Studi Sebut Anak Muda Lebih Suka Investasi Berisiko: Crypto dan Saham IPO Jadi Pilihan Utama

6/26/20252 min baca

Studi Sebut Anak Muda Lebih Suka Investasi Berisiko: Crypto dan Saham IPO Jadi Pilihan Utama
Studi Sebut Anak Muda Lebih Suka Investasi Berisiko: Crypto dan Saham IPO Jadi Pilihan Utama

Jakarta, 26 Juni 2025 – Generasi milenial dan Gen Z semakin mengubah lanskap investasi global dengan preferensi mereka yang cenderung lebih berani dan inovatif. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang lebih memilih investasi tradisional seperti saham blue-chip dan obligasi, generasi muda ini justru tertarik pada pasar alternatif yang menawarkan potensi keuntungan tinggi meskipun risikonya besar. Instrumen seperti cryptocurrency, saham perusahaan startup unicorn yang belum melantai di bursa (IPO), properti, dan barang antik bernilai tinggi menjadi pilihan utama mereka.

Preferensi Investasi yang Berbeda

Sebuah studi yang dilakukan oleh Bank of America (BofA) pada tahun 2024 mengungkapkan bahwa masyarakat Amerika Serikat (AS) dari generasi milenial (usia 28-43 tahun) dan Gen Z (usia 21-27 tahun) mengalokasikan lebih dari dua kali lipat portofolio mereka untuk investasi alternatif dibandingkan generasi sebelumnya. Secara rinci, mereka rela menginvestasikan hingga 14% dari portofolio mereka ke cryptocurrency dan 17% ke investasi alternatif lainnya, seperti saham perusahaan rintisan dan aset koleksi. Meski demikian, saham tradisional masih mendominasi dengan porsi lebih besar dalam total portofolio.

Menurut laporan dari Morningstar, tren ini mencerminkan penurunan kepercayaan generasi muda terhadap instrumen investasi konvensional yang dianggap kurang menguntungkan. "Mereka mencari peluang yang bisa memberikan laba cepat dan signifikan, meskipun dengan risiko yang lebih tinggi," kata John Rekenthaler, direktur riset di Morningstar. Fenomena ini berbeda dengan strategi investasi awam yang biasanya mengalokasikan 60% portofolio untuk saham dan 40% untuk obligasi, yang dianggap lebih aman namun menawarkan imbal hasil yang lebih rendah.

Alasan di Balik Pilihan Investasi Berisiko

Para ahli menilai bahwa ada beberapa faktor yang mendorong generasi milenial dan Gen Z untuk memilih investasi berisiko:

  1. Akses Informasi dan Teknologi: Generasi ini tumbuh di era digital, di mana informasi tentang pasar keuangan dan peluang investasi tersedia secara luas. Platform seperti Robinhood dan eToro memudahkan mereka untuk berinvestasi dalam aset berisiko tinggi seperti saham IPO dan kripto.

  2. Pengalaman Ekonomi: Banyak dari mereka memasuki pasar tenaga kerja selama atau pasca krisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19, yang membentuk pandangan skeptis terhadap sistem keuangan tradisional. Menurut survei dari Deloitte, 68% generasi milenial percaya bahwa investasi tradisional tidak cukup untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang mereka.

  3. Budaya FOMO (Fear of Missing Out): Media sosial memperkuat tren investasi spekulatif, seperti yang terlihat dalam fenomena saham meme dan lonjakan harga kripto. "Generasi ini lebih rentan terhadap FOMO, yang mendorong mereka untuk mengambil risiko demi potensi keuntungan besar," ujar analis keuangan dari Forbes.

Dampak pada Pasar Keuangan Global

Preferensi investasi generasi muda ini tidak hanya memengaruhi pasar domestik AS, tetapi juga pasar global. Menurut data dari PwC, generasi milenial dan Gen Z diperkirakan akan mewarisi kekayaan sebesar US$68 triliun dari generasi baby boomer dalam dua dekade mendatang, yang akan semakin memperkuat pengaruh mereka di pasar keuangan.

Di Indonesia, tren serupa juga terlihat. Laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa investor ritel muda mendominasi pasar saham dan kripto, dengan 60% investor saham berusia di bawah 35 tahun. "Mereka lebih berani mengambil risiko dan mencari peluang di sektor teknologi dan startup," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK.

Namun, para ahli juga memperingatkan tentang risiko yang menyertai. "Investasi berisiko tinggi bisa memberikan keuntungan besar, tetapi juga kerugian yang signifikan. Generasi muda perlu edukasi keuangan yang lebih baik untuk mengelola risiko ini," kata Reza Priyambada, analis BNI Sekuritas.

Kesimpulan

Generasi milenial dan Gen Z mengubah paradigma investasi dengan preferensi mereka terhadap aset berisiko tinggi seperti kripto dan saham IPO. Meski menawarkan potensi keuntungan besar, tren ini juga memerlukan kehati-hatian dan edukasi keuangan yang memadai. Dengan warisan kekayaan yang besar di masa depan, pengaruh mereka di pasar keuangan global akan semakin signifikan.

Image Source: Bank Of America