Malaysia Mulai Agresif, Incar Produksi Semikonduktor US$270 Miliar
Malaysia kini tengah melangkah agresif untuk menempatkan dirinya sebagai kekuatan baru dalam industri semikonduktor global. Negara ini tidak lagi ingin hanya menjadi pusat perakitan chip, melainkan berambisi untuk mendesain chip secara mandiri dan menargetkan ekspor produk semikonduktor senilai US$270 miliar pada tahun 2030. Langkah ini menandai perubahan besar dalam strategi teknologi Malaysia, yang siap bersaing di panggung dunia.
Kolaborasi Strategis dengan Arm Holdings
Untuk mewujudkan rencana ambisius ini, Malaysia menjalin kerja sama senilai US$250 juta dengan Arm Holdings, perusahaan desain chip terkemuka asal Inggris. Kolaborasi ini berlangsung selama 10 tahun dan mencakup transfer teknologi serta lisensi desain chip yang akan digunakan oleh perusahaan-perusahaan lokal. Melalui kemitraan ini, Malaysia berharap dapat membangun kemampuan desain chip mandiri, sebuah langkah penting untuk naik ke level yang lebih tinggi dalam rantai nilai semikonduktor.
Selain itu, kerja sama ini juga akan melatih 10.000 insinyur Malaysia dalam bidang desain chip. Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang mampu bersaing di pasar global. Menteri Ekonomi Malaysia, Rafizi Ramli, optimis bahwa inisiatif ini akan melahirkan 10 perusahaan chip lokal dengan total pendapatan tahunan mencapai US$20 miliar. Lebih jauh lagi, langkah ini diperkirakan akan meningkatkan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.
Dukungan Investasi dari Raksasa Teknologi
Malaysia telah menjadi magnet bagi investasi teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 2023, perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Nvidia, unit Alphabet Google, dan ByteDance telah menggelontorkan miliaran dolar ke negara ini. Investasi tersebut sebagian besar difokuskan pada layanan cloud dan pusat data, didorong oleh permintaan kecerdasan buatan (AI) yang terus meningkat. Kehadiran raksasa teknologi ini tidak hanya memperkuat infrastruktur digital Malaysia, tetapi juga mendukung ambisinya untuk menjadi pusat produksi semikonduktor yang kompetitif.
Peluang dan Tantangan ke Depan
Rencana Malaysia ini membuka peluang besar untuk meningkatkan posisi ekonomi dan teknologi negara di kancah internasional. Dengan menguasai desain chip, Malaysia dapat mengurangi ketergantungan pada impor teknologi dan memperluas pasar ekspornya. Namun, tantangan yang dihadapi tidak kecil. Industri semikonduktor global didominasi oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Taiwan, dan Korea Selatan, sehingga persaingan akan sangat ketat. Selain itu, melatih 10.000 insinyur dalam waktu singkat membutuhkan sistem pendidikan dan pelatihan yang mumpuni.
Meski begitu, dengan dukungan dari Arm Holdings dan investasi dari perusahaan teknologi terkemuka, Malaysia memiliki dasar yang kuat untuk mencapai targetnya. Jika berhasil, negara ini bisa menjadi kekuatan baru dalam industri semikonduktor, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di dunia.
Menuju Masa Depan Teknologi
Langkah agresif Malaysia ini menunjukkan komitmen negara untuk tidak hanya mengikuti tren teknologi, tetapi juga menjadi pemimpin di dalamnya. Dengan target ekspor semikonduktor US$270 miliar pada 2030, kolaborasi dengan Arm Holdings, dan investasi dari raksasa teknologi, Malaysia sedang membangun fondasi untuk masa depan yang inovatif. Pertanyaannya kini: akankah Malaysia mampu mengubah ambisi ini menjadi kenyataan dan mengukir namanya sebagai raksasa semikonduktor berikutnya? Waktu akan memberikan jawabannya.