Ratusan Orang Ingin Diawetkan agar Bisa Dihidupkan Kembali di Masa Depan

5/28/20254 min baca

Tomorrow Bio, perusahaan rintisan bioteknologi asal Jerman, meluncurkan layanan pengawetan tubuh manusia yang telah mati
Tomorrow Bio, perusahaan rintisan bioteknologi asal Jerman, meluncurkan layanan pengawetan tubuh manusia yang telah mati

Di tengah kemajuan teknologi medis yang pesat, Tomorrow Bio, sebuah perusahaan rintisan bioteknologi yang berbasis di Berlin, Jerman, menawarkan layanan kontroversial yang disebut kriopreservasi. Layanan ini memungkinkan pengawetan tubuh manusia yang telah dinyatakan meninggal secara medis dengan harapan dapat dihidupkan kembali di masa depan ketika teknologi cukup maju untuk mengobati penyakit penyebab kematian mereka. Dengan lebih dari 650 orang telah mendaftar, Tomorrow Bio telah berhasil mengawetkan enam manusia dan lima hewan peliharaan, menjadikannya salah satu pelopor di Eropa dalam bidang ini.

Apa Itu Kriopreservasi?

Kriopreservasi adalah proses ilmiah yang melibatkan pendinginan tubuh hingga suhu ekstrem, yaitu -196 derajat Celsius, menggunakan nitrogen cair. Proses ini dimulai segera setelah seseorang dinyatakan meninggal secara medis. Tubuh didinginkan secara bertahap untuk menghentikan semua aktivitas biologis dan mencegah kerusakan sel. Setelah mencapai suhu yang diinginkan, tubuh ditempatkan dalam pod khusus yang kemudian disimpan di dalam tabung kriogenik berisi nitrogen cair. Sistem ini dirancang untuk menjaga tubuh dalam kondisi terawetkan tanpa batas waktu, tanpa memerlukan listrik, meskipun nitrogen cair perlu diisi ulang secara berkala.

Tujuan utama dari kriopreservasi adalah memberikan kesempatan kedua bagi individu yang meninggal akibat penyakit yang saat ini tidak dapat disembuhkan. Tomorrow Bio menyatakan di laman resminya, "Seiring dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang biologi, para ilmuwan menjadi jelas bahwa penyakit dan penuaan bukanlah sesuatu yang tak terelakkan, melainkan masalah yang dapat dipecahkan oleh sains." Klaim ini mencerminkan optimisme bahwa kemajuan medis di masa depan tidak hanya akan mampu menyembuhkan penyakit kronis, tetapi juga membalikkan proses kematian.

Konteks dan Sejarah Kriopreservasi

Ide kriopreservasi pertama kali muncul pada tahun 1960-an, ketika ilmuwan Amerika Robert Ettinger menerbitkan buku The Prospect of Immortality, yang memperkenalkan konsep pembekuan manusia untuk kehidupan di masa depan. Sejak saat itu, beberapa organisasi seperti Alcor Life Extension Foundation di Amerika Serikat dan KrioRus di Rusia telah menawarkan layanan serupa. Namun, Tomorrow Bio menonjol sebagai perusahaan pertama di Eropa yang menyediakan layanan ini secara komersial, dengan fasilitas modern di Berlin dan tim darurat yang siaga di beberapa kota Eropa.

Menurut laporan dari Tech.eu, Tomorrow Bio baru-baru ini mendapatkan pendanaan sebesar €5 juta, yang menunjukkan minat investor terhadap potensi teknologi ini. Perusahaan ini juga berencana untuk memperluas operasinya ke Amerika Serikat, sebuah langkah yang dapat meningkatkan persaingan di pasar kriopreservasi global.

Bagaimana Prosesnya Bekerja?

Proses kriopreservasi tidak sederhana. Setelah kematian medis diumumkan, tim Tomorrow Bio segera bertindak untuk mendinginkan tubuh menggunakan teknik yang disebut vitrifikasi. Vitrifikasi melibatkan penggantian cairan tubuh dengan larutan krioprotektan untuk mencegah pembentukan kristal es yang dapat merusak jaringan. Setelah itu, tubuh didinginkan hingga -196 derajat Celsius dan disimpan dalam tabung kriogenik. Sistem ini dirancang untuk menjadi hemat energi, karena tidak memerlukan listrik untuk mempertahankan suhu, hanya memerlukan pengisian ulang nitrogen cair setiap beberapa minggu.

Namun, teknologi ini masih spekulatif. Belum ada bukti bahwa manusia yang dikriopreservasi dapat dihidupkan kembali. Meski begitu, kemajuan dalam kriobiologi—studi tentang efek suhu rendah pada organisme hidup—memberikan harapan. Misalnya, pada tahun 2016, para peneliti berhasil mencairkan dan menghidupkan kembali embrio tikus yang telah dibekukan selama beberapa tahun. Pada tahun 2023, University of Minnesota juga melaporkan keberhasilan mencairkan ginjal tikus yang dikriopreservasi selama 100 hari dan mentransplantasikannya kembali dengan fungsi normal. Meskipun ini adalah langkah maju, tantangan untuk menerapkannya pada manusia masih sangat besar.

Pandangan Ilmiah: Harapan atau Ilusi?

Komunitas ilmiah terbagi mengenai kriopreservasi. Pendukungnya, seperti Tomorrow Bio, percaya bahwa teknologi masa depan akan mampu memperbaiki kerusakan sel dan menghidupkan kembali individu yang diawetkan. Namun, banyak ilmuwan arus utama skeptis. Society for Cryobiology, sebuah organisasi terkemuka dalam bidang ini, menyatakan bahwa "kriopreservasi manusia adalah tindakan spekulasi atau harapan, bukan sains yang mapan." Salah satu masalah utama adalah kerusakan jaringan yang terjadi selama proses pembekuan, terutama pada otak, yang saat ini tidak dapat diperbaiki.

Dr. Clive Coen, seorang ahli saraf dari King's College London, menegaskan, "Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kemungkinan menghidupkan kembali manusia setelah kriopreservasi dengan kondisi otak yang utuh." Meski begitu, ia mengakui bahwa kemajuan dalam bidang regenerasi jaringan dan nanoteknologi bisa mengubah perspektif ini di masa depan.

Implikasi Etis dan Hukum

Kriopreservasi juga memunculkan pertanyaan etis dan hukum yang rumit. Di Jerman, hukum tidak secara eksplisit melarang kriopreservasi, tetapi jenazah yang diawetkan tetap dianggap sebagai mayat secara hukum. Hal ini berbeda dengan negara seperti Prancis, di mana kriopreservasi dilarang, dan jenazah hanya boleh dikubur, dikremasi, atau didonasikan untuk penelitian. Di Amerika Serikat, regulasi bervariasi antar negara bagian, tetapi organisasi seperti Alcor telah beroperasi selama puluhan tahun tanpa hambatan hukum yang signifikan.

Secara etis, ada kekhawatiran tentang bagaimana individu yang dihidupkan kembali akan beradaptasi dengan dunia yang telah berubah drastis, serta apakah mereka akan memiliki hak yang sama seperti manusia lainnya. Biaya layanan ini juga menjadi isu—Tomorrow Bio mengenakan biaya sekitar £170.000 untuk pengawetan seluruh tubuh dan £63.000 untuk otak saja, menjadikannya layanan yang hanya terjangkau oleh kalangan tertentu.

Siapa yang Tertarik dan Mengapa?

Lebih dari 650 orang telah mendaftar untuk layanan Tomorrow Bio, dengan usia rata-rata 36 tahun. Menurut CEO Tomorrow Bio, Dr. Emil Kendziorra, motivasi utama adalah harapan untuk hidup lebih lama dan menyaksikan masa depan. "Jika Anda dikremasi, Anda memiliki nol peluang untuk dihidupkan kembali, tetapi jika Anda dikriopreservasi, peluangnya lebih dari nol," katanya dalam wawancara dengan Tech.eu.

Di media sosial seperti X, topik ini juga ramai dibahas. Seorang pengguna menulis, "Cryo now, heal later: Europe’s first cryonics lab eyes U.S. expansion with €5 million in fresh funding," mencerminkan antusiasme sekaligus rasa ingin tahu publik terhadap teknologi ini.

Masa Depan Kriopreservasi

Tomorrow Bio berencana untuk terus menyempurnakan teknologinya, terutama untuk pasien dengan penyakit kronis yang memiliki harapan hidup rendah. Dengan pendanaan baru dan minat yang terus meningkat, perusahaan ini mungkin menjadi pelopor dalam mengubah cara kita memandang kematian. Namun, untuk saat ini, janji menghidupkan kembali manusia yang dikriopreservasi tetap merupakan harapan spekulatif yang membutuhkan terobosan ilmiah besar.