Investasi Asing Masuk Rp150T Q3 2025, Fokus Sektor Hijau

10/18/20251 min baca

blue solar panels on green grass field under white clouds and blue sky during daytime
blue solar panels on green grass field under white clouds and blue sky during daytime

Surakarta, 18 Oktober 2025 – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman modal asing (PMA) ke Indonesia mencapai Rp150 triliun pada kuartal III (Q3) 2025. Angka ini menunjukkan kenaikan 15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan fokus utama pada sektor energi terbarukan dan teknologi. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, menyatakan bahwa peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor asing terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, dengan target PMA keseluruhan US$60 miliar pada akhir 2025.

Menurut laporan resmi BKPM, sektor energi terbarukan seperti panel surya dan baterai EV menjadi primadona, menyumbang 40% dari total FDI. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Prabowo Subianto yang mendorong hilirisasi dan transisi energi hijau. "Investasi di sektor hijau naik 25% YoY, didorong insentif pajak dan kemudahan izin," ujar Ichwan dalam konferensi pers di Jakarta.

Data dari Kementerian Investasi menunjukkan bahwa investor utama berasal dari Singapura (US$3,5 miliar), China (US$2,8 miliar), dan Jepang (US$2,2 miliar), dengan fokus pada proyek di Jawa Barat dan Batam. Proyek terbesar termasuk pabrik baterai lithium dari konsorsium China-Jepang senilai Rp20 triliun.

Menurut laporan World Bank pada 2025, FDI Indonesia naik 18% pada semester pertama, didorong reformasi regulasi seperti Omnibus Law. Namun, tantangan seperti infrastruktur dan birokrasi masih menjadi hambatan. "Indonesia perlu tingkatkan daya saing untuk capai target US$60 miliar," kata ekonom World Bank Ndiame Diop.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa sektor teknologi, termasuk fintech dan AI, menyumbang 25% FDI Q3, naik dari 15% tahun lalu. Ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, dengan target pertumbuhan 6-7% per tahun.

Ekonom Faisal Basri dari UI mengatakan, "Fokus sektor hijau tepat, tapi perlu pengawasan agar investasi tak picu defisit lingkungan." Sementara Ketua Kadin Arsjad Rasjid optimistis, "FDI ini cipta 500K kerja baru & dorong PDB 0,5%."

Dengan target US$60 miliar, pemerintah optimistis FDI akan dorong pertumbuhan 5,2% 2025, meski waspadai shutdown AS & perang dagang.