Gemini AI Bakal Digunakan untuk Menentukan Iklan di YouTube: Strategi Baru yang Menuai Kritik


Jakarta, 17 Mei 2025 – Google kembali menggebrak dunia teknologi dengan rencana penggunaan Gemini AI, kecerdasan buatan (AI) canggih besutannya, untuk menentukan penempatan iklan di YouTube. Melansir Dexerto, AI ini akan fokus pada momen "puncak" dalam setiap video—saat jumlah penonton mencapai titik tertinggi keterlibatan—untuk memutar iklan. Teknologi ini, yang disebut "Peak Points," diumumkan dalam acara Brandcast di New York sebagai bagian dari strategi YouTube untuk meningkatkan efektivitas iklan.
Dengan pendapatan iklan mencapai US$36 miliar pada tahun lalu, YouTube berharap strategi ini dapat memaksimalkan perhatian penonton dan meningkatkan pendapatan lebih jauh. Namun, langkah ini tidak luput dari kritik, termasuk dari CEO Tether, Paolo Ardoino, yang menyebutnya berpotensi merusak pengalaman pengguna.
Cara Kerja Gemini AI dalam Penempatan Iklan
Gemini AI akan menganalisis berbagai elemen video, seperti frame, transkrip, dan kemungkinan data keterlibatan pengguna, untuk mengidentifikasi momen paling menarik—misalnya, klimaks emosional atau adegan dramatis. Iklan kemudian akan diputar tepat setelah momen tersebut, memanfaatkan keterlibatan maksimal penonton. Pendekatan ini, yang dikenal sebagai "emotion-based targeting," bertujuan untuk meningkatkan ingatan penonton terhadap iklan dan mendorong interaksi lebih tinggi.
Menurut laporan dari The Verge, YouTube telah lama menggunakan AI untuk mengoptimalkan iklan, tetapi integrasi Gemini AI menawarkan presisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya. Fitur "Peak Points" ini dirancang untuk memberikan pengalaman iklan yang lebih kontekstual, menyesuaikan penempatan berdasarkan isi video.
Dampak bagi Pengiklan dan YouTube
Bagi pengiklan, strategi ini menjanjikan keuntungan besar. Dengan iklan yang muncul pada momen puncak, engagement dan tingkat klik diperkirakan meningkat, sehingga kampanye iklan menjadi lebih efektif. YouTube, sebagai platform yang mengandalkan iklan sebagai tulang punggung pendapatannya, bisa melihat lonjakan pendapatan dari strategi ini. Data dari Statista menunjukkan bahwa iklan video digital terus tumbuh, dan YouTube mendominasi pasar ini dengan pangsa yang signifikan.
Namun, ada risiko yang perlu diperhatikan. Penempatan iklan yang terlalu agresif dapat mengganggu alur menonton, yang menjadi inti dari pengalaman YouTube. Jika tidak dikelola dengan baik, strategi ini bisa memicu penolakan dari pengguna.
Kritik dari Paolo Ardoino dan Pengguna
CEO Tether, Paolo Ardoino, menjadi salah satu yang vokal menentang strategi ini. Dalam cuitannya di X pada 17 Mei 2025, ia berkata, “Strategi yang bagus untuk membuat produk yang diiklankan menjadi sangat dibenci. Pengguna mungkin mengasosiasikan produk dengan kekecewaan karena terputus pada momen puncak video.” Nada sarkastiknya mencerminkan kekhawatiran bahwa iklan yang menginterupsi bisa merusak persepsi terhadap brand.
Reaksi serupa juga muncul dari pengguna di media sosial. Sejumlah komentar di X menyebut pendekatan ini “intrusif” dan “menjengkelkan,” dengan beberapa pengguna mengancam akan beralih ke platform lain jika iklan menjadi terlalu mengganggu.
Konteks Industri dan Sejarah YouTube
Langkah ini sejalan dengan tren global di industri periklanan digital. Perusahaan seperti Meta dan Google semakin mengandalkan AI untuk menganalisis perilaku pengguna dan konten guna menyajikan iklan yang lebih relevan. Menurut Forbes, pasar iklan berbasis AI diperkirakan mencapai nilai miliaran dolar dalam beberapa tahun ke depan, menunjukkan betapa pentingnya inovasi ini.
YouTube sendiri bukan pendatang baru dalam eksperimen iklan. Dari iklan pre-roll, iklan yang tidak bisa dilewati, hingga iklan pada layar jeda, platform ini terus mencari cara untuk menyeimbangkan monetisasi dan kepuasan pengguna. Gemini AI menjadi langkah terbaru dalam evolusi tersebut.
Implikasi bagi Kreator Konten
Kreator konten, tulang punggung ekosistem YouTube, juga akan terpengaruh. Di satu sisi, peningkatan pendapatan iklan bisa meningkatkan bagi hasil mereka. Namun, di sisi lain, penempatan iklan yang tidak sesuai dengan alur konten mereka berisiko mengurangi keterlibatan penonton. Kreator mungkin perlu menyesuaikan gaya pembuatan video agar tetap selaras dengan strategi baru ini.
Kesimpulan
Penggunaan Gemini AI untuk penempatan iklan di YouTube adalah terobosan yang berpotensi mengubah lanskap periklanan digital. Meski menawarkan peluang besar bagi pengiklan dan platform, kritik dari tokoh seperti Paolo Ardoino dan pengguna menegaskan bahwa keberhasilan strategi ini bergantung pada eksekusi yang bijaksana. YouTube harus memastikan bahwa inovasi ini tidak mengorbankan pengalaman menonton yang menjadi daya tarik utamanya.