Investor di Balik Colossal Biosciences yang Hidupkan Kembali Dire Wolf Setelah 12.000 Tahun Punah

4/15/20253 min baca

dire wolves Colossal Biosciences
dire wolves Colossal Biosciences

Surakarta – Dalam sebuah pencapaian yang mengguncang dunia ilmiah dan bioteknologi, Colossal Biosciences Inc., perusahaan berbasis di Dallas, Texas, berhasil menghidupkan kembali Dire Wolf (Aenocyon Dirus), spesies serigala purba yang telah punah lebih dari 12.000 tahun. Proyek ambisius ini, yang semula dianggap sebagai mimpi yang sulit diwujudkan, kini menjadi kenyataan berkat kemajuan teknologi genetika dan dukungan finansial dari para miliarder ternama. Keberhasilan ini, sebagaimana dilansir Bloomberg, menandai era baru dalam upaya de-extinction—proses menghidupkan kembali spesies yang telah lama hilang dari muka bumi.

Latar Belakang: Dari Skeptisme ke Pengakuan

Konsep de-extinction pertama kali mencuat sebagai ide revolusioner namun kontroversial. Menggunakan teknologi seperti CRISPR, para ilmuwan berupaya mengedit materi genetik spesies modern untuk menciptakan organisme yang menyerupai spesies yang telah punah. Colossal Biosciences, yang didirikan pada 2021 oleh Ben Lamm dan ahli genetika terkenal George Church, memulai perjalanan ini dengan target ambisius. Proyek Dire Wolf mereka awalnya menuai keraguan dari para ahli paleo-genetika, yang mempertanyakan kelayakan teknis dan implikasi etisnya. Namun, semua skeptisme itu sirna ketika tiga anak Dire Wolf—diberi nama Romulus, Remus, dan Khaleesi—lahir dan kini hidup di cagar alam seluas 2.000 hektar di lokasi rahasia di Amerika Serikat. Keberhasilan ini mengubah pandangan dunia terhadap potensi bioteknologi.

Dukungan Finansial dari Investor Kelas Dunia

Keberhasilan Colossal Biosciences tidak lepas dari sokongan finansial yang luar biasa. Perusahaan ini kini memiliki valuasi fantastis sebesar US$10 miliar, dengan total dana yang terkumpul mencapai US$435 juta dari berbagai investor ternama. Di antara mereka adalah sutradara trilogi Lord of the Rings Peter Jackson, firma investasi nirlaba IQT (didirikan oleh CIA untuk mendukung inovasi teknologi), dan pendiri ARCH Venture Partners Robert Nelsen, yang dikenal sebagai salah satu pelopor investasi di bidang bioteknologi. Selain itu, investor awal seperti Winklevoss Capital Management (milik saudara kembar Winklevoss), motivator terkenal Tony Robbins, dan bahkan selebritas Paris Hilton telah meraup keuntungan signifikan dalam bentuk ekuitas dari perusahaan spin-off yang dihasilkan oleh Colossal. Dana dari putaran seri B tahun lalu, yang mencapai ratusan juta dolar, secara khusus dialokasikan untuk mempercepat proyek-proyek de-extinction, menurut dokumen resmi perusahaan.

Terobosan Teknologi yang Mengesankan

Bagaimana Colossal berhasil menghidupkan kembali Dire Wolf? Prosesnya melibatkan kombinasi teknologi genetika mutakhir dan analisis fosil yang teliti. Para ilmuwan Colossal mengambil sampel DNA dari fosil Dire Wolf berusia 13.000 dan 72.000 tahun, yang kemudian digunakan untuk mengedit genom serigala abu-abu modern (Canis lupus). Hasilnya adalah spesies yang secara fisik dan perilaku sangat mirip dengan Dire Wolf—dengan tubuh besar, rahang kuat, dan insting predator yang khas. “Ini bukan sekadar rekayasa genetika, tetapi seni menghidupkan kembali sejarah,” kata Ben Lamm, CEO Colossal, dalam wawancara eksklusif dengan TechCrunch. Kelahiran Romulus, Remus, dan Khaleesi menjadi bukti nyata bahwa de-extinction bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang dapat disentuh.

Dampak Global dan Prospek Masa Depan

Keberhasilan proyek Dire Wolf telah mengubah cara investor memandang Colossal Biosciences. Perusahaan ini kini dilihat sebagai pelopor di industri bioteknologi, menarik minat dari berbagai kalangan yang ingin berinvestasi dalam revolusi ilmiah ini. Colossal tidak berhenti di Dire Wolf; mereka berencana menghidupkan kembali spesies lain seperti mamut berbulu, burung dodo, dan harimau Tasmania dalam dekade mendatang. Dana dari putaran seri B difokuskan untuk memperluas upaya ini, dengan target menciptakan ekosistem baru yang mendukung konservasi dan biodiversitas.

Namun, keberhasilan ini juga memicu diskusi etika yang mendalam. Beberapa ahli, seperti Christopher Preston, filsuf lingkungan dari University of Montana, mempertanyakan apakah sumber daya besar yang digunakan untuk de-extinction lebih baik dialihkan untuk melindungi spesies yang masih ada dan terancam punah. Di sisi lain, Colossal berargumen bahwa teknologi ini tidak hanya menghidupkan kembali spesies, tetapi juga membuka peluang baru dalam penelitian medis, seperti pengembangan organ buatan dan terapi genetik. “Kami sedang membangun masa depan di mana manusia dapat memperbaiki kesalahan ekologis masa lalu,” tambah Lamm.

Kesimpulan: Era Baru Bioteknologi

Kelahiran kembali Dire Wolf oleh Colossal Biosciences adalah tonggak sejarah yang menunjukkan potensi tak terbatas dari bioteknologi modern. Dengan dukungan investor miliarder dan valuasi yang melonjak, perusahaan ini telah mengubah skeptisme menjadi kekaguman. Ke depannya, dunia akan menyaksikan bagaimana Colossal terus mendorong batas-batas ilmiah, sembari menghadapi tantangan etika dan ekologis yang tak terhindarkan. Satu hal yang pasti: nama Colossal Biosciences akan terus bergema di panggung global.