Menkeu Purbaya: Investasi Digital Mulai Terbukti, Arah Masa Depan Ekonomi ke Sana


Surakarta, 7 Oktober 2025 – Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, baru-baru ini mengakui perubahan signifikan dalam pola investasi generasi muda. Awalnya, ia merasa khawatir melihat anak muda berinvestasi di aset digital seperti cryptocurrency (crypto) atau pasar modal. Namun, setelah melihat hasilnya, Purbaya yakin bahwa arah investasi memang telah berubah ke ranah digital. "Kalau saya sekarang melihat anak muda investasi di crypto atau pasar modal melalui itu saya agak takut. Kenapa? Zaman dulu gak ada. Tapi saya lihat, oh ternyata bisa berhasil juga. Berarti mungkin ke depan arahnya ke sana," ujarnya dalam acara CXO Media Forum.
Pernyataan ini muncul di tengah tren investasi digital yang semakin populer di Indonesia. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Agustus 2025, jumlah investor pasar modal mencapai 12,5 juta orang, naik 20% dari tahun sebelumnya, dengan mayoritas berusia di bawah 35 tahun. Sementara itu, pengguna crypto di Indonesia mencapai 18 juta, menurut laporan Asosiasi Blockchain Indonesia (Asosiasi Blockchain Indonesia), dengan transaksi harian mencapai Rp1 triliun. Purbaya menekankan pentingnya generasi muda belajar sejak dini tentang investasi digital, karena masa depan keuangan kemungkinan besar akan bergeser ke sana.
Namun, Purbaya juga mengingatkan bahwa investasi bukan hanya soal keuntungan, tapi juga risiko, alat yang digunakan, dan tantangan yang dihadapi. "Dengan pemahaman yang matang, peluang sukses dalam investasi akan jauh lebih besar," tambahnya. Ia menyarankan agar investor tidak terburu-buru, melainkan mempelajari instrumen secara mendalam. "Jadi kalau mau berinvestasi ya, di instrumen apapun, pelajari instrumen itu apa. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO (Fear of Missing Out). Pelajari instrumennya apa, pasti berhasil," katanya dalam kesempatan berbeda, seperti dikutip dari Bisnis.com.
Tren Investasi Digital di Kalangan Muda Indonesia
Tren ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan aksesibilitas platform investasi. Menurut survei Fintech Indonesia Association (AFTECH) pada 2024, 65% generasi milenial dan Gen Z di Indonesia telah berinvestasi di aset digital, naik dari 45% pada 2023. Platform seperti Bibit, Ajaib, dan Pluang telah memudahkan investasi dengan modal kecil, mulai dari Rp10.000, yang membuatnya menarik bagi anak muda dengan pendapatan terbatas.
Selain itu, laporan Bank Indonesia (BI) pada Juli 2025 menunjukkan bahwa transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp300 triliun pada paruh pertama tahun ini, naik 150% dari periode yang sama tahun lalu. BI juga mencatat bahwa investasi digital telah membantu meningkatkan inklusi keuangan, dengan 85% investor muda menggunakan aplikasi mobile untuk bertransaksi.
Pendapat Ahli dan Tantangan Investasi Digital
Para ahli memberikan pandangan beragam tentang tren ini. Ekonom senior Faisal Basri dari Universitas Indonesia mengatakan kepada Kompas bahwa investasi digital memang menjanjikan, tapi anak muda harus waspada terhadap volatilitas. "Crypto bisa naik cepat, tapi jatuhnya juga bisa parah. Pendidikan finansial kunci agar tidak terjebak FOMO," ujarnya. Basri menambahkan bahwa pemerintah perlu memperkuat regulasi untuk melindungi investor ritel.
Sementara itu, Ketua OJK Mahendra Siregar dalam wawancara dengan CNBC Indonesia menekankan pentingnya literasi keuangan. "Kami mendukung inovasi digital, tapi investor harus paham risiko. Platform harus transparan dan patuh regulasi," katanya. OJK telah meluncurkan program edukasi digital untuk 10 juta anak muda pada 2025, guna mengurangi kasus penipuan investasi yang mencapai Rp5 triliun pada 2024.
Tantangan utama adalah volatilitas pasar dan penipuan. Menurut Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), lebih dari 20% investor muda mengalami kerugian akibat FOMO pada 2024. Namun, dengan pemahaman mendalam, investasi digital bisa menjadi alat untuk mencapai kemandirian finansial.
Dampak Ekonomi dan Masa Depan
Investasi digital telah berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Laporan McKinsey pada 2024 memperkirakan sektor fintech dan kripto bisa menambah PDB Indonesia hingga Rp1.000 triliun pada 2030. Dengan generasi muda yang semakin aktif, ini bisa menjadi motor penggerak ekonomi digital.
Purbaya menyimpulkan bahwa perubahan ini adalah realitas yang harus dihadapi. "Arahnya mungkin ke sana, jadi belajarlah sejak dini," pesannya bagi anak muda. Dengan sikap hati-hati dan pendidikan yang tepat, investasi digital bisa menjadi peluang besar bagi masa depan keuangan Indonesia.
Image source: Inilah Jogja