ITB Bakal Bangun Kampus AI Pertama di Pantai Indah Kapuk 2

7/4/20253 min baca

ITB Bakal Bangun Kampus AI Pertama di Pantai Indah Kapuk 2: Sinergi Pendidikan dan Industri untuk Masa Depan Teknologi
ITB Bakal Bangun Kampus AI Pertama di Pantai Indah Kapuk 2: Sinergi Pendidikan dan Industri untuk Masa Depan Teknologi

Jakarta, 4 Juli 2025 – Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu perguruan tinggi teknik terkemuka di Indonesia, telah menandatangani kesepakatan strategis dengan PT Kukuh Mandiri, anak perusahaan dari Agung Sedayu Group dan Salim Group, untuk membangun kampus baru di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2). Kampus ini akan menjadi pusat pendidikan dan riset yang fokus pada teknologi masa depan, khususnya di bidang Kecerdasan Buatan (AI) dan Teknologi Kesehatan (MedTech). Langkah ini merupakan wujud nyata dari sinergi antara perguruan tinggi dan sektor swasta untuk memperluas cakupan pendidikan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, menyambut baik kerja sama ini sebagai momen strategis untuk memperluas jangkauan ITB. "Kami tidak hanya membangun fisik, tapi juga ingin menjadi perguruan tinggi yang dikenal secara global dan memberikan dampak yang relevan bagi masyarakat," ujarnya dalam laporan resmi pada Rabu (02/07). Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi ITB sebagai pelopor dalam pendidikan teknologi tinggi dan inovasi di Indonesia.

Detail Kesepakatan dan Lokasi Kampus

Kampus baru ITB akan dibangun di kawasan PIK2, sebuah proyek pengembangan terpadu yang terletak di pesisir utara Jakarta. Menurut Kompas.com, lokasi ini dipilih karena strategis dan memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi teknologi di Indonesia. PT Kukuh Mandiri, sebagai mitra, akan menyediakan lahan seluas 10 hektar dan mendukung pembangunan infrastruktur kampus yang modern dan berkelanjutan.

Fasilitas yang direncanakan meliputi laboratorium canggih, pusat riset, ruang kelas digital, serta area kolaborasi untuk mahasiswa dan industri. "Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung inovasi dan kolaborasi lintas disiplin," kata Direktur Utama PT Kukuh Mandiri, Budi Santoso, dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia.

Fakultas yang Akan Dibuka

Pada tahap awal, kampus ini akan menampung empat fakultas yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri masa depan:

  1. Sekolah Bisnis dan Manajemen: Menawarkan program studi yang mengintegrasikan teknologi dan bisnis, dengan fokus pada manajemen inovasi dan kewirausahaan digital.

  2. Fakultas Teknologi Kesehatan (MedTech): Berfokus pada pengembangan teknologi medis, termasuk perangkat diagnostik, telemedicine, dan solusi kesehatan berbasis data.

  3. Fakultas Kecerdasan Buatan (AI): Menyediakan pendidikan dan riset di bidang machine learning, data science, dan sistem otonom, yang merupakan inti dari revolusi industri 4.0.

  4. Fakultas Arsitektur Lanskap dan Perencanaan Kawasan: Menggabungkan desain berkelanjutan dengan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Menurut Detik.com, program studi yang ditawarkan dirancang untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di era digital, dengan kurikulum yang disesuaikan untuk mempersiapkan lulusan yang kompetitif secara global. Fakultas AI, khususnya, diharapkan menjadi yang pertama di Indonesia yang sepenuhnya fokus pada kecerdasan buatan, menjadikan ITB sebagai pionir di bidang ini.

Dampak terhadap Pendidikan dan Industri

Pembangunan kampus ini diharapkan membawa dampak signifikan bagi dunia pendidikan dan industri di Indonesia:

  • Penyerapan Tenaga Kerja: Dengan fokus pada teknologi tinggi, lulusan ITB diharapkan dapat memenuhi permintaan tenaga kerja di sektor-sektor yang sedang berkembang, seperti teknologi informasi, kesehatan digital, dan industri kreatif.

  • Kolaborasi Industri: Kerja sama dengan Agung Sedayu Group dan Salim Group memungkinkan mahasiswa dan peneliti untuk terlibat dalam proyek-proyek industri nyata, meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar.

  • Inovasi dan Riset: Kampus ini akan menjadi pusat riset yang mendorong inovasi di bidang AI dan MedTech, dengan potensi untuk menghasilkan paten dan teknologi yang dapat dikomersialkan.

Menurut Tempo.co, Prof. Tatacipta Dirgantara menekankan bahwa kampus ini tidak hanya akan memperluas kapasitas ITB, tetapi juga memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan nasional. "Kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung lahirnya inovasi yang berdampak luas bagi masyarakat," tambahnya.

Tantangan dan Harapan

Meski ambisius, proyek ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah memastikan kualitas pendidikan yang setara dengan kampus utama ITB di Bandung. "Kami harus memastikan bahwa standar akademik dan fasilitas di kampus baru ini tidak kalah dari yang ada di Bandung," kata Dr. Budi Rahardjo, pakar teknologi dari ITB.

Selain itu, lokasi di PIK2, yang merupakan kawasan pesisir, memerlukan perencanaan yang matang untuk mitigasi risiko lingkungan, seperti banjir dan kenaikan permukaan air laut. Namun, pihak pengembang menegaskan bahwa desain kampus akan mengadopsi teknologi hijau dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan ini.

Prospek Masa Depan

Dengan pembangunan kampus baru ini, ITB berharap dapat menarik lebih banyak mahasiswa dan peneliti dari seluruh Indonesia dan dunia. "Kami ingin menjadi pusat keunggulan yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional," ujar Rektor ITB.

Pembangunan ini juga sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk menjadikan pendidikan tinggi sebagai motor penggerak inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Dengan fokus pada AI dan MedTech, ITB diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Image Source: PIK2