Nasdaq Ajukan Proposal Perdagangan Saham hingga 23 Jam, Tokenisasi Saham via Blockchain Jadi Kunci

12/16/20252 min baca

a person holding a cell phone in front of a laptop
a person holding a cell phone in front of a laptop

Surakarta, 16 Desember 2025 - Nasdaq, salah satu bursa saham terkemuka di dunia, berencana mengajukan proposal resmi ke Securities and Exchange Commission (SEC) AS untuk memperpanjang jam perdagangan pasar sahamnya, dari semula 16 jam menjadi hingga 23 jam per hari. Langkah ambisius ini didorong oleh tingginya permintaan investor global terhadap akses perdagangan saham AS yang lebih fleksibel, mengingat pasar saham AS mewakili hampir dua pertiga dari total nilai kapitalisasi pasar saham dunia, mencapai sekitar US$50 triliun pada akhir 2025. Proposal ini bukan hanya tentang ekstensi waktu, tapi juga membuka peluang lebih besar untuk tokenisasi saham menggunakan teknologi blockchain, yang memungkinkan perdagangan 24/7 tanpa batas geografis atau waktu tradisional. Nasdaq sebelumnya telah mengajukan permohonan serupa untuk perdagangan saham tokenisasi pada September 2025, dan kini SEC telah memulai prosedur pemeriksaan dengan meminta masukan publik hingga Januari 2026.

Menurut pengumuman Nasdaq pada 8 September 2025, aturan baru ini akan memungkinkan anggota bursa dan investor untuk mentokenisasi saham ekuitas dan produk exchange-traded (ETP), di mana aset digital ini akan diperdagangkan berdampingan dengan saham konvensional di order book yang sama. Tokenisasi ini memanfaatkan blockchain untuk menciptakan representasi digital dari saham, memungkinkan settlement trade-by-trade baik dalam bentuk tradisional maupun tokenized, tanpa mengubah hak pemegang saham. Ini berarti investor bisa memilih settlement tokenized untuk fleksibilitas lebih tinggi, seperti perdagangan lintas batas 24/7, yang sebelumnya terbatas pada jam operasional bursa standar dari pukul 9:30 pagi hingga 4 sore waktu Timur AS. Proposal ini bertujuan menjawab tuntutan investor global, terutama dari Asia dan Eropa, yang kesulitan mengikuti jam AS karena perbedaan zona waktu, serta memanfaatkan teknologi blockchain untuk efisiensi dan transparansi.

Langkah Nasdaq ini datang di tengah tren tokenisasi aset keuangan global, di mana blockchain digunakan untuk digitalisasi saham, obligasi, dan aset real estate, memungkinkan fractional ownership dan perdagangan instan. Menurut laporan Federal Register pada 22 September 2025, proposal Nasdaq akan memastikan bahwa aturan SEC dan Nasdaq yang ada tetap berlaku untuk tokenized securities, sehingga menjaga integritas pasar tanpa menciptakan dual system yang rumit. Jika disetujui, ini bisa menjadi tonggak bagi bursa lain seperti NYSE untuk mengadopsi model serupa, potensial mengubah lanskap perdagangan saham menjadi 24/7 seperti pasar kripto. Namun, tantangan regulasi tetap ada, karena SEC memerlukan bukti bahwa tokenisasi tidak meningkatkan risiko manipulasi pasar atau keamanan siber. Di Indonesia, tren ini relevan mengingat Bappebti telah mengakui aset kripto sebagai komoditas, dengan potensi tokenisasi saham untuk meningkatkan likuiditas pasar modal nasional.

Dengan proposal ini, Nasdaq berharap bisa menarik lebih banyak investor ritel dan institusi global, meningkatkan volume perdagangan, dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin inovasi fintech. Jika terealisasi, ini bisa merevolusi pasar saham tradisional menjadi lebih inklusif dan efisien.