S&P 500 Diprediksi Catat Rekor Tertinggi 7.000 pada 2025, Meski Ketidakpastian Global Membayang

5/26/20253 min baca

A person pointing at a chart on a laptop
A person pointing at a chart on a laptop

Jakarta, Mei 2025 – S&P 500, indeks saham yang mencerminkan kinerja 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan para pelaku pasar setelah Chief Strategist James Thorne dari Wellington-Altus memprediksi bahwa indeks ini akan mencapai rekor tertinggi sebesar 7.000 pada akhir tahun 2025. Prediksi ambisius ini datang di tengah fluktuasi pasar, dengan indeks yang saat ini belum berhasil menembus level 6.000 secara konsisten, setelah ditutup pada 5.802 pada perdagangan terakhir. Thorne mempertahankan optimismenya, menyatakan bahwa kenaikan sekitar 20% dari level saat ini sangat mungkin tercapai, didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat dan kepercayaan investor yang kembali menguat.

Pemulihan Berbentuk V dan Keyakinan Thorne

Thorne menegaskan bahwa prediksinya tentang pemulihan berbentuk V—yang sempat dianggap terlalu optimistis oleh beberapa analis—telah terbukti benar. Ia menunjukkan bahwa S&P 500 berhasil melonjak dari titik terendah 5.400 pada awal 2025 menuju kisaran 6.000 dalam beberapa bulan terakhir. "Pemulihan cepat ini didukung oleh volume perdagangan yang meningkat dan indikator teknikal yang kuat, seperti penutupan di atas rata-rata bergerak 50 hari dan 200 hari," ujar Thorne dalam wawancara terbarunya. Ia juga menambahkan bahwa tren bullish ini menandakan kembalinya kepercayaan investor, meskipun pasar sempat terguncang oleh ketegangan perdagangan global yang menyebabkan indeks anjlok di bawah 5.000 pada kuartal pertama tahun ini.

Namun, target 7.000 bukanlah tanpa tantangan. Ketidakpastian global, termasuk kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan AS di bawah Donald Trump pasca-pemilu, serta potensi perlambatan ekonomi di beberapa wilayah, menjadi risiko yang signifikan. Meski demikian, Thorne yakin bahwa fundamental ekonomi AS yang solid dan inovasi di sektor teknologi akan mendorong indeks melampaui ekspektasi.

Proyeksi Wall Street: Optimisme Beragam

Prediksi Thorne tidak berdiri sendiri di antara para analis Wall Street, yang juga memberikan proyeksi beragam untuk S&P 500 pada 2025. Goldman Sachs menetapkan target 6.500, dengan alasan ekspansi ekonomi AS yang berkelanjutan dan pertumbuhan laba per saham perusahaan yang diperkirakan mencapai 11% pada tahun ini. Bank of America sedikit lebih optimis dengan target 6.666, sementara Oppenheimer menjadi yang paling bullish dengan proyeksi 7.100, didorong oleh pertumbuhan pesat sektor kecerdasan buatan (AI) yang dipelopori oleh perusahaan seperti Nvidia dan Microsoft.

Di sisi lain, Morgan Stanley memprediksi S&P 500 akan mencapai 6.500 pada pertengahan 2025, dengan catatan bahwa kinerja perusahaan teknologi dan kebijakan moneter yang akomodatif akan menjadi katalis utama. Namun, tidak semua pandangan sejalan dengan optimisme ini. JP Morgan dan UBS memperkirakan indeks akan berada di kisaran 6.500-6.600, dengan mempertimbangkan risiko dari volatilitas pasar dan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Bahkan, BCA Research memberikan pandangan yang jauh lebih pesimistis, memprediksi penurunan sebesar 26% dari level tertinggi akibat risiko resesi yang membayang pada akhir 2025.

Faktor Penggerak Pasar

Pergerakan S&P 500 pada 2025 dipengaruhi oleh sejumlah faktor kunci. Kebijakan moneter Federal Reserve menjadi salah satu elemen terpenting, dengan ekspektasi bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga di level yang mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa memicu inflasi berlebih. Selain itu, pertumbuhan ekonomi AS, yang diperkirakan mencapai 2,5-3% pada 2025 menurut perkiraan IMF, juga menjadi penopang utama kinerja indeks.

Namun, ketegangan perdagangan global tetap menjadi ancaman. Kebijakan proteksionisme AS terhadap Tiongkok dan negara-negara lain dapat memengaruhi rantai pasok global dan kinerja perusahaan multinasional dalam S&P 500. Di sisi positif, sektor teknologi, khususnya AI, diperkirakan akan terus menjadi penggerak utama. Menurut laporan dari Bloomberg, investasi dalam AI diperkirakan akan mencapai $200 miliar pada 2025, dengan perusahaan seperti Alphabet, Amazon, dan Tesla memimpin inovasi di bidang ini.

Kinerja Historis dan Tren Masa Depan

Secara historis, S&P 500 telah menunjukkan resiliensi yang luar biasa. Dari tahun 1998 hingga 2024, indeks ini mencatat rata-rata kenaikan tahunan sebesar 8,3%, meskipun pernah mengalami penurunan tajam pada krisis dot-com 2000, krisis finansial 2008, dan volatilitas akibat pandemi pada 2022. Pada 2024, S&P 500 berhasil pulih dari level terendah dan mendekati 6.000 pada awal 2025, menunjukkan kemampuan pasar untuk rebound di tengah tantangan.

Ke depan, para analis memperkirakan bahwa tren jangka panjang tetap positif, meskipun volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari. "Pasar saham adalah cerminan dari optimisme dan ketakutan investor," kata Thorne. "Saat ini, optimisme tampaknya mendominasi, dan saya yakin kita akan melihat level baru yang belum pernah dicapai sebelumnya."

Tantangan dan Peluang bagi Investor

Bagi investor, proyeksi beragam ini menawarkan peluang sekaligus tantangan. Target ambisius Thorne di 7.000 mungkin menjadi sinyal untuk mengambil posisi di saham-saham teknologi dan sektor siklikal, tetapi risiko geopolitik dan ekonomi global menuntut kehati-hatian. Dengan dinamika pasar yang terus berubah, kemampuan untuk menavigasi ketidakpastian akan menjadi kunci keberhasilan di tahun 2025.