Rupiah Anjlok ke Rp16.499 per Dolar AS Hari Ini: Demo DPR dan Ketidakpastian Politik

9/1/20253 min baca

A group of people standing on the side of a road
A group of people standing on the side of a road

Jakarta, 1 September 2025 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan tajam pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (1/09), mencapai level Rp16.499 per dolar AS. Pelemahan ini merupakan kelanjutan dari tren negatif yang telah berlangsung sejak akhir Agustus, di mana rupiah kehilangan lebih dari 147 poin atau 0,9% dalam sepekan. Menurut data Bloomberg, rupiah sempat menyentuh level terendah Rp16.500 sebelum sedikit pulih ke Rp16.490 pada pukul 15.00 WIB. Penurunan ini mencerminkan sentimen negatif pasar akibat aksi demonstrasi besar-besaran di depan Gedung DPR/MPR yang menentang revisi Undang-Undang Pilkada dan isu korupsi.

Aksi demo yang berlangsung sejak 29 Agustus 2025 ini telah memicu kekhawatiran investor terhadap stabilitas politik Indonesia. Ribuan demonstran, termasuk mahasiswa dan aktivis, memblokir jalan-jalan utama di Jakarta, menuntut pembatalan revisi UU yang dianggap menguntungkan kelompok oligarki. "Demo DPR picu sentimen negatif, rupiah anjlok ke Rp16.490 per dolar AS," tulis UMY News, mengutip analisis ekonom yang menyebut aksi massa ini sebagai "bom waktu" bagi kepercayaan investor asing.

Penyebab Pelemahan Rupiah: Demo DPR dan Faktor Eksternal

Pemicu utama pelemahan rupiah adalah demo DPR yang memanas, di mana tuntutan pembatalan revisi UU Pilkada dan isu korupsi membuat investor khawatir akan ketidakstabilan politik. Menurut CNBC Indonesia, demo ini telah menyebabkan capital outflow sebesar Rp5 triliun dalam tiga hari terakhir, dengan investor asing menjual saham dan obligasi Indonesia untuk mencari aset yang lebih aman. "Rupiah ambrol imbas demo, cek kurs hari ini di BCA, BRI, dan BNI," tulis Liputan6, menunjukkan pelemahan rupiah di bank-bank nasional mencapai Rp16.499 pada penutupan Jumat lalu.

Selain faktor domestik, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh penguatan dolar AS secara global. Indeks dolar AS (DXY) naik 0,28% ke level 98,1, menurut Trading Economics, didorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. "Rupiah hancur pekan ini, China sedang tertawa," kata analis dari CNBC Indonesia, yang menyoroti bagaimana pelemahan rupiah membuat ekspor China lebih kompetitif dibandingkan Indonesia.

Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$140 miliar pada Juli 2025, yang membuat BI harus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah. "Kami telah melakukan intervensi di pasar spot dan forward untuk menjaga stabilitas," ujar juru bicara BI dalam konferensi pers.

Dampak pada Pasar Saham dan Ekonomi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terdampak, turun 1,96% ke level 6.968 pada penutupan Jumat, menurut Liputan6. Penurunan ini menandai hari ketujuh berturut-turut pelemahan IHSG, dengan volume perdagangan mencapai Rp12,92 triliun. Sektor-sektor sensitif seperti perbankan dan manufaktur menjadi yang paling terpukul, sementara emas Antam justru naik Rp5.000 menjadi Rp1.906.000 per gram sebagai aset safe-haven.

Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, memperingatkan bahwa demo ini bisa memperburuk situasi ekonomi jika berlarut-larut. "Pelemahan rupiah akan meningkatkan biaya impor, mendorong inflasi, dan memperlambat pertumbuhan," katanya dalam wawancara dengan Kompas. Ia memperkirakan bahwa jika rupiah mencapai Rp16.500, inflasi bisa naik 0,5% pada kuartal ketiga.

Respons Pemerintah dan Langkah Mitigasi

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan dan BI telah merespons dengan cepat. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah akan memperkuat koordinasi dengan BI untuk menjaga stabilitas. "Kami akan meningkatkan cadangan devisa melalui penerbitan obligasi dan negosiasi dengan mitra dagang," ujarnya. BI juga berencana menaikkan suku bunga acuan jika diperlukan untuk menarik modal asing kembali.

Di tingkat regional, Bank Sentral Asia seperti Bank of Japan dan Bank of Korea juga menghadapi tekanan serupa, dengan yen Jepang melemah ke level terendah dalam 5 tahun terhadap dolar AS.

Prospek dan Rekomendasi

Analis pasar memperkirakan bahwa pelemahan rupiah akan berlanjut jika demo tidak segera mereda, dengan proyeksi Rp16.600 per dolar AS pada akhir minggu. Namun, jika situasi stabil, rupiah bisa kembali ke Rp16.000. Investor disarankan untuk diversifikasi portofolio dengan aset seperti emas atau obligasi pemerintah untuk mengurangi risiko.

Secara keseluruhan, pelemahan rupiah hari ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar keuangan Indonesia terhadap isu politik domestik. Dengan respons cepat dari pemerintah, diharapkan stabilitas dapat segera pulih, meskipun tantangan global tetap menjadi ancaman yang harus diwaspadai.