Emas Antam Turun 8,84% dari Rekor Tertinggi, Pasar Kripto dan IHSG Menguat


Jakarta, 15 Mei 2025 – Harga emas Antam mengalami penurunan drastis sebesar 8,84% dari rekor tertingginya, kini dibanderol Rp1.866.000 per gram. Sebelumnya, logam mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk ini mencapai puncak harga Rp2.039.000 per gram pada 22 April 2025. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk negosiasi tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China yang meredakan ketegangan perdagangan global. Sementara itu, pasar kripto dan saham menunjukkan performa positif, dengan Ethereum melonjak 35%, Bitcoin kembali ke level US$100.000, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,27% ke level 7.000.
Tren Penurunan Harga Emas Antam
Harga emas Antam telah menunjukkan volatilitas yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Menurut data dari market.bisnis.com, harga emas sempat mencapai Rp1.9 juta per gram pada awal Mei 2025 sebelum akhirnya turun ke Rp1.866.000 per gram pada 15 Mei 2025. Penurunan ini sejalan dengan tren global, di mana harga emas dunia juga melemah setelah aksi profit-taking investor pasca-puncaknya pada April 2025. Treasury melaporkan bahwa pada 28 Oktober 2024, harga emas dunia turun 0,5% ke US$2.733,02 per troy ons, sebuah pola yang tampaknya berulang pada 2025 akibat stabilnya kondisi ekonomi global.
Penurunan harga emas Antam juga mencerminkan berkurangnya permintaan terhadap aset safe haven. Ketika ketidakpastian ekonomi mereda, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke instrumen dengan potensi imbal hasil lebih tinggi. Data historis dari pusatdata.kontan.co.id menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan kecil pada 14 Mei 2025 (Rp2.000 per gram), tren keseluruhan tetap menurun sejak rekor April.
Negosiasi Tarif AS-China dan Dampaknya
Salah satu pemicu utama penurunan harga emas adalah negosiasi tarif antara AS dan China. Kedua negara besar ini sepakat untuk menunda dan menurunkan tarif yang sebelumnya memberatkan perdagangan bilateral. Menurut Cointelegraph, langkah ini mengurangi ketegangan yang selama ini mendorong investor mencari perlindungan di emas. Dengan stabilitas yang meningkat, pasar aset berisiko seperti kripto dan saham menjadi lebih menarik.
Negosiasi ini juga memengaruhi nilai tukar dan sentimen pasar global. Ketika investor merasa lebih percaya diri, aliran dana beralih dari emas ke instrumen seperti Bitcoin dan Ethereum, yang menawarkan potensi pertumbuhan lebih besar. Analis pasar memperkirakan bahwa stabilitas perdagangan ini dapat bertahan dalam jangka pendek, meskipun risiko volatilitas tetap ada jika negosiasi mengalami hambatan di masa depan.
Lonjakan Pasar Kripto: Ethereum dan Bitcoin Bersinar
Pasar kripto menunjukkan kinerja luar biasa di tengah penurunan harga emas. Ethereum melonjak 35% dalam seminggu terakhir, sementara Bitcoin kembali mencapai level US$100.000 setelah sempat tertekan di bawah angka tersebut. Cointelegraph melaporkan bahwa kenaikan ini didorong oleh optimisme investor pasca-kesepakatan tarif AS-China, ditambah dengan arus masuk dana institusional yang terus meningkat.
Analis dari CoinDesk mencatat bahwa pergeseran sentimen dari aset safe haven ke aset berisiko menjadi salah satu faktor utama. “Investor kini lebih berani mengambil risiko, dan kripto menjadi salah satu penerima manfaat utama,” ujar seorang analis pasar. Selain itu, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara turut mendukung tren bullish ini. Meski begitu, volatilitas tetap menjadi tantangan yang harus diperhatikan oleh para pelaku pasar kripto.
Kenaikan IHSG: Pasar Saham Indonesia Menguat
Di pasar domestik, IHSG berhasil naik 1,27% ke level 7.000 pada 15 Mei 2025, menjadikannya salah satu indeks saham terkuat di Asia-Pasifik. Kenaikan ini didukung oleh sentimen positif dari stabilitas perdagangan global dan kebijakan ekonomi domestik yang kondusif. Menurut Bloomberg, IHSG menunjukkan ketahanan meskipun beberapa indeks regional seperti Nikkei 225 dan Kospi mengalami pelemahan.
Faktor domestik juga berperan penting. Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, sebuah langkah yang meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus fiskal turut mengerek optimisme di pasar saham. Namun, pelemahan rupiah ke Rp16.537 per dolar AS tetap menjadi perhatian, meskipun intervensi BI berhasil menjaga stabilitas.
Perspektif Ahli dan Prospek Pasar
Para ahli pasar menilai bahwa penurunan harga emas adalah fenomena sementara yang dipicu oleh perubahan sentimen global. “Emas cenderung melemah saat ketegangan mereda, tetapi bisa rebound jika ada ketidakpastian baru,” kata Lukman Leong, pengamat pasar keuangan. Sementara itu, analis kripto optimistis bahwa Bitcoin dan Ethereum dapat mencetak rekor baru dalam beberapa bulan mendatang, didukung oleh inovasi teknologi dan adopsi yang lebih luas.
Untuk IHSG, kenaikan ke level 7.000 dianggap sebagai sinyal positif bagi ekonomi Indonesia. “Pasar saham kita menunjukkan ketahanan yang luar biasa, tetapi stabilitas rupiah tetap menjadi kunci,” ujar seorang analis dari Bloomberg. Prospek jangka pendek tampak cerah, meskipun investor disarankan untuk tetap waspada terhadap risiko eksternal.
Kesimpulan
Penurunan harga emas Antam sebesar 8,84% ke Rp1.866.000 per gram mencerminkan pergeseran preferensi investor dari aset safe haven ke instrumen berisiko tinggi seperti kripto dan saham. Negosiasi tarif AS-China menjadi katalis utama, mendorong lonjakan Ethereum 35%, kembalinya Bitcoin ke US$100.000, dan kenaikan IHSG ke 7.000. Meskipun pasar menunjukkan optimisme, volatilitas tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai dalam beberapa waktu ke depan.