Pemerintah AS Berhasil Tingkatkan Jumlah Pekerjaan hingga Tembus 139 Ribu
Menurut data yang dirilis oleh U.S. Bureau of Labor Statistics (BLS) pada Jumat, 6 Juni 2025, pemerintah Amerika Serikat (AS) berhasil menambah 139.000 pekerja pada bulan Mei tahun ini. Peningkatan ini menjadi kabar baik di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif Presiden Donald Trump dan perang dagang yang berkepanjangan dengan China. Meski demikian, tingkat pengangguran tetap berada di angka 4,2%, tidak berubah sejak April, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih menghadapi tantangan signifikan.
Sektor yang Mengalami Pertumbuhan dan Penurunan
Lapangan kerja di AS terus mengalami pertumbuhan di sektor-sektor kunci seperti perawatan kesehatan, rekreasi dan perhotelan, serta bantuan sosial. Sektor perawatan kesehatan mencatat penambahan terbesar dengan 62.000 pekerjaan baru, yang tersebar di rumah sakit, layanan ambulatori, dan fasilitas perawatan terampil. Sektor rekreasi dan perhotelan menambah 48.000 pekerjaan, terutama di restoran dan bar, menandakan ketahanan dalam pengeluaran konsumen meskipun ada tekanan ekonomi. Sementara itu, sektor bantuan sosial mencatat peningkatan sebesar 16.000 pekerjaan.
Namun, tidak semua sektor mengalami pertumbuhan. Pemerintah federal terus mengurangi jumlah pekerja di dalamnya sebagai bagian dari perintah baru Trump untuk mengecilkan ukuran pemerintahan. Pada Mei 2025, pemerintah federal kehilangan 22.000 pekerjaan, melanjutkan tren penurunan yang telah menyebabkan total pengurangan 59.000 pekerjaan federal sejak Januari 2025. Pengurangan ini merupakan bagian dari upaya administrasi Trump, yang dipimpin oleh Elon Musk melalui Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), untuk secara drastis mengecilkan jejak pemerintahan. Meski demikian, banyak dari pengurangan ini sedang diperebutkan di pengadilan, dan beberapa pekerja telah dipulihkan atau ditempatkan pada cuti berbayar, yang memengaruhi cara mereka dihitung dalam statistik ketenagakerjaan.
Tingkat Pengangguran Tetap Stabil di 4,2%
Meskipun ada penambahan lapangan kerja, tingkat pengangguran di AS tetap stabil di 4,2% untuk bulan ketiga berturut-turut, dengan 7,2 juta orang yang menganggur. Stabilitas ini terjadi meskipun ada penurunan signifikan dalam tingkat partisipasi angkatan kerja, yang turun menjadi 62,4% dari 62,6% pada April. Beberapa ekonom mengaitkan penurunan ini dengan kebijakan imigrasi Trump, yang mungkin telah mencegah beberapa pekerja untuk masuk atau tetap berada di angkatan kerja. Selain itu, survei rumah tangga menunjukkan bahwa 625.000 orang keluar dari angkatan kerja pada Mei, menunjukkan kurangnya kepercayaan terhadap pasar tenaga kerja.
Pertumbuhan Upah dan Dampak Ekonomi
Dari sisi upah, laporan BLS menunjukkan pertumbuhan yang positif. Upah per jam rata-rata meningkat sebesar 0,4% pada Mei dan 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan upah ini, dikombinasikan dengan penambahan lapangan kerja, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap relatif sehat meskipun ada tantangan dari kebijakan tarif dan ketidakpastian ekonomi.
Namun, dampak dari kebijakan tarif Trump terhadap ekonomi AS menjadi perhatian utama. Tarif yang diberlakukan telah menyebabkan peningkatan biaya bagi bisnis dan konsumen, berkontribusi pada tekanan inflasi. Indeks dolar AS naik tipis ke 98,9 setelah laporan BLS, tetapi masih turun 0,5% selama sepekan terakhir, mencerminkan ketidakpastian pasar yang berkelanjutan. Saat ini, ada spekulasi tentang potensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama mengingat model GDPNow dari Atlanta Fed yang memprediksi kontraksi sebesar 2,4% pada kuartal kedua.
Ketidakpastian Ekonomi dan Perang Tarif
Kebijakan tarif Trump, yang bertujuan melindungi industri dalam negeri, telah memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi. Perang dagang yang berkepanjangan dengan China dan mitra dagang lainnya telah mengganggu rantai pasok global dan meningkatkan biaya produksi. Menurut analisis dari Penn Wharton Budget Model, tarif ini dapat mengurangi PDB AS hingga 8% dan upah sebesar 7%, dengan dampak jangka panjang yang signifikan bagi rumah tangga kelas menengah.
Selain itu, sektor-sektor tertentu seperti manufaktur mengalami penurunan lapangan kerja, dengan kehilangan 8.000 pekerjaan pada Mei. Hal ini menunjukkan bahwa dampak tarif mulai terasa di industri yang bergantung pada impor bahan baku dan komponen.
Pandangan Ekonom dan Prospek Masa Depan
Para ekonom memiliki pandangan yang beragam tentang masa depan ekonomi AS. Beberapa percaya bahwa ketahanan pasar tenaga kerja memberikan penyangga terhadap potensi resesi, sementara yang lain memperingatkan bahwa efek penuh dari tarif belum sepenuhnya terasa. Laporan dari Reuters menyebutkan bahwa "ketidakpastian kebijakan perdagangan Trump yang berubah-ubah" telah menghambat kemampuan bisnis untuk merencanakan ke depan, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan lapangan kerja.
Di sisi lain, ada optimisme dari beberapa kalangan. Pasar saham bereaksi positif terhadap laporan ketenagakerjaan, dengan S&P 500 mencapai 6.000 poin setelah penambahan lapangan kerja yang melebihi ekspektasi. Namun, tren jangka panjang menunjukkan tekanan pada penciptaan lapangan kerja, terutama jika ketidakpastian perdagangan terus berlanjut.
Kesimpulan
Penambahan 139.000 pekerjaan pada Mei 2025 adalah perkembangan positif bagi ekonomi AS, terutama di sektor perawatan kesehatan, rekreasi dan perhotelan, serta bantuan sosial. Namun, pengurangan tenaga kerja federal, stabilitas tingkat pengangguran, dan dampak dari kebijakan tarif menunjukkan bahwa tantangan ekonomi masih ada. Dengan ketidakpastian yang terus berlanjut, pasar kini menantikan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve untuk merangsang pertumbuhan. Meskipun ada tanda-tanda ketahanan, prospek ekonomi AS tetap tidak pasti di tengah dinamika perdagangan global dan kebijakan domestik yang kontroversial.