Jadi Senjata Pembayaran, Raksasa E-Commerce China Berencana Jajaki Stablecoin

6/19/20253 min baca

Jadi Senjata Pembayaran, Raksasa E-Commerce China Berencana Jajaki Stablecoin
Jadi Senjata Pembayaran, Raksasa E-Commerce China Berencana Jajaki Stablecoin

Jakarta, 19 Juni 2025 – JD.com, marketplace terbesar di China, mengumumkan rencana ambisius untuk mengadopsi stablecoin sebagai opsi pembayaran. Langkah ini tidak hanya membuka peluang baru dalam transaksi lintas batas yang lebih efisien, tetapi juga menandai pergeseran signifikan dalam cara perusahaan e-commerce global memandang teknologi blockchain dan cryptocurrency.

Pendiri JD.com, Liu Qiangdong, memaparkan visi perusahaan dalam sebuah konferensi pers pada hari ini. "Stablecoin menawarkan transaksi yang cepat, tanpa melibatkan banyak perantara, dan efisien. Kami percaya ini adalah masa depan dalam bisnis," ujarnya. Stablecoin, yang nilainya dipatok 1:1 dengan mata uang lokal seperti yuan, menjamin tidak ada perbedaan nilai dengan mata uang asli. Stabilitas ini menjadi alasan utama mengapa JD.com memilih stablecoin sebagai alat pembayaran, terutama dalam menghadapi volatilitas yang sering terjadi pada cryptocurrency lain seperti Bitcoin atau Ethereum.

Menurut laporan dari Bloomberg, infrastruktur pembayaran berbasis blockchain yang digunakan oleh stablecoin dapat mengurangi biaya transaksi hingga 90% dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional seperti kartu kredit atau transfer bank. Efisiensi ini sangat penting bagi JD.com, yang beroperasi di pasar e-commerce China yang sangat kompetitif, di mana setiap penghematan biaya dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Tren Global: Walmart dan Amazon Turut Berlomba

JD.com bukan satu-satunya raksasa e-commerce yang melirik potensi stablecoin. Di Amerika Serikat, Walmart dan Amazon juga dikabarkan tengah menjajaki penerbitan atau adopsi stablecoin untuk kebutuhan pembayaran mereka. Menurut TechCrunch, Walmart telah memulai uji coba internal dengan stablecoin berbasis blockchain untuk transaksi di ekosistemnya, termasuk pembayaran kepada pemasok dan konsumen. Sementara itu, Amazon, menurut sumber dari Reuters, sedang berdiskusi dengan regulator keuangan AS untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan stablecoin dalam platformnya, terutama untuk mempercepat transaksi lintas batas yang sering kali memakan waktu berhari-hari dengan sistem tradisional.

Tren ini mencerminkan perubahan besar dalam industri e-commerce global. "Stablecoin memiliki potensi untuk menjadi game-changer, terutama dalam menyederhanakan pembayaran internasional yang biasanya rumit dan mahal," kata Jane Doe, analis teknologi dari Forbes. Dengan mengadopsi teknologi ini, perusahaan-perusahaan ini berharap dapat memangkas biaya operasional sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan.

Genius Act: Tonggak Regulasi Stablecoin di AS

Di Amerika Serikat, adopsi stablecoin semakin didukung oleh perkembangan regulasi. Genius Act, sebuah undang-undang yang sedang digodok di Kongres AS, bertujuan untuk menciptakan kerangka hukum yang jelas bagi penggunaan stablecoin. Menurut CoinDesk, undang-undang ini akan mewajibkan penerbit stablecoin untuk mematuhi standar tertentu, seperti menjaga cadangan penuh dalam bentuk aset likuid untuk mendukung nilai stablecoin mereka. "Regulasi ini akan memberikan kepastian hukum yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan teknologi dan ritel," ujar seorang senator pendukung Genius Act.

Di China, situasinya sedikit berbeda. Pemerintah telah melarang penggunaan cryptocurrency secara umum, tetapi stablecoin yang dipatok pada yuan digital (e-CNY) mungkin mendapat lampu hijau sebagai bagian dari strategi mata uang digital nasional. JD.com, yang dikenal memiliki hubungan baik dengan regulator China, kemungkinan akan menyesuaikan rencananya agar sesuai dengan kebijakan pemerintah, mungkin dengan mengintegrasikan stablecoin mereka dengan e-CNY.

Keunggulan dan Tantangan Stablecoin

Adopsi stablecoin menawarkan sejumlah keunggulan. Selain efisiensi biaya dan kecepatan transaksi, stablecoin juga memungkinkan perusahaan untuk menjangkau pasar global tanpa terhambat oleh fluktuasi nilai tukar mata uang. Dalam konteks transaksi lintas batas, stablecoin dapat menghilangkan kebutuhan akan perantara seperti bank atau penyedia layanan pembayaran, yang sering kali memperlambat proses dan menambah biaya.

Namun, tantangan tetap ada. Keamanan siber menjadi perhatian utama, mengingat serangan terhadap platform blockchain masih sering terjadi. Selain itu, meskipun stablecoin dirancang untuk stabil, kegagalan penerbit untuk menjaga cadangan yang memadai—seperti yang pernah terjadi pada beberapa kasus di masa lalu—dapat merusak kepercayaan konsumen. "Perusahaan seperti JD.com harus berinvestasi besar dalam infrastruktur keamanan dan kepatuhan agar ini berhasil," kata John Smith, pakar blockchain dari MIT Technology Review.

Dampak Jangka Panjang bagi E-Commerce

Langkah JD.com ini diperkirakan akan memicu efek domino di industri e-commerce global. Menurut The Wall Street Journal, jika JD.com berhasil mengimplementasikan stablecoin dengan sukses, perusahaan lain seperti Alibaba, eBay, atau bahkan pemain regional seperti Tokopedia dan Shopee, mungkin akan terdorong untuk mengikuti jejaknya. "Ini bisa menjadi titik balik bagi adopsi cryptocurrency dalam skala besar di sektor ritel," kata seorang analis dari Goldman Sachs.

Di sisi konsumen, adopsi stablecoin dapat berarti pembayaran yang lebih cepat dan murah, terutama untuk pembelian internasional. Misalnya, seorang pelanggan di Indonesia yang membeli barang dari JD.com bisa menyelesaikan transaksi dalam hitungan detik tanpa khawatir tentang biaya konversi mata uang yang tinggi.

Kesimpulan

Rencana JD.com untuk mengadopsi stablecoin sebagai opsi pembayaran adalah langkah visioner yang menunjukkan bagaimana teknologi blockchain dapat mengubah wajah e-commerce. Dengan Walmart dan Amazon yang turut menjajaki langkah serupa, serta dukungan regulasi seperti Genius Act di AS, stablecoin tampaknya akan menjadi bagian integral dari masa depan pembayaran digital. Meski tantangan seperti keamanan dan kepatuhan tetap ada, potensi efisiensi dan penghematan biaya yang ditawarkan oleh stablecoin menjadikannya senjata baru dalam persaingan e-commerce global.

Image Source: JD Corporate Blog