Microsoft Bangun Pusat Data AI di Indonesia, Proyeksi Serap 106.000 Tenaga Kerja

5/31/20253 min baca

a close up of a cell phone with icons on it
a close up of a cell phone with icons on it

Microsoft secara resmi meluncurkan pusat data pertamanya di Indonesia, yang dinamakan Indonesia Central, pada Selasa, 27 Mei 2025. Infrastruktur cloud hyperscale ini dirancang untuk menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI) di Indonesia. Dengan investasi senilai US$1,7 miliar (sekitar Rp27,5 triliun) untuk periode 2024-2028, proyek ini diharapkan menjadi pendorong utama transformasi digital nasional. Pusat data ini tidak hanya menawarkan layanan cloud yang aman dan efisien, tetapi juga diproyeksikan menyumbang US$15,2 miliar (sekitar Rp248 triliun) bagi perekonomian Indonesia serta menciptakan lebih dari 106.000 lapangan kerja baru pada periode 2025-2028.

Fondasi Infrastruktur Digital Berbasis AI

Indonesia Central adalah pusat data cloud hyperscale yang dirancang khusus untuk mendukung teknologi AI. Infrastruktur ini menawarkan residensi data lokal, keamanan tingkat tinggi, dan latensi rendah, yang memungkinkan organisasi di Indonesia untuk menyimpan dan memproses data sesuai regulasi nasional tanpa kehilangan akses ke standar global Microsoft. Dalam pernyataannya, Wakil Presiden Eksekutif Microsoft Cloud & AI, Scott Guthrie, mengatakan, “Visi Indonesia untuk AI dan transformasi digital membutuhkan infrastruktur yang terpercaya sebagai fondasinya. Dengan diluncurkannya wilayah cloud Indonesia Central, kami membawa kekuatan penuh Microsoft cloud lebih dekat kepada para inovator Indonesia.”

Pusat data ini akan menjadi alat pemberdayaan bagi pengembang, organisasi, dan pemerintah untuk menciptakan inovasi baik di tingkat lokal maupun global. Kolaborasi awal dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan publik, bertujuan untuk mempercepat adopsi AI serta mengembangkan solusi yang mendukung prioritas nasional, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi digital. Laporan dari International Data Corporation (IDC) memproyeksikan bahwa Microsoft, bersama mitra dan pelanggannya, akan menghasilkan nilai ekonomi baru sebesar US$15,2 miliar selama empat tahun ke depan.

Dampak Ekonomi dan Lapangan Kerja

Peluncuran Indonesia Central dipandang sebagai tonggak penting bagi perekonomian Indonesia. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa investasi ini akan menciptakan hingga 60.000 lapangan kerja langsung dan memperkuat ekosistem digital yang inklusif. “Kehadiran pusat data ini menunjukkan kesiapan Indonesia sebagai destinasi investasi global di sektor cloud computing,” ujarnya. Sementara itu, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menambahkan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis menuju kedaulatan data dan pertumbuhan ekonomi digital.

Secara keseluruhan, investasi ini diperkirakan akan menyumbang Rp41 triliun ke ekonomi Indonesia hingga 2028. Proyeksi ini sejalan dengan laporan Oxford Economics yang menyebutkan bahwa ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai US$130 miliar pada 2025, didorong oleh meningkatnya permintaan akan layanan digital di sektor publik dan swasta, termasuk e-commerce, pendidikan online, dan layanan kesehatan berbasis teknologi.

Inisiatif Pengembangan Talenta Digital

Selain membangun infrastruktur, Microsoft juga fokus pada pengembangan keterampilan digital. Melalui program elevAIte Indonesia, Microsoft berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk melatih 1 juta talenta Indonesia di bidang AI hingga 2025. Program ini mencakup pelatihan inklusif yang menjangkau berbagai wilayah, melibatkan 22 entitas dari pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas lokal.

Microsoft juga meluncurkan Nusantara Data Center Academy, sebuah inisiatif untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan vokasional di bidang pusat data. Hingga kini, 65 siswa telah bergabung, dengan 20 di antaranya sedang menjalani pelatihan kerja langsung. Inisiatif ini diharapkan dapat mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing di era AI dan cloud computing.

Persaingan Global dan Posisi Indonesia

Peluncuran Indonesia Central menempatkan Indonesia dalam peta persaingan global di sektor cloud computing. Menurut Mordor Intelligence, pasar pusat data di Indonesia diperkirakan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14%, mencapai nilai US$3,98 miliar pada 2028. Permintaan daya untuk pusat data diperkirakan melonjak hingga 2.000 MW dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan pesatnya digitalisasi di berbagai sektor.

Indonesia bukanlah satu-satunya target investasi di Asia Tenggara. Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud juga telah memperluas kehadiran mereka di kawasan ini. Namun, keunggulan Indonesia Central terletak pada kemampuan residensi data lokal dan kepatuhan terhadap regulasi seperti Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, yang mewajibkan penyimpanan data tertentu di dalam negeri.

Tantangan Infrastruktur dan Solusi

Meski menjanjikan, proyek ini menghadapi tantangan signifikan. Laporan IDC menyebutkan bahwa kapasitas pusat data yang siap mendukung AI di Indonesia saat ini hanya sekitar 200 MW, atau 10% dari kebutuhan yang diproyeksikan. Selain itu, kesiapan tenaga kerja dan pasokan energi yang stabil menjadi hambatan utama. Untuk mengatasi ini, Microsoft dan pemerintah berencana meningkatkan investasi dalam energi terbarukan dan memperluas pelatihan teknis.

Direktur Utama Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, optimistis bahwa kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci keberhasilan. “Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang membangun fondasi untuk masa depan Indonesia,” katanya.

Kesimpulan: Langkah Menuju Masa Depan Digital

Pembangunan Indonesia Central oleh Microsoft adalah langkah monumental bagi Indonesia dalam mewujudkan ambisi menjadi pusat inovasi digital di Asia Tenggara. Dengan investasi besar, dampak ekonomi yang signifikan, dan komitmen pada pengembangan talenta, proyek ini tidak hanya memperkuat infrastruktur digital, tetapi juga membuka peluang baru bagi masyarakat Indonesia. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kerja sama antara Microsoft, pemerintah, dan sektor swasta dalam mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.