2025), penggunaan AI dalam pendidikan diperkirakan akan tumbuh sebesar 45% dalam lima tahun ke depan. Duolingo, dengan inovasinya yang terbaru, tampaknya berada di garis depan perubahan ini, menjadi contoh bagaimana teknologi dapat diintegrasikan secara etis dan produktif.
Sebagai penutup, peluncuran kelas-kelas baru ini menegaskan posisi Duolingo sebagai pemimpin dalam pembelajaran bahasa berbasis teknologi. Dengan kombinasi AI dan komitmen terhadap kualitas, perusahaan ini tidak hanya menciptakan terobosan, tetapi juga membentuk arah masa depan pendidikan global.