Kelakar Trump ke Powell soal Gedung The Fed: “Saya Akan Pecat Dia”

7/25/20253 min baca

Kelakar Trump ke Powell soal Gedung The Fed: “Saya Akan Pecat Dia”
Kelakar Trump ke Powell soal Gedung The Fed: “Saya Akan Pecat Dia”

Jakarta, 25 Juli 2025 – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mencuri perhatian dunia setelah melontarkan kelakar tentang pemecatan Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dalam sebuah wawancara singkat pada Kamis (24/07) waktu setempat. Wawancara yang awalnya membahas anggaran renovasi gedung The Fed sebesar US$3,1 miliar berubah menjadi ajang adu argumen antara kedua tokoh ini, menyentuh isu suku bunga yang selama ini menjadi sumber ketegangan. Meski nada bercanda mendominasi, pernyataan Trump memicu spekulasi tentang hubungan keduanya dan masa depan Powell di bank sentral AS.

Awal Mula Perdebatan

Dilansir dari Bloomberg Business, wawancara tersebut berawal dari pertanyaan seorang wartawan tentang apa yang akan dilakukan Trump jika anggaran renovasi gedung The Fed melampaui perkiraan. Dengan gaya khasnya, Trump menjawab, “Umumnya, saya akan memecat dia,” sembari tertawa, merujuk pada Powell. Hadirin ikut tertawa, namun pernyataan itu segera mengarah pada diskusi serius tentang biaya renovasi yang menjadi sorotan.

Trump, yang memiliki pengalaman panjang di dunia real estate, menyebut anggaran US$3,1 miliar itu “sangat mahal” dan “tidak masuk akal.” Ia bahkan mempertanyakan efisiensi pengeluaran The Fed, menyinggung bahwa dana sebesar itu bisa digunakan untuk proyek lain yang lebih bermanfaat bagi rakyat AS. Sebaliknya, Powell membela anggaran tersebut, menegaskan bahwa angka US$3,1 miliar mencakup renovasi gedung utama di Washington, D.C., serta proyek-proyek lain dalam lima tahun terakhir, bukan hanya satu proyek seperti yang disangka Trump.

Detail Proyek Renovasi The Fed

Menurut laporan The Washington Post, gedung utama The Fed yang berdiri sejak 1937 memang membutuhkan pemugaran besar-besaran. Proyek ini meliputi modernisasi infrastruktur, peningkatan keamanan, dan pembaruan teknologi untuk mendukung operasional bank sentral di era digital. Seorang juru bicara The Fed menambahkan bahwa anggaran telah disetujui oleh Kongres dan diawasi ketat untuk memastikan transparansi. “Biaya untuk renovasi gedung utama jauh lebih rendah dari US$3,1 miliar. Angka itu mencakup keseluruhan proyek sejak 2020,” jelasnya.

Namun, Trump tetap skeptis. Dalam wawancara itu, ia menyerukan audit menyeluruh terhadap pengeluaran The Fed, sebuah langkah yang didukung oleh beberapa pendukungnya. “Rakyat Amerika berhak tahu ke mana uang mereka pergi,” tulis Trump dalam posting di Truth Social pasca-wawancara.

Ketegangan Lama: Suku Bunga Jadi Biang Kerok

Perdebatan soal anggaran renovasi bukanlah pertama kalinya Trump dan Powell berselisih. Sejak Trump menjabat pada periode pertamanya di 2016, hubungan keduanya kerap tegang, terutama terkait kebijakan suku bunga. Trump, yang menginginkan suku bunga rendah untuk menggenjot ekonomi, sering kali mengkritik Powell atas keputusannya menaikkan atau mempertahankan suku bunga. Pada 2018, ia bahkan menyebut The Fed sebagai “musuh terbesar” ekonominya.

Dalam wawancara terbaru ini, isu suku bunga kembali muncul. Di akhir sesi, Trump berkomentar sambil tertawa, “Saya senang sekali kalau dia mau menurunkan suku bunga, selain daripada itu, apa yang bisa saya katakan?” Meski nada ringan, pernyataan ini menegaskan bahwa ketegangan antara keduanya masih membara.

Reaksi Publik dan Pasar

Pernyataan Trump langsung memicu reaksi beragam. Indeks Dow Jones dilaporkan oleh Reuters sempat turun 0,3% setelah wawancara, mencerminkan kekhawatiran investor atas ketidakpastian hubungan antara Gedung Putih dan The Fed. Namun, pasar pulih beberapa jam kemudian setelah Trump mengklarifikasi bahwa ia tidak serius memecat Powell. Dalam pernyataan resmi dari Gedung Putih, Trump mengatakan, “Saya tidak akan memecat Powell. Dia kompeten, meskipun kami sering berbeda pendapat.”

Analis dari Goldman Sachs menilai bahwa meskipun kelakar Trump tidak memiliki dampak langsung, hubungan sensitif antara presiden dan bank sentral tetap menjadi faktor yang diperhatikan investor. “Setiap pernyataan, meski bercanda, bisa memengaruhi sentimen pasar,” ujar mereka dalam laporan terbaru.

Implikasi Politik dan Ekonomi

Hubungan antara presiden AS dan The Fed selalu menjadi topik sensitif karena independensi bank sentral adalah pilar utama stabilitas ekonomi. The New York Times mencatat bahwa meskipun Trump tidak memiliki wewenang langsung untuk memecat Powell—yang ditunjuk hingga 2026—pernyataannya dapat memengaruhi ekspektasi pasar dan kepercayaan publik. Seorang ekonom dari Harvard University, yang dikutip oleh CNN, memperingatkan, “Komentar seperti ini bisa merusak kredibilitas The Fed di mata dunia.”

Di sisi lain, pendukung Trump, termasuk beberapa anggota Partai Republik, mendukung kritiknya terhadap The Fed. Mereka berargumen bahwa bank sentral harus lebih akuntabel terhadap rakyat AS, terutama dalam hal pengelolaan dana publik.

Penutup

Kelakar Trump tentang pemecatan Powell mungkin hanya selingan dalam wawancara, tetapi telah membuka kembali diskusi tentang dinamika kekuasaan antara Gedung Putih dan The Fed. Dengan isu suku bunga, inflasi, dan stabilitas ekonomi yang terus menjadi sorotan, interaksi antara Trump dan Powell akan tetap menjadi perhatian global. Klarifikasi Trump bahwa ia tidak akan memecat Powell mungkin meredakan ketegangan sementara, tetapi sejarah panjang ketidakcocokan mereka menunjukkan bahwa cerita ini masih jauh dari selesai