Komdigi Ancam Blokir ChatGPT, Cloudflare, dan 23 Platform Lain di Indonesia
Surakarta, 20 November 2025 - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia mengancam akan memblokir akses ke platform kecerdasan buatan (AI) ChatGPT milik OpenAI dan layanan pengiriman konten Cloudflare, beserta 23 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat lainnya, karena belum memenuhi kewajiban pendaftaran PSE sesuai Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (PM Kominfo) Nomor 5 Tahun 2020. Ancaman ini muncul sebagai upaya pemerintah untuk memperkuat kedaulatan digital nasional dan melindungi masyarakat dari konten berbahaya dalam ekosistem digital. Komdigi memberikan tenggat waktu 14 hari kerja bagi platform-platform tersebut untuk mendaftar melalui sistem Online Single Submission (OSS), atau menghadapi sanksi pemutusan akses sesuai Pasal 7 PM Kominfo 5/2020. Jika tidak dipatuhi, blokir akan diterapkan secara administratif untuk menjaga ruang digital yang sehat dan bertanggung jawab.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, menegaskan bahwa pendaftaran PSE bukan sekadar formalitas administratif, melainkan instrumen krusial untuk memastikan kedaulatan digital Indonesia serta melindungi masyarakat dari ancaman di dunia maya. "Pendaftaran PSE tidak hanya bersifat administratif, tetapi instrumen penting untuk memastikan kedaulatan digital Indonesia serta melindungi masyarakat dalam ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab," ujar Alexander Sabar, seperti dilansir dari berbagai sumber. Ia menambahkan bahwa Komdigi terbuka untuk dialog dan bantuan teknis bagi platform global yang menunjukkan itikad baik, namun kepatuhan pada regulasi nasional adalah garis merah yang tidak bisa ditawar. Proses penegakan regulasi ini dilakukan secara bertahap, dengan notifikasi telah dikirimkan kepada 25 PSE yang belum terdaftar, termasuk yang berbasis di luar negeri.
Secara khusus, Cloudflare menjadi sorotan utama karena layanannya banyak dimanfaatkan oleh situs judi online (judol). Berdasarkan analisis Komdigi terhadap 10.000 sampel situs judol pada 1-2 November 2025, sekitar 76% menggunakan Cloudflare untuk menyamarkan alamat IP dan memindahkan domain guna menghindari pemblokiran. Hal ini menyulitkan upaya pemberantasan judi daring, karena tanpa status PSE yang sah, koordinasi untuk menangani konten terlarang menjadi terhambat. Komdigi meminta Cloudflare untuk lebih kooperatif dan selektif dalam menerima klien berisiko, serta melakukan filtering moderasi konten yang merugikan masyarakat Indonesia. Selain itu, pengguna Cloudflare di Indonesia diimbau untuk mencari alternatif layanan agar tidak terganggu jika blokir benar-benar diterapkan.
Sementara itu, ChatGPT dari OpenAI dinilai belum mematuhi regulasi PSE, yang dianggap penting untuk mengawasi konten yang dihasilkan AI agar sesuai dengan nilai-nilai nasional dan menghindari penyebaran informasi berbahaya. Ancaman blokir ini tidak terbatas pada kedua platform tersebut; total 25 PSE terancam, termasuk Dropbox, Inc., Duolingo, Inc., Wikimedia Foundation (pengelola Wikipedia), Shutterstock, Inc., Getty Images, Inc., Flextech, Inc., Marriott International, Inc., PT Duit Orang Tua, Accor S.A., InterContinental Hotels Group PLC, HIJUP.COM, PT Kasual Jaya Sejahtera, Fashiontoday, PT Beiersdorf Indonesia, PT Kaio Tekno Medika, Fine Counsel, Halo Grup Indo, PT Afiliasi Kontenindo Jaya, Inggris Prima Indonesia, PT Media Kesehatan Indonesia, PandaDoc, Inc., airSlate, Inc., dan PT Zoho Technologies. Platform-platform ini mencakup berbagai sektor seperti AI, pendidikan, finansial, e-commerce, dan layanan konten digital.
Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperketat regulasi digital pasca-pemberlakuan PM Kominfo 5/2020, yang mewajibkan PSE asing mendaftar sebelum beroperasi di Indonesia. Sosialisasi telah dilakukan sejak regulasi diterbitkan, namun penegakan baru ditingkatkan belakangan ini untuk memastikan kepatuhan. Implikasi dari blokir potensial ini cukup luas: bagi Cloudflare, yang digunakan oleh banyak situs web dan aplikasi di Indonesia, pemblokiran bisa mengganggu akses ke ribuan layanan online, termasuk e-commerce dan situs berita. Sementara untuk ChatGPT, blokir akan mempengaruhi pengguna AI di sektor pendidikan, bisnis, dan kreatif, yang mengandalkan tool ini untuk produktivitas. Ekonom menilai langkah ini bisa mendorong platform global untuk lebih kooperatif, tapi juga berpotensi memperlambat inovasi digital jika tidak dikelola dengan baik.
Respons dari masyarakat dan pelaku industri beragam. Di media sosial, banyak yang mendukung upaya pemberantasan judi online melalui blokir Cloudflare, meski khawatir atas dampaknya terhadap layanan sah. Beberapa startup teknologi Indonesia meminta pemerintah untuk memberikan panduan lebih jelas agar tidak menghambat pertumbuhan digital nasional. Komdigi menyatakan siap membantu proses pendaftaran dan terbuka untuk diskusi, dengan harapan platform-platform tersebut segera memenuhi kewajiban demi menjaga ekosistem digital yang aman dan berdaulat. Langkah ini menjadi bagian dari strategi lebih luas pemerintah Prabowo-Gibran untuk memperkuat regulasi digital, sejalan dengan pemberantasan konten ilegal dan perlindungan data nasional.
