Perang Dagang AS-China Tampak Mereda, Emas Jatuh ke US$3.900

10/28/20252 min baca

gold and black metal tool
gold and black metal tool

Surakarta, 28 Oktober 2025 – Harga emas dunia anjlok ke level US$3.991 per ons, turun sekitar 8% dari rekor tertingginya di US$4.342 pekan lalu, menurut data dari TradingView. Penurunan ini dipicu oleh meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah kedua negara mencapai kesepakatan awal di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia. Kesepakatan ini membatalkan rencana penerapan tarif 100% atas impor China yang seharusnya berlaku 1 November, sebagai langkah untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.

Menurut pernyataan resmi dari Gedung Putih, seperti dilansir Reuters, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut bahwa ancaman tarif 100% terhadap barang-barang China kini "secara efektif dibatalkan" hingga kedua pemimpin bertemu di Korea Selatan. Kesepakatan awal ini bertujuan meredakan ketegangan dagang dengan membatalkan rencana penerapan tarif tambahan. Sebagai bagian dari kesepakatan, China sepakat menunda selama satu tahun pembatasan ekspor mineral penting yang digunakan dalam industri pertahanan dan teknologi. Keduanya menyebut telah mencapai konsensus awal, dengan langkah selanjutnya adalah proses persetujuan internal di masing-masing negara.

Kesepakatan ini muncul setelah periode ketegangan tinggi, di mana Trump sempat mengancam tarif 155% jika kesepakatan tidak tercapai. Menurut The Wall Street Journal, pembicaraan ini melibatkan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan Bessent, yang digambarkan sebagai "terbuka dan konstruktif." Langkah ini diharapkan mengurangi dampak negatif pada rantai pasok global, terutama di sektor teknologi dan manufaktur.

Dampak pada Pasar Keuangan

Meredanya ketegangan ini langsung berdampak positif pada pasar saham. Indeks S&P 500 naik 0,5%, Nasdaq 0,8%, dan Dow Jones 0,4%, menurut MarketWatch. Di Asia, IHSG Indonesia naik 0,5% ke 7.892, sementara rupiah menguat ke Rp16.454 per dolar AS, dipengaruhi oleh capital inflow, seperti dilaporkan Bisnis Indonesia.

Di sisi lain, aset safe-haven seperti emas mengalami penurunan karena investor beralih ke aset berisiko. Harga emas turun 8% dari puncaknya, menurut Bloomberg, karena meredanya ketegangan dagang mengurangi permintaan lindung nilai. Di Indonesia, emas Antam turun Rp25.000 menjadi Rp1.945.000 per gram, menurut situs resmi Logam Mulia.

Pasar kripto juga bereaksi positif, dengan Bitcoin naik tipis ke US$111.000, menurut CoinMarketCap, karena investor mencari lindung nilai terhadap ketidakstabilan fiat. "Meredanya perang dagang bisa dorong likuiditas lebih tinggi ke crypto," kata analis Ted Pillow di X.

Analisis Ahli dan Prediksi Dampak

Ekonom Nouriel Roubini dari NYU menyatakan dalam wawancara dengan CNBC bahwa kesepakatan ini bisa mencegah penurunan PDB global 0,5% pada 2026 jika eskalasi dihindari. "Ini langkah positif, tapi masih awal; diplomasi harus berlanjut," ujarnya. Di sisi lain, analis dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa meredanya ancaman bisa mendorong PDB global naik 0,2% pada Q4 2025, meskipun ketidakpastian tetap membayangi.

Di Indonesia, sebagai mitra dagang, meredanya ancaman ini bisa menstabilkan ekspor komoditas seperti nikel, dengan potensi peningkatan 10-15% jika perang dagang meluas dihindari, menurut The Jakarta Post.

Kesimpulan

Meredanya perang dagang AS-China setelah kesepakatan awal di KTT ASEAN menjadi angin segar bagi pasar global, meskipun emas mengalami penurunan sebagai aset safe-haven. Dengan pembatalan tarif 100% dan penundaan ekspor mineral dari China, pasar saham menguat, tapi investor tetap waspada terhadap risiko geopolitik. Di masa depan, dialog berkelanjutan diharapkan mencegah eskalasi yang merugikan ekonomi dunia.