Emas Antam Naik Gila-Gilaan hingga 47%, Lampaui Saham dan IHSG
Surakarta, 7 Oktober 2025 – Harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus mencetak rekor baru sepanjang tahun ini, dengan kenaikan mencapai 47,6% secara year-to-date (YTD). Dari harga awal tahun di Rp1.524.000 per gram, emas Antam kini dibanderol Rp2.250.000 per gram, menurut data resmi dari situs Logam Mulia Antam. Kenaikan ini jauh melampaui performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang hanya naik 15% YTD dari level 7.088 ke 8.176, seperti dilansir dari TradingView. Emas kini dianggap sebagai aset safe-haven yang lebih menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global, terutama bagi investor yang mencari lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas pasar.
Kenaikan emas Antam ini sejalan dengan tren harga emas dunia yang juga melonjak. Menurut Bloomberg, spot gold naik lebih dari 20% sepanjang 2025, didorong oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan pemangkasan suku bunga The Fed. Di Indonesia, permintaan emas fisik meningkat 15% pada semester pertama 2025, menurut laporan World Gold Council, karena investor ritel beralih dari saham ke aset komoditas untuk melindungi nilai aset mereka dari pelemahan rupiah.
Faktor Pendorong Kenaikan Emas
Beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan emas Antam meliputi:
Pelemahan Dolar AS: Indeks Dolar AS (DXY) turun 10,57% sejak awal tahun, menurut Investing.com, membuat emas lebih murah bagi pembeli asing. Pelemahan dolar ini dipicu oleh pemangkasan suku bunga The Fed dan ketegangan perdagangan global, yang membuat investor beralih ke emas sebagai lindung nilai.
Ketegangan Geopolitik: Konflik di Timur Tengah, termasuk serangan AS ke Iran, memperburuk ketidakpastian, mendorong permintaan emas. Menurut Kitco News, permintaan emas dari bank sentral naik 30% pada 2025, dengan China sebagai pembeli terbesar.
Inflasi dan Kebijakan Moneter: Inflasi AS naik ke 2,9% pada Agustus, menurut Bureau of Labor Statistics, membuat emas menarik sebagai pelindung nilai. Di Indonesia, inflasi Juli 2,37%, tapi naiknya harga pangan mendorong investor ke emas.
Perbandingan dengan IHSG: Sementara emas naik 47,6%, IHSG hanya naik 15%, dipengaruhi oleh shutdown AS dan pelemahan rupiah. Menurut Bisnis Indonesia, IHSG turun 1,30% ke 7.665 pada Agustus, sementara emas Antam naik karena aset safe-haven.
Dampak pada Investor dan Ekonomi
Kenaikan emas ini menguntungkan investor yang memegang aset fisik atau derivatif seperti XAU/USD. Di Indonesia, permintaan emas fisik naik 20% pada 2025, menurut Antam, didorong oleh ketidakpastian global. Namun, bagi eksportir, pelemahan rupiah ke Rp16.454 (naik dari Rp16.265) bisa meningkatkan pendapatan, tapi menekan impor.
Ekonom Faisal Basri dari UI memperingatkan bahwa kenaikan emas bisa jadi gelembung jika ketegangan geopolitik mereda. "Emas naik karena risiko, tapi jika diplomasi berhasil, harga bisa koreksi tajam," ujarnya di Kompas. Sementara itu, IHSG yang naik tipis 0,23% ke 7.976 menunjukkan ketahanan pasar saham domestik.
Kesimpulan
Kenaikan emas Antam hingga 47,6% YTD melampaui IHSG yang hanya naik 15%, menunjukkan preferensi investor ke aset safe-haven di tengah ketidakpastian. Dengan faktor seperti pelemahan dolar dan geopolitik, emas tetap menarik, tapi investor harus waspada volatilitas.