Potensi Gantikan Manusia, Vitalik Buterin Justru Sebut AI Punya Peran Sendiri

6/9/20253 min baca

Potensi Gantikan Manusia, Vitalik Buterin Justru Sebut AI Punya Peran Sendiri
Potensi Gantikan Manusia, Vitalik Buterin Justru Sebut AI Punya Peran Sendiri

Pendiri Ethereum (ETH), Vitalik Buterin, menyampaikan pandangan optimistis tentang kecerdasan buatan (AI) dalam pidatonya di ETH Prague Conference pada Minggu, 29 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa AI memiliki peran tersendiri dan tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia. "Saya pikir kita akan memasuki mode menarik di mana ini bukan lagi tentang AI versus manusia, tetapi AI plus manusia," ujar Buterin. Menurutnya, AI akan menjadi pendamping atau pelengkap yang membantu manusia menyelesaikan pekerjaan kompleks di masa depan.

Buterin, yang dikenal sebagai salah satu pemikir terkemuka di dunia blockchain, menyoroti bahwa kegunaan AI sangat bergantung pada kemampuannya mengolah data dalam skala besar dan memberikan wawasan yang sulit dicapai manusia secara manual. Ia mengakui bahwa di beberapa sektor, AI telah menunjukkan keunggulan dibandingkan kemampuan manusia pada umumnya, seperti meringkas preferensi, memprediksi perilaku, dan memperkirakan hasil berdasarkan analisis data.

Perkembangan AI dan Dampaknya pada Manusia

Perkembangan AI saat ini menunjukkan laju yang sangat cepat. Menurut laporan McKinsey & Company (2024), AI berpotensi menambah US$13 triliun pada PDB global pada tahun 2030 dengan peningkatan produktivitas sebesar 1,2% per tahun. Namun, kekhawatiran tentang potensi AI menggantikan pekerjaan manusia tetap menjadi topik hangat. Survei World Economic Forum (2025) memperkirakan bahwa 54% pekerjaan di sektor teknologi berisiko tinggi digantikan oleh otomatisasi dalam dekade mendatang.

Meski demikian, Buterin optimistis bahwa AI tidak akan menjadi ancaman, melainkan katalis untuk evolusi manusia. Ia membayangkan masa depan di mana AI dan manusia bekerja sama secara harmonis. Sebagai contoh, di bidang kesehatan, sistem seperti AlphaFold dari DeepMind telah mengubah penelitian biologi dengan memprediksi struktur protein, mempercepat pengembangan obat baru. Di sektor keuangan, laporan Deloitte (2025) mencatat bahwa 70% perusahaan keuangan global telah mengadopsi AI untuk mendeteksi penipuan dan mengelola investasi.

Pandangan Ahli Lain tentang AI

Pandangan Buterin selaras dengan beberapa tokoh terkemuka di bidang AI. Andrew Ng, pionir AI, dalam wawancara dengan The New York Times (2025), menyatakan bahwa AI akan mengubah cara kerja manusia, tetapi peran manusia dalam kreativitas, empati, dan pengambilan keputusan strategis tetap tak tergantikan. Senada dengan itu, Fei-Fei Li, profesor ilmu komputer dari Stanford University, menegaskan bahwa AI adalah alat yang dirancang untuk mendukung, bukan menggantikan manusia.

Namun, tidak semua pandangan sepenuhnya optimistis. Elon Musk, misalnya, pernah memperingatkan bahwa AI bisa menjadi "risiko eksistensial" bagi manusia jika tidak diatur dengan baik. Perbedaan pandangan ini menunjukkan kompleksitas peran AI dalam masyarakat modern.

Kolaborasi AI dan Manusia di Masa Depan

Buterin percaya bahwa kolaborasi antara AI dan manusia akan menjadi pilar utama dalam kemajuan teknologi. Ia menyebutkan beberapa contoh konkret, seperti perencanaan kota yang lebih efisien dengan analisis data AI, diagnosis medis yang lebih akurat, hingga pengembangan sistem blockchain yang lebih aman dan transparan. Dalam visinya, AI akan memperkuat kemampuan manusia, bukan mengambil alih peran mereka.

Sebagai tokoh di dunia blockchain, Buterin juga melihat potensi besar integrasi AI dengan teknologi desentralisasi. Ia membayangkan AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan kontrak pintar (smart contracts) atau meningkatkan keamanan jaringan blockchain melalui deteksi anomali secara real-time.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski penuh harapan, Buterin tidak mengabaikan tantangan yang menyertai perkembangan AI. Salah satu isu utama adalah bias dalam algoritma, yang dapat memperdalam ketidaksetaraan sosial jika tidak ditangani dengan serius. Ia menekankan pentingnya pengembangan AI yang etis dan inklusif, dengan mengatakan, "Kita harus memastikan AI mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keberagaman."

Selain itu, privasi data dan keamanan siber menjadi perhatian besar. Laporan Gartner (2025) memprediksi bahwa 60% organisasi akan menghadapi masalah keamanan terkait AI dalam tiga tahun ke depan. Buterin menyerukan kolaborasi global untuk menetapkan standar yang kuat guna melindungi masyarakat dari risiko ini.

Kesimpulan

Pandangan Vitalik Buterin tentang AI sebagai pendamping manusia menawarkan perspektif yang seimbang antara optimisme dan kehati-hatian. Dengan pengembangan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang memperkaya kehidupan manusia dan mendorong kemajuan di berbagai bidang. Namun, tantangan seperti bias, privasi, dan keamanan harus diatasi untuk memastikan manfaatnya tersebar secara adil. Kolaborasi AI dan manusia, sebagaimana diimpikan Buterin, bisa menjadi kunci menuju masa depan yang lebih baik.