Starlink Berikan Akses Internet Gratis untuk Korban Banjir Sumatera hingga Akhir 2025
Surakarta, 29 November 2025 - Proyek satelit internet Starlink milik Elon Musk telah mengumumkan pemberian layanan gratis sementara bagi warga yang terdampak banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatera, mencakup wilayah Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat, hingga akhir Desember 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan korban tetap terhubung dengan dunia luar di tengah gangguan jaringan komunikasi akibat bencana yang melanda sejak akhir November 2025. Elon Musk menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan standar operasional SpaceX dalam merespons bencana alam global, tanpa niat mencari keuntungan dari situasi darurat. "Kebijakan standar SpaceX adalah menggratiskan Starlink setiap kali terjadi bencana alam di suatu tempat di dunia. Tidaklah benar mengambil untung dari musibah," tulis Musk di akun X pribadinya pada 29 November 2025.
Bencana banjir bandang dan longsor yang dipicu cuaca ekstrem ini telah menewaskan lebih dari 100 orang, dengan rincian korban meninggal mencapai 116 jiwa di Sumatra Utara saja, serta puluhan lainnya hilang dan ribuan mengungsi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 28 November 2025, bencana melanda 14 kabupaten/kota di Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh, menyebabkan kerusakan infrastruktur parah termasuk putusnya jaringan listrik, air bersih, dan komunikasi. Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menganalisis bahwa interaksi antara atmosfer dan geospasial, termasuk curah hujan tinggi dan degradasi hutan, menjadi biang kerok utama bencana ini, dengan lebih dari 1.294 situs telekomunikasi terganggu. Pemerintah telah menyatakan status darurat 14 hari di wilayah terdampak, dengan fokus pada evakuasi, distribusi logistik, dan pemulihan akses.
Dalam responsnya, Starlink tidak hanya memberikan layanan gratis tapi juga bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk mempercepat pengiriman terminal internet dan genset ke daerah terisolasi, seperti di Tapanuli Selatan dan Sibolga. Bagi pelanggan lama yang aktif, kredit layanan gratis diterapkan secara otomatis tanpa perlu tindakan tambahan. Pelanggan yang sempat menangguhkan layanan dapat mengaktifkannya kembali dengan kredit gratis, sementara calon pelanggan baru di zona bencana bisa mendaftar melalui tiket dukungan khusus dengan kata kunci "Indonesia Flood Support" untuk mendapatkan akses tanpa biaya dalam 14 hari. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat bahwa 495 dari 34.660 situs transmisi telekomunikasi di Sumatra Utara lumpuh akibat banjir, sehingga Starlink menjadi solusi darurat untuk mendukung koordinasi penyelamatan dan distribusi bantuan. TNI Angkatan Udara juga terlibat dengan mengirimkan genset dan perangkat Starlink menggunakan pesawat Hercules untuk memulihkan komunikasi di daerah terpencil.
Inisiatif ini sejalan dengan kebijakan global Starlink dalam menanggapi bencana, seperti yang dilakukan di Jamaica dan Bahamas pasca-Badai Melissa, atau di Cape Verde setelah badai Agustus 2025. Di Indonesia, Starlink telah beroperasi secara resmi sejak Mei 2025, dengan lisensi dari Komdigi untuk menyediakan layanan broadband di wilayah terpencil, dan kini memperluas peranannya dalam situasi darurat. Dengan lebih dari 170 korban jiwa secara keseluruhan, pemerintah terus memprioritaskan pencarian dan penyelamatan, sementara Starlink diharapkan mempercepat koordinasi bantuan kemanusiaan di tengah isolasi komunikasi. Langkah Musk ini mendapat apresiasi luas, karena tidak hanya membantu konektivitas tapi juga menunjukkan komitmen filantropi di saat krisis.
