IHSG Cetak Rekor Baru di Level 8.017 Saat Pidato Kenegaraan Prabowo
Jakarta, 15 Agustus 2025 – Pasar saham Indonesia menyambut baik pidato kenegaraan pertama Presiden Prabowo Subianto dengan kenaikan signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada sesi I hari ini, naik 36,52 poin atau 0,46% menjadi 8.017, menurut data dari Antara News. Penguatan ini didorong oleh optimisme investor terhadap program-program ekonomi yang disampaikan Prabowo, khususnya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diklaim akan menciptakan 290 ribu lapangan kerja baru dan melibatkan 1 juta petani.
Analis dari Bisnis Indonesia menyebut kenaikan ini sebagai respons terhadap prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat, dengan target PDB 2025 di atas 5%. Namun, volume transaksi relatif rendah karena investor masih waspada terhadap volatilitas global, termasuk ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan suku bunga The Fed yang tetap tinggi.
Pidato Prabowo: Fokus pada Kesejahteraan dan Pertumbuhan
Dalam pidato kenegaraan perdananya di depan DPR/MPR, Prabowo Subianto menekankan program MBG sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. "MBG bukan hanya program sosial, tapi juga investasi ekonomi yang akan mendorong sektor pertanian dan menciptakan lapangan kerja massal," ujar Prabowo, seperti dikutip dari Kompas.com. Program ini diperkirakan akan menyerap anggaran hingga Rp400 triliun per tahun, tetapi diharapkan memberikan multiplier effect pada PDB melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Selain MBG, Prabowo juga menyoroti target PDB 8% dalam lima tahun, hilirisasi industri, dan reformasi birokrasi. Menurut CNBC Indonesia, pidato ini memberikan sinyal positif bagi sektor konsumsi dan pertanian, yang tercermin dalam kenaikan saham perusahaan seperti Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik 2,5% dan Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 1,8%.
Dampak pada Sektor Ekonomi
Kenaikan IHSG hari ini didukung oleh penguatan di sektor keuangan dan infrastruktur. Data dari BEI menunjukkan bahwa saham bank seperti Bank Mandiri naik 1,2% dan Bank BCA naik 0,8%, mencerminkan kepercayaan investor terhadap stabilitas keuangan domestik. Sementara itu, sektor pertanian dan makanan juga mengalami kenaikan, dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk naik 1,5% akibat ekspektasi peningkatan permintaan dari program MBG.
Namun, volume transaksi yang rendah menunjukkan bahwa investor masih berhati-hati. Analis dari Mandiri Sekuritas, Denny Kusuma, mengatakan kepada Investor Daily, "Volume rendah karena pasar masih mencermati risiko global, seperti konflik di Timur Tengah dan potensi kenaikan suku bunga The Fed." Selain itu, ketidakpastian geopolitik telah memengaruhi harga komoditas, dengan minyak mentah Brent naik 0,5% ke US$70 per barel, menurut Reuters.
Respons Pasar Global
Pasar global menunjukkan sentimen campur aduk. Indeks Dow Jones naik tipis 0,2% setelah pidato Prabowo, didorong oleh harapan stabilitas di Asia Tenggara. Namun, Nasdaq turun 0,3% akibat tekanan di sektor teknologi. Di Asia, Nikkei Jepang naik 0,8%, sementara Kospi Korea Selatan turun 0,5%, mencerminkan ketidakpastian suku bunga global.
Harga emas dunia naik 0,3% ke US$3.350 per ons, menurut Kitco, karena investor mencari aset safe-haven di tengah volatilitas global. Di pasar domestik, emas Antam naik Rp5.000 ke Rp1.924.000 per gram, menurut Logam Mulia.
Pendapat Analis dan Ekspektasi ke Depan
Analis dari Danareksa Sekuritas, Lucky Arie Wibowo, mengatakan kepada Bisnis.com, "Pidato Prabowo memberikan sentimen positif jangka pendek, tapi investor harus waspada terhadap risiko eksternal seperti konflik Timur Tengah yang bisa memengaruhi harga minyak dan inflasi." Ia memperkirakan IHSG bisa mencapai 8.200 pada akhir 2025 jika target PDB 5% tercapai.
Di sisi lain, ekonom dari Bank Mandiri, Andry Asmoro, memperingatkan bahwa program MBG memerlukan anggaran besar, yang dapat memengaruhi defisit fiskal jika tidak dikelola dengan baik. "Kenaikan IHSG hari ini adalah respons awal, tapi keberlanjutan tergantung pada implementasi kebijakan," katanya.
Secara keseluruhan, pasar menunjukkan optimisme dengan kenaikan IHSG dan emas, serta penguatan rupiah. Namun, ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang perlu dicermati oleh investor.