Jika The Fed Benar Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya? Analisis Lengkap untuk Investor


Jakarta, 14 September 2025 – Potensi pemangkasan suku bunga yang disampaikan Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, pada konferensi Jackson Hole bulan lalu, telah membuat pasar cryptocurrency bereaksi cepat. Likuiditas yang lebih longgar memang sering menjadi pemicu naiknya harga aset digital, seperti yang terlihat dari kenaikan Bitcoin (BTC) sebesar 5% dalam 24 jam terakhir menjadi US$62.500, menurut data CoinMarketCap. Namun, di balik euforia sesaat, keputusan investasi tetap harus dilakukan dengan strategi matang. Investor perlu melihat lebih jauh dari hype FOMO (fear of missing out), mengevaluasi entry point, menetapkan target realistis, diversifikasi, dan memantau kebijakan makroekonomi lainnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak potensi pemangkasan suku bunga The Fed terhadap pasar crypto, saham, dan ekonomi global, serta tips strategi untuk menghadapinya.
Sinyal The Fed: Peluang Pemangkasan Makin Kuat
Pernyataan Powell pada akhir Agustus 2025 menegaskan bahwa The Fed siap memangkas suku bunga jika data ekonomi mendukung, terutama jika inflasi terus melambat. Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan 25 basis poin (bps) pada pertemuan FOMC September mencapai 96%, naik dari 85% sebulan lalu. Bahkan, ada kemungkinan 15% untuk pemangkasan 50 bps, yang akan menurunkan suku bunga acuan dari 4,25%-4,50% menjadi 3,75%-4,00%.
Data inflasi Juli yang dirilis BLS menunjukkan CPI naik 0,2% bulanan dan 2,7% tahunan, di bawah ekspektasi 2,8%. Core CPI naik 3,1%, juga lebih rendah dari prediksi. Analis dari Goldman Sachs dalam laporan 10 September 2025 memproyeksikan pemangkasan tiga kali pada 2025, dengan total 75 bps, dan dua kali lagi pada 2026, menurunkan suku bunga ke 3-3,25%.
Dampak Positif pada Aset Berisiko
Pemangkasan suku bunga biasanya meningkatkan likuiditas, mendorong investasi ke aset berisiko seperti saham dan crypto. Historis, pemangkasan suku bunga The Fed pada 2020 memicu lonjakan Bitcoin dari US$7.000 ke US$69.000 dalam setahun, menurut CoinDesk. Saat ini, BTC naik 5% ke US$62.500, dan ETH ke US$3.200, mencerminkan ekspektasi likuiditas lebih tinggi.
Di pasar saham, S&P 500 naik 0,5% pasca-data inflasi, menurut MarketWatch, dengan sektor teknologi dan konsumen diskresioner memimpin. JPMorgan memprediksi S&P 500 bisa capai 6.000 akhir 2025 jika pemangkasan terealisasi.
Risiko dan Tantangan
Meski positif, pemangkasan suku bunga bisa memicu gelembung aset jika terlalu agresif. Nouriel Roubini, ekonom NYU, memperingatkan di CNBC bahwa ini bisa "memicu bubble saham dan crypto, seperti 2021." Inflasi yang naik akibat tarif Trump juga jadi risiko, dengan Reuters memperkirakan tambahan 0,2% ke CPI.
Di Indonesia, pemangkasan The Fed bisa kuatkan rupiah (Rp15.900/USD hari ini) dan dorong IHSG (7.942), tapi BI harus waspada terhadap capital outflow jika suku bunga domestik tidak ikut turun.
Tips Strategi Investasi
Hindari FOMO: Evaluasi entry point dengan analisis fundamental, bukan hype. Gunakan dollar-cost averaging untuk crypto.
Target Realistis: Pasang stop-loss dan take-profit untuk hindari kerugian emosional.
Diversifikasi: Alokasikan 10-20% ke aset berisiko seperti BTC/ETH, sisanya ke saham dan obligasi.
Pantau Makro: Ikuti data CPI, JOLTS, dan pernyataan Powell untuk timing.
Kesimpulan
Pemangkasan suku bunga The Fed bisa jadi katalis positif untuk aset berisiko, tapi risiko inflasi dan gelembung aset tetap ada. Investor perlu strategi matang untuk manfaatkan peluang ini.