Elon Musk Bentuk America Party, Dukung Bitcoin, dan Tantang Fiat: Perseteruan dengan Trump Memanas

7/8/20254 min baca

Elon Musk Bakal Mundur dari Kabinet Trump Usai Tesla Terpuruk
Elon Musk Bakal Mundur dari Kabinet Trump Usai Tesla Terpuruk

Jakarta, 8 Juli 2025 – Elon Musk, miliarder eksentrik dan CEO Tesla serta SpaceX, telah mengguncang dunia politik Amerika Serikat dengan mengumumkan pembentukan America Party, sebuah partai politik baru yang menempatkan Bitcoin (BTC) sebagai inti dari visinya. Dalam pernyataan kontroversial di platform X, Musk menyatakan bahwa mata uang fiat "tidak memiliki harapan," menegaskan sikap anti-uang fiat dan komitmennya terhadap cryptocurrency sebagai masa depan ekonomi. Pengumuman ini tidak hanya mencerminkan ambisi Musk untuk mereformasi sistem keuangan, tetapi juga terjadi di tengah perseteruan terbuka dengan Presiden AS, Donald Trump, yang semakin memanaskan lanskap politik.

Awal Mula Perseteruan Musk dan Trump

Konflik antara Musk dan Trump mencapai titik kritis setelah Musk secara terbuka mengkritik One Big Beautiful Bill Act, sebuah undang-undang anggaran yang didukung Trump. Rancangan undang-undang ini, yang diperkirakan akan menambah US$3,3 triliun ke utang nasional AS dalam dekade mendatang, disebut Musk sebagai "sama sekali gila dan merusak." Ia memperingatkan bahwa kebijakan tersebut akan "mengikis jutaan lapangan kerja di AS dan menyebabkan kerugian strategis yang besar bagi negara." Kritik ini memicu respons keras dari Trump, yang pernah menjalin hubungan baik dengan Musk selama masa jabatan pertamanya.

Trump menyerang balik melalui Truth Social, menyebut Musk "telah kehilangan akal sehatnya" dan menuduh America Party berpotensi "memecah suara Republik" pada pemilu paruh waktu 2026. Sebelumnya, Musk sempat menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) di bawah pemerintahan Trump, sebuah posisi yang bertujuan mengurangi pengeluaran federal. Namun, perbedaan visi terkait kebijakan anggaran akhirnya memicu perpecahan ini. Untuk membuktikan dukungan publik, Musk menggelar jajak pendapat di X, yang menunjukkan hampir dua pertiga responden mendukung pembentukan partai baru. Hasil ini menjadi dorongan bagi Musk untuk mendeklarasikan America Party pada 6 Juli 2025.

Visi America Party: Bitcoin sebagai Pilar Ekonomi

America Party lahir dengan visi yang radikal: mengadopsi Bitcoin dan teknologi blockchain sebagai solusi untuk mengatasi kelemahan sistem keuangan berbasis fiat. "Fiat tidak memiliki harapan, jadi ya," tulis Musk di X, menjawab pertanyaan pengguna tentang apakah partainya akan mendukung Bitcoin. Pandangan ini sejalan dengan keyakinan Musk bahwa mata uang fiat, yang tidak didukung oleh aset fisik seperti emas, rentan terhadap inflasi dan manipulasi pemerintah, sehingga tidak lagi relevan di era digital.

Musk bukan pendatang baru di dunia cryptocurrency. Pada Februari 2021, Tesla menginvestasikan US$1,5 miliar dalam Bitcoin, sebuah langkah yang mengejutkan pasar dan menjadikan perusahaan tersebut salah satu pelopor di antara korWHENporasi publik yang memegang aset kripto. Hingga kini, Tesla memiliki 11.509 BTC, senilai sekitar US$1,26 miliar, menempatkannya sebagai pemegang Bitcoin terbesar kesembilan di antara perusahaan publik, menurut data Bitbo. SpaceX, perusahaan lain di bawah kendali Musk, juga diketahui memiliki Bitcoin dalam portofolionya, meskipun jumlah pastinya tidak diungkapkan.

Samson Mow, pendiri Jan3 dan tokoh terkenal di komunitas Bitcoin, menyambut baik langkah Musk. "Merangkul Bitcoin bisa memberi Musk keunggulan atas Trump dalam perseteruan mereka yang sedang berlangsung," ujar Mow. Ia menambahkan bahwa dukungan seorang figur berpengaruh seperti Musk dapat mempercepat adopsi cryptocurrency di tingkat nasional.

Tantangan Besar di Depan Mata

Meski didukung kekayaan pribadi yang mencapai ratusan miliar dolar dan pengaruh global yang luar biasa, Musk menghadapi sejumlah tantangan signifikan dalam mewujudkan ambisi politiknya bersama America Party:

  1. Hambatan Hukum: Lahir di Pretoria, Afrika Selatan, Musk tidak memenuhi syarat konstitusional untuk mencalonkan diri sebagai presiden AS. Meski begitu, ia menegaskan bahwa fokus America Party saat ini adalah pada pemilihan DPR dan Senat, bukan kursi kepresidenan.

  2. Reputasi Publik: Musk dikenal sebagai figur yang polarisasi. Meskipun memiliki jutaan pengikut setia, ia juga sering dikritik karena pernyataan kontroversialnya. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pernah menyatakan, "Jika Anda melihat polling, Elon tidak sepopuler ide-idenya." Hal ini menunjukkan bahwa membangun basis dukungan luas bisa menjadi tantangan besar.

  3. Akses Surat Suara: Mendapatkan pengakuan resmi sebagai partai politik di 50 negara bagian AS memerlukan proses yang rumit, termasuk pengumpulan tanda tangan pemilih dan navigasi birokrasi lokal. Partai baru sering kali tersandung pada hambatan ini.

  4. Dominasi Sistem Dua Partai: Sejarah politik AS menunjukkan bahwa partai ketiga jarang berhasil menembus dominasi Partai Republik dan Demokrat. Trump sendiri mengecam langkah Musk sebagai "tidak masuk akal," mengklaim bahwa partai ketiga "tidak pernah berhasil" di AS.

Upaya Tokoh Politik Lain Mendekati Musk

Sebelum mendirikan America Party, Musk sempat menjadi incaran sejumlah tokoh politik. Andrew Yang, mantan kandidat presiden dan pendiri Forward Party, pernah mencoba mengajak Musk bergabung atau membentuk aliansi politik. Sementara itu, Steven Nekhaila dari Libertarian National Committee juga menghubungi Musk, berharap ia mendukung agenda libertarian. Namun, Musk menolak tawaran tersebut dan memilih mengejar visinya sendiri, yang dipicu oleh ketidaksetujuannya terhadap One Big Beautiful Bill Act.

Dampak pada Pasar dan Ekonomi

Pengumuman America Party dan dukungan Musk terhadap Bitcoin langsung terasa di pasar keuangan. Dalam 24 jam setelah deklarasi, harga Bitcoin melonjak 2% menjadi US$109.000, menurut CoinDesk. Analis pasar seperti Vijay Boyapati memperkirakan bahwa langkah Musk dapat mendorong lebih banyak investor institusional dan politisi untuk mempertimbangkan cryptocurrency sebagai aset strategis.

Namun, ada sisi lain dari koin ini. Perseteruan Musk dan Trump berpotensi menciptakan ketidakpastian politik yang lebih besar di AS. Ekonom dari Goldman Sachs memperingatkan bahwa "ketidakstabilan politik dapat memicu volatilitas di pasar saham dan obligasi," yang berisiko mengganggu pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Sementara itu, para pendukung Musk berargumen bahwa visinya tentang ekonomi berbasis Bitcoin dapat menjadi solusi inovatif untuk masalah utang nasional yang membengkak.

Kesimpulan

Pembentukan America Party oleh Elon Musk adalah langkah berani yang mencerminkan ambisinya untuk mengubah paradigma politik dan ekonomi AS. Dengan menempatkan Bitcoin sebagai pilar utama dan menantang dominasi uang fiat, Musk menawarkan visi yang radikal namun kontroversial. Meskipun tantangan yang dihadapinya tidak kecil—mulai dari hambatan hukum hingga resistensi politik—pengaruh dan sumber daya Musk menjadikannya kekuatan yang tidak bisa diabaikan. Dunia kini menunggu untuk melihat apakah America Party akan menjadi angin segar atau sekadar gejolak sementara dalam politik Amerika.