Gen Z Murka, Pemerintahan di Seluruh Dunia Kena Demo
Surakarta, 5 Oktober 2025 – Di seluruh dunia, generasi Z (Gen Z) semakin vokal menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan. Mulai dari Maroko, Nepal, Prancis, hingga Indonesia dan Filipina, kaum muda ini memimpin demonstrasi besar-besaran yang menuntut akuntabilitas, lapangan kerja layak, dan pengentasan kemiskinan. Aksi-aksi ini sering kali berujung pada bentrokan dengan aparat keamanan, menunjukkan ketegangan sosial yang semakin memuncak di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Fenomena ini bukanlah kebetulan. Menurut laporan Bloomberg pada Agustus 2025, Gen Z, yang lahir antara 1997-2012, menghadapi tantangan ekonomi yang lebih berat dibandingkan generasi sebelumnya. Dengan pengangguran pemuda global mencapai 13,6% pada 2024 menurut International Labour Organization (ILO), banyak anak muda merasa terpinggirkan. Di Indonesia, misalnya, tingkat pengangguran pemuda usia 15-24 tahun mencapai 13,9% pada Februari 2025, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), yang memperburuk rasa frustrasi mereka.
Demonstrasi di Berbagai Negara: Dari Maroko hingga Indonesia
Di Maroko, protes Gen Z dimulai pada Juli 2025 menuntut reformasi ekonomi setelah pengeluaran besar untuk Piala Dunia 2030 dinilai tidak proporsional dengan kebutuhan rakyat. Menurut Reuters, demonstran menyerukan pengurangan korupsi dan peningkatan lapangan kerja, dengan aksi berujung pada bentrokan dengan polisi di Rabat.
Nepal menyaksikan gelombang protes antikorupsi yang dipimpin Gen Z pada Agustus 2025, yang berujung pada pembakaran gedung parlemen dan Mahkamah Agung. BBC News melaporkan bahwa aksi ini dipicu oleh dugaan korupsi pemerintahan, dengan pemuda menggunakan aplikasi seperti Discord untuk mengorganisir demonstrasi. Hasilnya, pemerintahan digulingkan dan perdana menteri sementara ditunjuk.
Di Prancis, Gen Z turun ke jalan pada Juni 2025 menentang reformasi pensiun yang dianggap tidak adil. The Guardian melaporkan bahwa protes ini melibatkan ratusan ribu pemuda, yang menuntut keadilan sosial dan lapangan kerja, di tengah pengangguran pemuda Eropa yang mencapai 14,5% menurut Eurostat.
Indonesia dan Filipina juga tak ketinggalan. Di Indonesia, demonstrasi Gen Z pada Agustus 2025 menentang revisi Undang-Undang Pilkada dan dugaan korupsi, seperti dilaporkan CNN Indonesia. Protes berujung ricuh dengan pembakaran gedung DPR, menuntut reformasi politik dan ekonomi. Di Filipina, Gen Z memprotes korupsi dan ketidakadilan ekonomi, dengan aksi massa di Manila yang melibatkan puluhan ribu pemuda, menurut Rappler.
Penyebab Umum: Korupsi, Ketidakadilan, dan Krisis Ekonomi
Para ahli menilai bahwa aksi Gen Z ini didorong oleh faktor bersama: korupsi yang merajalela, ketidakadilan sosial, dan sempitnya lapangan kerja. Menurut World Bank, pengangguran pemuda global mencapai 73 juta pada 2024, dengan Gen Z paling terdampak karena krisis ekonomi pasca-pandemi. Di Indonesia, BPS mencatat pengangguran pemuda 15-24 tahun naik ke 13,9% pada Q2 2025, sementara di Nepal, tingkat pengangguran pemuda mencapai 19%, menurut ILO.
"Elite politik terus mempertontonkan kemewahan, sementara kaum muda berjuang untuk pekerjaan layak," kata analis politik dari The Diplomat. Media sosial mempercepat penyebaran, dengan platform seperti X dan TikTok menjadi alat organisasi utama. Di Nepal, Discord digunakan untuk koordinasi, sementara di Indonesia, hashtag #TolakRevisiUU trending di X dengan jutaan interaksi.
Respons Pemerintah dan Dampak Global
Pemerintah di berbagai negara merespons dengan campuran represi dan dialog. Di Nepal, pemerintahan digulingkan, sementara di Indonesia, pemerintah berjanji reformasi. Di Prancis, Presiden Macron menarik sebagian reformasi pensiun akibat tekanan jalanan. Namun, di Maroko, aparat keamanan menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstran, menurut Amnesty International.
Dampaknya meluas ke ekonomi global. Protes di negara berkembang seperti Indonesia dan Filipina bisa memengaruhi rantai pasok, dengan penurunan produksi akibat aksi mogok. Menurut Bloomberg, protes Gen Z di Asia Tenggara telah memicu capital outflow sebesar US$2 miliar pada Agustus 2025.
Kesimpulan
Gelombang protes Gen Z di seluruh dunia menunjukkan kekuatan kaum muda dalam menuntut perubahan. Dengan media sosial sebagai katalisator, aksi ini bisa meluas dan memaksa pemerintahan untuk lebih responsif. Namun, tanpa solusi konkret terhadap korupsi dan pengangguran, ketegangan ini berpotensi berlanjut, memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial global.
