Robot AI Kini Bisa Merajut Pakaian Hanya dari Gambar Kain


Jakarta, 13 Mei 2025 – Para peneliti dari Laurentian University di Kanada telah menciptakan terobosan revolusioner dalam bidang kecerdasan buatan (AI) yang berpotensi mengubah wajah industri tekstil global. Teknologi terbaru ini memungkinkan robot untuk merajut pakaian hanya dengan menganalisis gambar kain, tanpa memerlukan campur tangan manusia. Inovasi ini menandai langkah besar menuju otomatisasi penuh dalam proses produksi tekstil yang sebelumnya sangat bergantung pada keterampilan manual.
Bagaimana Teknologi Ini Bekerja
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Xingyu Zheng dan Mengcheng Lau, mengembangkan model AI yang bekerja melalui dua tahap utama. Pertama, sistem mengolah gambar kain menjadi representasi sederhana yang menampilkan pola rajutan inti. Kedua, AI menghasilkan label panduan—sebuah "cetak biru" digital—yang memandu mesin rajut otomatis untuk mereproduksi pola tersebut secara menyeluruh, bahkan termasuk detail pola tersembunyi yang sulit dideteksi secara kasat mata.
Dalam pengujian ekstensif terhadap 5.000 sampel kain, teknologi ini mencapai tingkat akurasi lebih dari 97%. “Penelitian kami berfokus pada cara mengubah foto kain menjadi instruksi yang bisa langsung dijalankan mesin rajut,” ujar Zheng dan Lau dalam pernyataan bersama. Hasil ini menunjukkan bahwa teknologi tersebut tidak hanya akurat, tetapi juga konsisten dalam menangani berbagai jenis pola dan tekstur kain.
Proses Pengembangan dan Tantangannya
Pengembangan teknologi ini memakan waktu lebih dari tiga tahun, melibatkan kolaborasi antara ahli AI, insinyur robotika, dan spesialis tekstil di Laurentian University. Salah satu tantangan terbesar adalah melatih AI untuk mengenali pola rajutan yang kompleks dari gambar dua dimensi, yang sering kali memiliki variasi warna, tekstur, dan sudut pandang yang berbeda. Dengan memanfaatkan teknik pembelajaran mendalam (deep learning), tim berhasil menciptakan algoritma yang mampu "melihat" dan memahami struktur rajutan dengan presisi tinggi.
Dampak pada Industri Tekstil
Teknologi ini menawarkan manfaat besar bagi industri tekstil, termasuk pengurangan biaya produksi dan percepatan waktu pembuatan. Menurut laporan terbaru dari Textile World, industri tekstil global diperkirakan akan bernilai US$1,23 triliun pada tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 4,4%. Otomatisasi seperti ini dapat menjadi katalis untuk mempercepat pertumbuhan tersebut, terutama di negara-negara penghasil tekstil besar seperti Indonesia, India, dan Tiongkok.
Selain efisiensi, teknologi ini juga membuka peluang untuk personalisasi massal. Konsumen dapat mengunggah desain atau foto kain favorit mereka, dan mesin rajut akan menghasilkan produk sesuai permintaan dalam waktu singkat. “Ini adalah langkah besar dalam mengotomatisasi proses yang sebelumnya sangat bergantung pada keterampilan manusia,” kata Zheng. “Kami berharap ini juga akan memicu inovasi dalam desain tekstil.”
Namun, ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Otomatisasi ini dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manual, yang menjadi tulang punggung industri tekstil di banyak negara. Lau menekankan pentingnya adaptasi: “Kami percaya teknologi ini akan menciptakan peluang baru, tetapi pelatihan ulang tenaga kerja akan menjadi kunci untuk memastikan transisi yang mulus.”
Konteks Lebih Luas: AI dan Robotika dalam Industri
Terobosan ini merupakan bagian dari tren global dalam penerapan AI dan robotika di berbagai sektor. Sebagai perbandingan, di industri otomotif, robot AI telah digunakan untuk perakitan presisi tinggi, sementara di bidang kesehatan, AI membantu menganalisis gambar medis untuk diagnosis. Teknologi tekstil dari Laurentian University ini menambah daftar aplikasi praktis AI yang terus berkembang.
Menurut Dr. Sarah Kim, pakar otomatisasi dari University of Toronto, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, “Inovasi seperti ini menunjukkan bagaimana AI dapat mengatasi tantangan di industri tradisional. Ini bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang membuka kemungkinan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan.”
Langkah ke Depan
Laurentian University telah mengajukan paten untuk teknologi ini dan sedang menjajaki kemitraan dengan perusahaan tekstil besar untuk mengkomersialkannya. Tim peneliti juga berencana untuk memperluas aplikasi AI ini ke teknik tekstil lainnya, seperti tenun dan bordir, yang memiliki kompleksitas pola berbeda.
Bagi Indonesia, sebagai salah satu pusat produksi tekstil terbesar di Asia Tenggara, teknologi ini dapat menjadi peluang untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Pemerintah dan pelaku industri didorong untuk mempertimbangkan investasi dalam infrastruktur dan pelatihan untuk mengadopsi inovasi ini.
Kesimpulan
Dengan akurasi tinggi, potensi efisiensi, dan dampak transformasionalnya, teknologi AI dari Laurentian University ini bukan sekadar terobosan ilmiah, tetapi juga tonggak baru dalam evolusi industri tekstil. Masa depan produksi pakaian mungkin tidak lagi bergantung pada tangan manusia, melainkan pada mata robot yang cerdas.