Ramal Great Depression Terulang, Kiyosaki: Bitcoin Aset Lindung Nilai Terbaik


Jakarta, 29 Juli 2025 – Robert Kiyosaki, penulis terkenal dari buku Rich Dad Poor Dad, kembali mengeluarkan peringatan keras tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS). Dalam sebuah unggahan di platform X pada Senin (28/07), Kiyosaki memprediksi bahwa krisis besar seperti Great Depression 1929 bisa terulang, dan menyarankan Bitcoin (BTC) sebagai salah satu aset lindung nilai terbaik. Peringatannya datang di tengah kekhawatiran yang semakin meluas tentang utang nasional AS yang membengkak dan sistem moneter yang rapuh.
Latar Belakang Peringatan Kiyosaki
Kiyosaki telah lama menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan ekonomi AS, terutama yang berkaitan dengan pencetakan uang dan utang pemerintah. Dalam unggahannya, ia menyoroti langkah investor legendaris Warren Buffett dan Jim Rogers yang memilih mengalihkan aset ke uang tunai dan perak. Menurut Kiyosaki, tindakan ini merupakan "isyarat ada masalah serius yang sedang mengintai pasar keuangan." Ia mempertanyakan keamanan portofolio tradisional yang masih bergantung pada saham dan obligasi, mengingat kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Menurut data dari U.S. Treasury Department, utang nasional AS telah melampaui US$36 triliun pada 2025, dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 130%, tertinggi sejak Perang Dunia II. Kiyosaki menegaskan bahwa "Amerika Serikat adalah negara dengan utang terbesar dalam sejarah," dan memperingatkan bahwa "cara ini tidak akan bertahan lama." Ia mengaitkan situasi ini dengan sistem moneter yang rapuh, di mana Federal Reserve terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran, sebuah praktik yang dikenal sebagai quantitative easing.
Bitcoin sebagai Aset Lindung Nilai
Dalam menghadapi potensi guncangan ekonomi, Kiyosaki menegaskan keyakinannya pada aset seperti emas, perak, dan Bitcoin. "Saya tetap setia pada emas, perak, dan Bitcoin," tulisnya. Ia percaya bahwa aset-aset ini dapat melindungi investor dari devaluasi mata uang dan inflasi yang mungkin terjadi akibat kebijakan moneter yang ekspansif.
Bitcoin, khususnya, telah menjadi sorotan sebagai "emas digital" yang dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan ekonomi. Menurut laporan dari CoinDesk, Bitcoin mencapai rekor tertinggi sebesar US$122.000 pada Juli 2025, didorong oleh permintaan institusional dan kekhawatiran inflasi global. Kiyosaki bukanlah satu-satunya yang merekomendasikan Bitcoin; investor terkemuka seperti Paul Tudor Jones dan Cathie Wood dari Ark Invest juga telah mengalokasikan sebagian portofolio mereka ke aset kripto ini.
Perspektif dari Para Ahli
Para ekonom dan analis pasar memberikan pandangan yang beragam tentang peringatan Kiyosaki. Nouriel Roubini, ekonom yang terkenal dengan prediksinya tentang krisis keuangan 2008, setuju bahwa utang AS adalah "bom waktu" yang dapat memicu krisis serupa dengan Great Depression jika tidak ditangani dengan serius. Dalam wawancara dengan CNBC, Roubini mengatakan, "Kita berada di ambang krisis utang yang bisa mengguncang ekonomi global."
Di sisi lain, Janet Yellen, mantan Ketua Federal Reserve, menegaskan bahwa meskipun utang AS tinggi, negara tersebut masih memiliki kapasitas untuk mengelolanya. "AS memiliki mata uang cadangan dunia, dan permintaan global terhadap Treasury AS tetap kuat," ujarnya dalam sebuah konferensi pada 2025. Namun, Yellen juga mengakui bahwa kebijakan fiskal yang tidak berkelanjutan dapat membawa risiko jangka panjang.
Dampak Potensial dan Rekomendasi Kiyosaki
Kiyosaki menyarankan investor untuk mengalihkan sebagian portofolio mereka ke aset yang lebih tangguh terhadap inflasi dan devaluasi mata uang. Selain Bitcoin, ia merekomendasikan emas dan perak, yang secara historis dianggap sebagai aset safe-haven. Data dari World Gold Council menunjukkan bahwa permintaan emas meningkat 15% pada 2025, didorong oleh ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Untuk Bitcoin, Kiyosaki percaya bahwa sifatnya yang terdesentralisasi dan pasokan terbatas menjadikannya lindung nilai yang ideal. "Bitcoin adalah uang rakyat, bebas dari manipulasi pemerintah," tulisnya dalam bukunya Fake (2019). Namun, ia juga mengingatkan bahwa investasi dalam kripto membawa risiko volatilitas yang tinggi, dan investor harus berhati-hati.
Kesimpulan
Peringatan Kiyosaki tentang potensi terulangnya Great Depression mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang keberlanjutan ekonomi AS. Dengan utang yang membengkak dan sistem moneter yang dianggap rapuh, ia merekomendasikan Bitcoin, emas, dan perak sebagai aset lindung nilai. Meskipun pandangannya kontroversial, langkah investor terkemuka seperti Buffett dan Rogers untuk beralih ke uang tunai dan perak menambah bobot pada prediksinya. Bagi investor, pesan Kiyosaki jelas: diversifikasi portofolio dan lindungi diri dari kemungkinan guncangan ekonomi yang akan datang.
Image Source: PragerU