Pasar Saham AS Kompak Memerah Usai Trump Ancam Uni Eropa Tarif 50%

5/24/20252 min baca

pasar saham as turun
pasar saham as turun

Pasar modal Amerika Serikat (AS) mengalami guncangan hebat setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan ancaman tarif sebesar 50% terhadap Uni Eropa, yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Juni 2025. Ancaman ini muncul sebagai respons atas perlawanan Uni Eropa terhadap kebijakan tarif AS sebelumnya, yang dianggap merugikan ekonomi kawasan tersebut. Melansir Bloomberg pada Jumat (23/05) waktu setempat, pasar saham AS langsung bereaksi negatif dengan penurunan signifikan pada berbagai indeks utama. Indeks S&P 500 turun 2,60%, Russell 2000 melemah 0,99%, Nasdaq Biotech anjlok tajam hingga 12,10%, Dow Jones stagnan di 0,00%, NYSE Composite turun 1,16%, dan saham Berkshire Hathaway merosot 0,67%. Sementara itu, saham-saham teknologi ternama seperti Apple (AAPL) tercatat turun 0,36% dan Advanced Micro Devices Inc (AMD) melemah 1,20%.

Menurut laporan dari Reuters, penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap potensi eskalasi perang dagang antara AS dan Uni Eropa. Perang dagang ini diperkirakan dapat mengganggu rantai pasokan global, terutama pada sektor teknologi dan manufaktur, yang sangat bergantung pada hubungan dagang lintas Atlantik. Analis pasar dari CNBC juga mencatat bahwa ancaman tarif ini memicu ketidakpastian ekonomi yang lebih luas, dengan investor khawatir akan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global. Uni Eropa, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar AS, diperkirakan akan membalas dengan tarif serupa, sehingga meningkatkan risiko perlambatan ekonomi di kedua belah pihak.

Reaksi Pasar Global

Efek dari ancaman ini tidak hanya terasa di AS, tetapi juga menyebar ke pasar saham global. Bursa saham di Asia dan Eropa turut terdampak. Indeks Nikkei 225 Jepang dilaporkan turun 1,5%, sementara FTSE 100 Inggris melemah 0,8%, menurut data dari Reuters. Pasar saham di Jerman, yang merupakan kekuatan ekonomi utama Uni Eropa, juga tertekan, dengan indeks DAX turun 1,2%. Ketidakstabilan ini mencerminkan kekhawatiran investor global terhadap potensi perang dagang yang lebih luas, yang dapat memengaruhi perdagangan internasional dan stabilitas ekonomi dunia.

Dampak pada Investor dan Prospek ke Depan

Investor kini tengah menunggu respons resmi dari Uni Eropa terhadap ancaman ini. Menurut Bloomberg, beberapa analis memprediksi bahwa Uni Eropa dapat memberlakukan tarif balasan terhadap barang-barang AS seperti teknologi, otomotif, dan pertanian, yang berpotensi memperburuk situasi. Ketegangan ini juga meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, dengan beberapa hedge fund dilaporkan mulai mengalihkan investasi mereka ke aset yang lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah. Sementara itu, CNBC melaporkan bahwa pelaku pasar sedang memantau perkembangan negosiasi antara Washington dan Brussels, dengan harapan kedua pihak dapat mencapai kesepakatan untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.