Pengusaha Madura Ini Ingin Revolusi Pembayaran di Warung Kelontong dengan Teknologi Crypto

11/25/20252 min baca

A cell phone sitting on top of a laptop computer
A cell phone sitting on top of a laptop computer

Surakarta, 25 November 2025 - Abdul Aziz, seorang pengusaha asal Bangkalan, Madura, bersama timnya sedang menggarap platform pembayaran digital inovatif yang ditargetkan untuk usaha kecil dan menengah (UMKM), khususnya warung kelontong tradisional. Inspirasi besar datang dari kunjungannya ke Singapore FinTech Festival (SFF) 2025 yang berlangsung pada pertengahan November lalu, di mana ia menyaksikan demonstrasi canggih dari Visa yang memungkinkan pembayaran lintas batas menggunakan stablecoin seperti USDT dan USDC. Dalam demo tersebut, aset kripto secara otomatis dikonversi menjadi saldo dompet digital lokal, memungkinkan transaksi sehari-hari di minimarket tanpa perlu kartu kredit, penukaran valuta asing, atau biaya tambahan yang memberatkan. Pengalaman ini membuat Aziz membayangkan skenario di mana warung Madura—ikon usaha kecil di Indonesia—bisa menerima pembayaran serupa, mengubah kripto dari sekadar alat investasi menjadi solusi praktis untuk masyarakat desa.

Sebagai Direktur Utama PT Mitra Pedagang Indonesia (MPI), perusahaan yang mengelola platform MPStore, Aziz telah membangun ekosistem pembayaran digital yang telah melayani lebih dari 800.000 klien, mayoritas pemilik usaha kecil seperti warung kelontong. MPStore dirancang untuk memudahkan transaksi harian UMKM, dengan fitur seperti pembayaran tagihan, transfer dana, dan integrasi dompet digital. Kunjungan ke SFF 2025 membuka mata Aziz terhadap potensi stablecoin dalam menyederhanakan pembayaran lintas batas, di mana USDT dan USDC—stablecoin yang terikat nilai dengan dolar AS—dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari tanpa volatilitas harga yang biasa terjadi pada kripto lain seperti Bitcoin. Demo Visa menunjukkan bagaimana pembayaran ini bisa langsung dikonversi ke mata uang lokal seperti SGD atau IDR, memungkinkan belanja di toko ritel biasa dengan biaya minimal, bahkan nol untuk konversi tertentu. Aziz melihat ini sebagai peluang untuk mengintegrasikan teknologi serupa ke warung Madura, yang sering beroperasi di daerah pedesaan dengan akses terbatas ke layanan keuangan konvensional.

SFF 2025, yang berlangsung dari 12-14 November di Singapore Expo, menjadi ajang global untuk inovasi fintech, dengan fokus pada AI, blockchain, dan pembayaran digital. Visa, sebagai salah satu exhibitor utama, memamerkan pilot program stablecoin payouts yang memungkinkan bisnis mengirim dana lintas negara secara instan melalui blockchain, dengan konversi otomatis ke dompet digital seperti GrabPay atau GoPay. Inisiatif ini bertujuan mengurangi biaya transfer tradisional yang bisa mencapai 7-10% untuk remitansi, membuatnya ideal untuk UMKM di negara berkembang seperti Indonesia. Aziz, yang biasa disapa A'ad, menyatakan bahwa pengalaman ini memperkuat visinya untuk menjadikan kripto sebagai alat inklusi keuangan, terutama di desa-desa Indonesia di mana akses bank masih terbatas. "Kita bisa bayangkan warung Madura menerima pembayaran crypto dari pelanggan luar negeri atau diaspora, langsung dikonversi ke rupiah tanpa ribet," katanya dalam wawancara pasca-festival.

Langkah Aziz ini sejalan dengan tren adopsi kripto di Indonesia, di mana Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah mengakui stablecoin sebagai aset digital yang sah untuk transaksi, asal mematuhi regulasi anti-pencucian uang. Menurut data Asosiasi Blockchain Indonesia, lebih dari 17 juta orang telah berinvestasi di kripto pada 2025, dengan potensi besar untuk UMKM melalui pembayaran digital berbasis blockchain. Kolaborasi seperti StraitsX di SFF 2025, yang memamerkan pembayaran stablecoin XSGD (terikat SGD), juga menginspirasi Aziz untuk mengadaptasi model serupa dengan rupiah digital atau stablecoin lokal. Namun, tantangan seperti volatilitas pasar dan regulasi ketat dari Bank Indonesia tetap menjadi hambatan, meski pemerintah mendukung inovasi fintech untuk inklusi keuangan.

Dengan inisiatif ini, Aziz berharap membawa perubahan nyata bagi masyarakat Madura dan Indonesia secara luas, menjadikan kripto sebagai jembatan antara teknologi global dan kehidupan sehari-hari di desa. Proyek MPI terus berkembang, dengan rencana integrasi stablecoin ke MPStore pada 2026, potensial merevolusi pembayaran di ribuan warung kelontong.