Powell Beri Kode Tak Pangkas Suku Bunga Bulan Depan

12/29/20252 min baca

Jerome Powell the fed
Jerome Powell the fed

Surakarta, 29 Desember 2025 - Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberikan sinyal kuat bahwa bank sentral AS kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga pada pertemuan 28 Januari 2026, dengan probabilitas pemangkasan hanya sekitar 18,3% menurut data CME FedWatch Tool per akhir Desember 2025. Keputusan ini sejalan dengan pendekatan hati-hati The Fed untuk menjaga keseimbangan antara pengendalian inflasi dan dukungan pertumbuhan ekonomi, meskipun menghadapi tekanan dari Presiden Donald Trump yang secara terbuka menyatakan niatnya untuk mengganti Powell dengan kandidat yang lebih selaras dengan agendanya. Powell tampak tidak gentar dengan ancaman pemecatan, karena secara historis ia memprioritaskan kebijakan netral untuk menghindari lonjakan inflasi atau peningkatan pengangguran yang bisa dipicu oleh penurunan suku bunga berlebihan. Sepanjang 2025, The Fed telah memangkas suku bunga total 0,75% melalui tiga kali pemotongan, dan proyeksi ini menandakan kemungkinan jeda pada awal 2026 untuk memantau data ekonomi lebih lanjut.

Sinyal "kode" dari Powell ini tercermin dalam pernyataan FOMC terbaru, di mana The Fed menekankan bahwa keputusan masa depan akan bergantung pada data inflasi dan ketenagakerjaan, bukan tekanan politik. Inflasi AS telah melandai ke 2,4% pada Oktober 2025, mendekati target 2%, sementara tingkat pengangguran stabil di 4,1%, membuat pemangkasan lebih lanjut berisiko memicu inflasi baru. Analis dari TheStreet pada 28 Desember 2025 mencatat bahwa probabilitas pemangkasan suku bunga pada Januari turun menjadi 17,7%, dengan mayoritas pasar memprediksi pause untuk menghindari overheating ekonomi. Sementara itu, CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa peluang jeda mencapai 82%, dengan kemungkinan cut hanya 18%, mencerminkan kekhawatiran atas potensi inflasi di era kebijakan Trump yang proteksionis. Powell, dalam konferensi pers Desember 2025, menegaskan komitmen The Fed pada independensi, menyatakan bahwa penurunan suku bunga terlalu agresif bisa memperburuk inflasi dan pengangguran, meskipun tekanan dari Gedung Putih semakin kuat.

Ancaman pemecatan dari Trump semakin nyata, dengan presiden terpilih menyatakan akan mengganti Powell pada Mei 2026 saat masa jabatannya berakhir, dan telah menyusun daftar kandidat seperti Kevin Hassett, Christopher Waller, Michelle Bowman, Kevin Warsh, dan Rick Rieder. Trump, dalam wawancara Fox Business pada Desember 2025, mengatakan "siapa pun yang tidak setuju dengannya tidak akan pernah memimpin The Fed," menargetkan Powell karena dianggap terlalu lambat menurunkan suku bunga. Meski demikian, Powell tetap netral, karena secara hukum The Fed independen, dan pemecatan prematur bisa memicu krisis kepercayaan pasar. The New York Times pada 17 Desember 2025 melaporkan bahwa pengganti Powell akan menghadapi "no-win scenario" karena tekanan politik Trump untuk suku bunga rendah bisa mengganggu stabilitas ekonomi.

Dampak bagi Indonesia: Pemangkasan The Fed yang tertahan bisa memperkuat dolar AS, menekan rupiah dan meningkatkan biaya impor, meski BI proyeksikan pertumbuhan stabil 5% pada 2026 berkat konsumsi domestik. Kebijakan ini diharapkan menjadi penentu arah ekonomi global di awal 2026.