Gara-Gara Tarif Trump Bikin 52% Gen Z Cemas soal Duit dan Gak Bisa Tidur
Surakarta, 21 Oktober 2025 – Amerisleep, perusahaan penjualan tempat tidur asal AS, mengungkapkan bahwa 52% generasi Z (Gen Z) mengalami kesulitan tidur karena memikirkan masalah finansial dan ekonomi. Studi ini menunjukkan bahwa 13% orang AS memiliki rutinitas mengecek pasar saham dan rekening bank sebelum tidur, yang mengganggu kualitas istirahat mereka. Lonjakan kecemasan ini dimulai sejak kenaikan tarif oleh Presiden Donald Trump, di mana Gen Z khawatir dengan kondisi ekonomi hingga terbangun di tengah malam. "Jika keadaan finansial memburuk, mereka terus memikirkan biaya sewa tempat tinggal hingga pekerjaan," ujar perwakilan Amerisleep, seperti dilansir dari Fox Business.
Studi Amerisleep ini dilakukan pada Agustus 2025 dengan melibatkan 1.000 responden berusia 18-24 tahun, di mana 70% mengaku kualitas tidur mereka memburuk sejak tarif Trump diberlakukan. Kenaikan tarif ini, yang mencapai 100% pada barang impor China, telah memicu inflasi di AS, dengan CPI naik ke 2,9% pada Agustus, menurut Bureau of Labor Statistics (BLS). Inflasi ini membuat biaya hidup melonjak, terutama untuk Gen Z yang bergantung pada pekerjaan gig economy dan pinjaman mahasiswa.
Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, juga mengakui dampaknya. Dalam pidato Jackson Hole pada Agustus 2025, Powell menyatakan bahwa "Gen Z tidak bisa mendapatkan ketenangan akibat inflasi yang membandel, harga properti melambung hingga angka pengangguran kian meningkat." Data BLS menunjukkan pengangguran Gen Z (usia 16-24) mencapai 9,9% pada September 2025, naik dari 9,2% tahun sebelumnya, di tengah kenaikan biaya sewa rumah hingga 7% di kota-kota besar seperti New York dan San Francisco, menurut Zillow.
Perang dagang AS-China menjadi pemicu utama. Trump, sejak periode kedua kepresidenannya, telah memberlakukan tarif untuk "menyeimbangkan perdagangan," tapi hal ini justru memicu ketidakpastian pasar. Menurut Reuters, tarif ini telah menambah biaya impor, mendorong inflasi, dan memperlambat pertumbuhan global 0,5%. Di AS, ini berdampak pada Gen Z yang baru memasuki pasar kerja, dengan banyak yang mengalami "financial anxiety" akibat utang pinjaman mahasiswa mencapai US$1,7 triliun, menurut Federal Reserve Bank of New York.
Studi serupa dari American Psychological Association (APA) pada 2024 menunjukkan bahwa 65% Gen Z AS mengalami stress finansial, naik 20% dari 2023, dengan 40% melaporkan gangguan tidur. "Ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan seperti tarif Trump memperburuk kesehatan mental Gen Z," kata psikolog APA, Vaile Wright, dalam wawancara dengan CNN.
Di Indonesia, tren serupa terlihat. Menurut survei Bank Indonesia pada 2025, 45% Gen Z mengalami kecemasan finansial akibat inflasi dan pengangguran pemuda mencapai 14%, menurut BPS. Meskipun tidak langsung terkait tarif Trump, ketegangan perdagangan global memengaruhi ekspor Indonesia, yang turun 5% pada Q2 2025, menurut Kementerian Perdagangan.
Amerisleep menyarankan rutinitas tidur sehat, seperti menghindari ponsel sebelum tidur dan meditasi, untuk mengurangi dampak stress finansial. Namun, solusi jangka panjang memerlukan kebijakan ekonomi yang lebih inklusif untuk Gen Z.
Kesimpulan
Kenaikan tarif Trump menjadi katalisator kecemasan finansial Gen Z di AS, dengan 52% mengalami gangguan tidur. Di tengah inflasi, pengangguran, dan biaya hidup yang naik, kebijakan ini memengaruhi kesehatan mental dan ekonomi global, termasuk Indonesia. Studi seperti dari Amerisleep dan APA menekankan perlunya pendekatan holistik untuk mengatasi dampak ini.
