Gara-Gara Krisis, USDT Diterima Buat Beli Mobil Toyota-BYD di Bolivia: Langkah Inovatif di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi

9/22/20252 min baca

Gara-Gara Krisis, USDT Diterima Buat Beli Mobil Toyota-BYD di Bolivia: Langkah Inovatif di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi
Gara-Gara Krisis, USDT Diterima Buat Beli Mobil Toyota-BYD di Bolivia: Langkah Inovatif di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi

Surakarta, 9 September 2025 – Di tengah krisis ekonomi yang melanda Bolivia, industri otomotif di negara tersebut mulai membuka diri terhadap aset digital. Kini, merek-merek besar seperti Toyota, Yamaha, dan BYD telah resmi menerima pembayaran menggunakan stablecoin Tether (USDT), sebuah cryptocurrency yang dipatok nilainya dengan dolar AS. Langkah ini tidak hanya mencerminkan adaptasi terhadap ketidakpastian finansial, tetapi juga menjadi contoh bagaimana aset digital semakin terintegrasi ke dalam transaksi sehari-hari di negara berkembang.

CEO Tether, Paolo Ardoino, menyambut baik inisiatif ini sebagai bukti bahwa USDT berfungsi layaknya "dolar digital" di pasar negara berkembang. "Aset ini menjadi alternatif praktis bagi ratusan juta orang yang membutuhkan akses finansial lebih luas," ujar Ardoino dalam konferensi pers di La Paz. Ia menambahkan bahwa penerimaan USDT oleh perusahaan global seperti Toyota dan Yamaha menjadi simbol penyebaran aset digital yang semakin masif, terutama di wilayah dengan inflasi tinggi dan akses bank terbatas.

Krisis ekonomi Bolivia, yang ditandai dengan hiperinflasi mencapai 300% pada 2024 dan depresiasi mata uang boliviano hingga 50% terhadap dolar AS, telah mendorong masyarakat beralih ke aset stabil seperti USDT untuk melindungi nilai uang mereka. Menurut laporan Reuters, transaksi pembayaran crypto di Bolivia mencapai US$430 juta dalam 12 bulan terakhir, naik 630% dibandingkan tahun sebelumnya, sejak pencabutan larangan crypto pada 2024 oleh Banco Central de Bolivia.

Dampak pada Industri Otomotif dan Ekonomi Lokal

Penerimaan USDT sebagai metode pembayaran untuk mobil Toyota, Yamaha, dan BYD di Bolivia adalah langkah inovatif yang memudahkan konsumen di tengah ketidakstabilan mata uang lokal. Menurut CoinDesk, dealer mobil di La Paz dan Santa Cruz telah mengintegrasikan sistem pembayaran USDT melalui wallet seperti Binance atau Tether Wallet, memungkinkan transaksi cepat tanpa fluktuasi nilai. "Ini bukan hanya gimmick, tapi solusi nyata untuk masyarakat yang kesulitan mengakses dolar AS secara fisik," kata seorang dealer Toyota di Bolivia.

Langkah ini juga sejalan dengan tren global di negara berkembang. Di Argentina, yang mengalami inflasi 200% pada 2024, perusahaan seperti Mercado Libre telah menerima pembayaran crypto untuk barang-barang besar seperti mobil, menurut Bloomberg. Di Venezuela, di mana hiperinflasi mencapai 10.000% pada 2019, USDT menjadi "mata uang tidak resmi" untuk transaksi sehari-hari, dengan volume transaksi mencapai US$1 miliar per bulan, seperti dilaporkan Chainalysis pada 2025.

Di Bolivia, penerimaan USDT diharapkan dapat menstabilkan sektor otomotif yang terpukul oleh inflasi. Penjualan mobil turun 40% pada 2024 karena daya beli masyarakat menurun, menurut Asociación de Automotores de Bolivia. Dengan USDT, transaksi menjadi lebih efisien dan aman, mengurangi ketergantungan pada bank yang sering kali dibatasi oleh regulasi ketat.

Respons Pemerintah dan Regulasi

Pencabutan larangan crypto di Bolivia pada 2024 menjadi tonggak penting. Banco Central de Bolivia kini mengakui aset digital sebagai alat tukar yang sah, meskipun dengan pengawasan ketat untuk mencegah pencucian uang. Menurut The Block, langkah ini terinspirasi dari El Salvador yang mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang legal pada 2021, meskipun Bolivia lebih fokus pada stablecoin seperti USDT untuk stabilitas nilai.

Di Asia Tenggara, tren serupa muncul. Di Filipina, Grab menerima pembayaran crypto untuk layanan transportasi sejak 2025, menurut CoinDesk. Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mempertimbangkan regulasi serupa untuk stablecoin, dengan target implementasi pada 2026, seperti dilaporkan Bisnis Indonesia.

Kesimpulan

Langkah Bolivia menerima USDT untuk pembelian mobil mencerminkan adaptasi ekonomi di negara berkembang terhadap krisis. Dengan stablecoin yang stabil dan efisien, aset digital seperti USDT bukan hanya tren, tapi solusi nyata untuk akses keuangan yang lebih inklusif. Di tengah inflasi dan ketidakstabilan, inovasi ini bisa menjadi model bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk mengintegrasikan crypto ke dalam ekonomi sehari-hari.