Emas Antam Melemah, Rupiah Menguat Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata

6/24/20252 min baca

Three gold bars stacked on top of each other
Three gold bars stacked on top of each other

Jakarta, 24 Juni 2025 – Pasar keuangan Indonesia menunjukkan reaksi positif pada Selasa pagi (24/06) setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan gencatan senjata dalam konflik Iran-Israel yang sempat memanas. Harga emas Antam turun Rp10.000 menjadi Rp1.932.000 per gram, sementara nilai tukar rupiah menguat ke Rp16.377 per dolar AS dari level terendah sebelumnya di Rp16.400. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga naik, kini berada di 6.918, mencerminkan optimisme pasar terhadap meredanya ketegangan geopolitik.

Latar Belakang Konflik Iran-Israel

Konflik antara Iran dan Israel meningkat tajam pada awal Juni 2025, dipicu oleh serangan udara Israel terhadap fasilitas militer Iran. Ketegangan memuncak pada Minggu (22/06) ketika AS, di bawah arahan Trump, melancarkan serangan terhadap situs nuklir utama Iran sebagai respons atas ancaman Teheran terhadap sekutunya. Iran membalas dengan memblokir Selat Hormuz, jalur strategis yang mengangkut 20% pasokan minyak dunia, menurut International Energy Agency (IEA). Blokade ini memicu lonjakan harga minyak Brent ke US$81,40 per barel, mengguncang pasar global.

Setelah 12 hari ketegangan, Trump mengumumkan gencatan senjata mendadak pada Senin malam (23/06). Dalam pernyataannya yang dikutip Reuters, ia berkata, "Kami telah mencapai titik di mana kedua pihak setuju untuk menghentikan permusuhan demi stabilitas kawasan." Kesepakatan ini disambut baik oleh pasar dunia, termasuk Indonesia.

Dampak pada Harga Emas Antam

Penurunan harga emas Antam ke Rp1.932.000 per gram mencerminkan berkurangnya ketidakpastian geopolitik. Emas, yang biasanya menjadi aset safe-haven saat krisis, kehilangan daya tariknya seiring pulihnya kepercayaan investor. Antara News melaporkan bahwa harga emas global juga turun 0,5% ke US$3.350 per ons, sejalan dengan tren lokal. "Investor mulai beralih ke aset berisiko seperti saham setelah gencatan senjata," kata Reza Priyambada, analis BNI Sekuritas.

Namun, beberapa pakar tetap berhati-hati. "Gencatan senjata ini masih rapuh. Jika ada pelanggaran, emas bisa kembali naik tajam," ujar Priyambada, menyoroti ketidakpastian di Timur Tengah.

Rupiah dan IHSG Menguat

Rupiah yang menguat ke Rp16.377 per dolar AS didukung oleh aliran modal asing yang kembali masuk, menurut Bloomberg. Selama eskalasi konflik, Indonesia mengalami capital outflow signifikan, tetapi gencatan senjata membalikkan tren tersebut. "Pasar obligasi Indonesia kembali diminati setelah ketegangan mereda," kata Ibrahim Assuaibi, pengamat valas.

Sementara itu, IHSG yang naik ke 6.918 menunjukkan kinerja positif di sektor energi dan perbankan. Data IDX mencatat kenaikan saham pertambangan sebesar 2,3% dan perbankan 1,8%, didorong oleh stabilisasi harga komoditas global.

Pasar Kripto Ikut Pulih

Konflik sebelumnya juga memengaruhi pasar kripto. Bitcoin sempat anjlok ke US$99.000 dan Ether ke US$2.100 akibat panic selling. Namun, pasca-gencatan senjata, Bitcoin rebound ke US$101.000 dan Ether ke US$2.250, menurut CoinDesk. "Pasar kripto sangat sensitif terhadap sentimen global. Gencatan senjata ini memberi ruang untuk pemulihan," tulis CoinDesk.

Pandangan Analis Ekonomi

Para analis memberikan tanggapan beragam. Faisal Basri, ekonom Universitas Indonesia, memperingatkan bahwa stabilitas Timur Tengah belum terjamin. "Gencatan senjata harus didukung diplomasi kuat agar tidak runtuh," katanya. Ia juga menekankan pentingnya Indonesia mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Sebaliknya, Bank Indonesia (BI) optimistis dengan penguatan rupiah. "Kami akan terus memantau pasar dan siap melakukan intervensi jika volatilitas meningkat," ujar juru bicara BI. Proyeksi jangka pendek menunjukkan rupiah bisa stabil di kisaran Rp16.300–Rp16.400, sementara IHSG berpotensi menembus 7.000 jika sentimen positif berlanjut.

Kesimpulan

Pengumuman gencatan senjata oleh Trump telah meredakan gejolak pasar keuangan, dengan emas Antam melemah, rupiah menguat, dan IHSG naik. Meski demikian, pelaku pasar diimbau tetap waspada terhadap perkembangan geopolitik. Stabilitas ekonomi Indonesia ke depan akan bergantung pada keberlanjutan kesepakatan ini dan respons cepat dari otoritas moneter.