Rupiah Menguat, Emas Antam Turun Jadi Rp1,8 Juta Hari Ini

6/28/20252 min baca

white and blue plastic container
white and blue plastic container

Jakarta, 28 Juni 2025 – Pasar keuangan Indonesia menunjukkan pergerakan signifikan pada Sabtu (28/06), dengan mata uang Rupiah menguat, harga emas Antam turun, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik. Perubahan ini mencerminkan respons pasar terhadap perkembangan global dan domestik yang memengaruhi sentimen investor.

Rupiah Menguat ke Rp16.194 per Dolar AS

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat menjadi Rp16.194 per dolar pada Sabtu (28/06), pulih dari level terendahnya di Rp17.134 yang dicapai saat Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif pada April lalu. Penguatan ini juga terjadi meskipun Rupiah sempat jatuh ke Rp16.400 setelah AS menyerang Iran minggu lalu.

Menurut analis pasar, penguatan Rupiah didorong oleh harapan bahwa suku bunga AS akan turun dan ketidakpastian tentang kebijakan perdagangan AS yang mereda. "Pasar Asia naik karena ekspektasi penurunan suku bunga AS dan berkurangnya ketidakpastian perdagangan, yang sangat memengaruhi aliran investasi global," kata Myrdal Gunarto, analis dari Maybank, mengutip Bloomberg.

Selain itu, kinerja ekspor Indonesia yang kuat di sektor-sektor utama seperti minyak kelapa sawit dan batubara turut mendukung penguatan Rupiah. Bank Indonesia juga menyatakan bahwa stabilitas mata uang akan terus dipantau dan intervensi akan dilakukan jika diperlukan untuk menjaga kestabilan.

Emas Antam Turun ke Rp1.884.000 per Gram

Harga emas Antam turun sebesar Rp23.000, sehingga kini dibanderol Rp1.884.000 per gram. Penurunan ini menandai penurunan sebesar 7,6% dari rekor tertingginya di Rp2.039.000 yang dicapai pada 22 April lalu.

Penurunan harga emas Antam sejalan dengan tren global, di mana harga emas dunia juga mengalami koreksi setelah mencapai puncaknya. Faktor-faktor seperti penguatan dolar AS dan berkurangnya permintaan safe-haven akibat meredanya ketegangan geopolitik berkontribusi pada penurunan ini. Di pasar domestik, permintaan emas fisik juga menurun seiring dengan stabilisasi ekonomi dan penguatan Rupiah.

IHSG Naik ke 6.897

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.897, naik 0,96% dari pembukaan pagi ini. Kenaikan ini didorong oleh performa positif di sektor teknologi dan konsumen, dengan saham-saham seperti GoTo dan Bukalapak mencatatkan kenaikan signifikan.

Pasar saham Indonesia mengikuti tren positif di pasar Asia, yang didukung oleh harapan penurunan suku bunga AS dan meredanya ketegangan perdagangan. Data ekonomi domestik yang kuat, termasuk pertumbuhan PDB yang stabil dan inflasi yang terkendali, juga berkontribusi pada sentimen positif di pasar.

Analisis dan Outlook

Analis pasar, termasuk Myrdal Gunarto, memprediksi bahwa pasar Asia akan terus mengalami volatilitas dalam jangka pendek, tergantung pada perkembangan kebijakan moneter AS dan dinamika perdagangan global. "Investor akan terus memantau sinyal dari The Fed mengenai potensi penurunan suku bunga, yang dapat memengaruhi aliran modal ke pasar berkembang," kata Gunarto.

Di sisi lain, penurunan harga emas dapat memberikan peluang bagi investor untuk membeli di harga yang lebih rendah, terutama jika ada eskalasi ketegangan geopolitik di masa depan. Sementara itu, kenaikan IHSG menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, meskipun tantangan global tetap ada.

Secara keseluruhan, pergerakan pasar keuangan Indonesia pada Sabtu (28/06) mencerminkan respons terhadap perkembangan global dan domestik. Penguatan Rupiah, penurunan harga emas Antam, dan kenaikan IHSG menunjukkan bahwa investor bereaksi positif terhadap harapan penurunan suku bunga AS dan meredanya ketegangan perdagangan. Namun, pasar tetap waspada terhadap potensi volatilitas di masa depan, yang memerlukan pemantauan ketat terhadap indikator ekonomi dan kebijakan global.