Kekayaan Elon Musk Tembus US$749 Miliar Usai Valuasi SpaceX Melonjak ke US$800 Miliar


Surakarta, 22 Desember 2025 - Elon Musk, pendiri dan CEO Tesla serta SpaceX, kembali mencatatkan rekor baru dengan kekayaan bersih yang kini menembus US$749 miliar atau setara Rp12.170 kuadriliun (berdasarkan kurs Rp16.250 per dolar AS pada 16 Desember 2025), menurut perhitungan Forbes. Lonjakan dramatis ini terjadi setelah SpaceX menyelesaikan tender offer yang menaikkan valuasi perusahaan menjadi US$800 miliar, lebih dari dua kali lipat dari US$400 miliar pada Agustus 2025. Prestasi ini menjadikan Musk sebagai manusia pertama dalam sejarah yang mencapai kekayaan triliunan dolar, melampaui jauh para miliarder lain seperti Jeff Bezos (US$220 miliar), Mark Zuckerberg (US$210 miliar), dan Larry Page (US$252 miliar). Kenaikan ini juga didukung oleh kemenangan Musk dalam sengketa hukum terkait paket kompensasi saham Tesla senilai US$146 miliar dari 2018, yang baru saja disahkan pengadilan, menambah asetnya secara signifikan.
Tender offer SpaceX, yang memungkinkan pembelian kembali saham dari investor dan karyawan dengan harga US$421 per saham, telah mendorong valuasi perusahaan ke level baru, menurut laporan Reuters pada 13 Desember 2025. Musk, yang memiliki sekitar 42% saham SpaceX, mendapat tambahan kekayaan sekitar US$168 miliar dari transaksi ini saja, menurut estimasi Bloomberg Billionaires Index. Valuasi US$800 miliar ini membuat SpaceX menjadi perusahaan swasta paling berharga di dunia, melampaui ByteDance (US$480 miliar) dan mendekati target IPO pada 2026 dengan valuasi potensial US$1,5 triliun, seperti yang diproyeksikan Fool.com pada 20 Desember 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh kesuksesan Starship, kontrak NASA senilai miliaran dolar, dan ekspansi Starlink yang kini melayani lebih dari 5 juta pelanggan global, dengan pendapatan diprediksi mencapai US$15 miliar pada 2025.
Selain SpaceX, kekayaan Musk juga ditopang oleh perusahaan lain seperti Tesla (valuasi US$1,2 triliun), Neuralink (US$5 miliar), xAI (US$50 miliar), dan platform X (sebelumnya Twitter) yang dibeli senilai US$44 miliar pada 2022. Kemenangan hukum atas paket kompensasi Tesla, yang sempat dibatalkan pengadilan Delaware pada Januari 2024 tapi disahkan ulang pada Juni 2025, menambah aset saham Musk senilai ratusan miliar dolar. Dibandingkan Larry Page, pendiri Google dengan kekayaan US$252 miliar per Desember 2025, Musk kini hampir tiga kali lebih kaya, menurut Bloomberg Billionaires Index. Lonjakan ini memicu perdebatan tentang ketimpangan kekayaan, dengan kritik dari kalangan seperti Senator Elizabeth Warren yang menyerukan pajak miliarder lebih tinggi untuk mendanai program sosial. Di Indonesia, berita ini menjadi inspirasi bagi startup lokal, meskipun valuasi perusahaan seperti GoTo masih di bawah US$10 miliar. Dengan kekayaan ini, Musk bisa "membeli" PDB negara seperti Belanda atau lebih dari utang nasional Indonesia.
