IHSG Menghijau, Emas Antam Melonjak Jadi Rp1.924.000 Hari Ini

7/14/20252 min baca

white and red basketball hoop near white concrete building during daytime
white and red basketball hoop near white concrete building during daytime

Jakarta, 14 Juli 2025 – Pasar saham Indonesia memulai pekan ini dengan nada optimis. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau pada hari Senin (14/07), naik 1,18% menjadi 7.130. Tak kalah menarik, harga emas Antam juga mencatat kenaikan sebesar Rp5.000 per gram, mencapai Rp1.924.000. Kinerja positif ini terjadi di tengah sorotan pasar terhadap kebijakan tarif impor baru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025, serta perpanjangan negosiasi yang dianggap membuka peluang kompromi.

Performa Pasar Saham dan Emas

Sebelumnya, IHSG ditutup dengan total nilai transaksi mencapai Rp12,92 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 20,97 miliar saham dan jumlah transaksi sebanyak 1,45 juta kali. Kapitalisasi pasar seluruh emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada angka Rp12.404 triliun. Penguatan IHSG ini, menurut PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), didorong oleh kombinasi sentimen global dan lokal yang mendukung.

Harga emas Antam yang naik Rp5.000 menjadi Rp1.924.000 per gram mengikuti tren positif di pasar global. Kenaikan ini juga mencerminkan posisi emas sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi. Data dari akhir pekan sebelumnya menunjukkan emas Antam sempat melonjak Rp13.000 menjadi Rp1.919.000 per gram, menandakan permintaan yang kuat dari investor yang mencari stabilitas.

Kebijakan Tarif Trump dan Dampaknya

Pasar global, termasuk Indonesia, tengah mencermati rencana tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Trump. Kebijakan ini menetapkan tarif sebesar 32% untuk Indonesia, konsisten dengan pengenaan tarif pada April 2025 yang sempat memicu volatilitas pasar. Namun, perpanjangan negosiasi hingga akhir Juli 2025 memberikan harapan baru. Pelaku pasar melihatnya sebagai peluang untuk mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan, yang tercermin dalam penguatan IHSG hari ini.

Analis pasar dari Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany, menyatakan bahwa investor saat ini mengadopsi pendekatan wait and see. “Ketidakpastian terkait tarif Trump dan arah suku bunga AS mendorong minat pada saham-saham defensif,” katanya. Saham seperti INDF (Indofood Sukses Makmur), yang menunjukkan tren kenaikan sejak April 2025, menjadi favorit di tengah gejolak pasar.

Sentimen Global dan Lokal

Penguatan IHSG sejalan dengan tren positif di pasar global. Indeks utama AS seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq juga mencatat kenaikan, didukung oleh ekspektasi stabilitas ekonomi pasca-negosiasi tarif. Di sisi lokal, imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun yang turun ke 6,603% sejak awal tahun menjadi indikator positif bagi pasar saham.

Sementara itu, harga emas dunia (XAU/USD) yang pulih dari penurunan sebelumnya turut mendukung kenaikan emas Antam. Menurut laporan pasar, emas tetap menjadi pilihan utama investor di tengah ancaman perang dagang yang belum sepenuhnya mereda.

Reaksi Investor dan Analisis Pasar

Reaksi investor terhadap perkembangan ini bercampur antara optimisme dan kewaspadaan. Postingan di media sosial X menunjukkan sentimen positif terhadap perpanjangan negosiasi, dengan beberapa pengguna memprediksi IHSG akan terus menguat jika kompromi tercapai. Namun, ada pula kekhawatiran bahwa tarif 32% dapat memukul sektor ekspor Indonesia, terutama industri tekstil dan alas kaki.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Muhammad Edhie Purnawan, mengingatkan bahwa dampak jangka panjang dari tarif ini bisa signifikan. “Ekspor kita ke AS bisa turun drastis jika tidak ada solusi. Diversifikasi pasar dan penguatan sektor domestik harus jadi prioritas,” ujarnya. Ia menyarankan insentif pajak dan pelatihan tenaga kerja sebagai langkah mitigasi.

Outlook ke Depan

Dengan IHSG yang kembali menghijau dan emas Antam yang stabil di level tinggi, pasar menunjukkan tanda-tanda ketahanan. Analis merekomendasikan investor untuk tetap selektif, dengan fokus pada saham defensif dan aset safe-haven seperti emas. Perkembangan negosiasi hingga akhir Juli akan menjadi penentu utama arah pasar dalam beberapa minggu ke depan.

Secara keseluruhan, performa positif hari ini mencerminkan optimisme yang hati-hati. Pelaku pasar berharap negosiasi dapat meredakan ketegangan perdagangan, memberikan kepastian yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.