The Fed Hapus Syarat Risiko Reputasi dalam Kriteria Pengawasan Bank: Dampak dan Reaksi Pasar
Jakarta, 25 Juni 2025 – The Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat (AS), resmi menghapus syarat risiko reputasi dari kriteria pemeriksaan bank di AS pada Selasa (24/06). Keputusan ini diumumkan melalui laman resmi The Fed, yang menyatakan, "Dewan Federal Reserve pada hari Senin mengumumkan bahwa risiko reputasi tidak akan lagi menjadi komponen program pemeriksaan dalam pengawasan bank."
Kebijakan ini melarang pengawas menggunakan metrik yang tidak jelas untuk mengevaluasi lembaga keuangan, terutama dalam kasus yang dianggap berlebihan, seperti memblokir layanan legal yang sah. The Fed juga memastikan bahwa semua referensi risiko reputasi akan dihapus dari syarat pengawasan dan dokumen panduan. Dengan demikian, bank tidak lagi dikenai sanksi berdasarkan persepsi subjektif tentang reputasi, meskipun kegiatan mereka legal dan menguntungkan. Namun, The Fed menegaskan bahwa perubahan ini tidak mengurangi ekspektasi terhadap manajemen risiko yang kuat untuk menjaga keselamatan, kesehatan, serta kepatuhan bank terhadap hukum.
Latar Belakang Keputusan
Keputusan ini muncul setelah bertahun-tahun kritik dari pelaku industri perbankan yang menilai penilaian risiko reputasi terlalu subjektif dan tidak konsisten. Menurut The Wall Street Journal, bank sering kali merasa terhambat dalam mengembangkan layanan baru karena risiko reputasi digunakan sebagai alasan untuk membatasi operasi yang sah secara hukum. Seorang eksekutif bank senior, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan, "Penilaian risiko reputasi kerap menjadi alat yang ambigu untuk menghentikan inovasi."
Langkah ini juga mencerminkan upaya The Fed untuk menyederhanakan kerangka pengawasan agar lebih transparan dan berbasis data. Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan dari industri dan beberapa anggota Kongres AS mendorong The Fed untuk menghapus elemen pengawasan yang dianggap tidak relevan atau sulit diukur.
Dampak bagi Bank dan Sistem Keuangan
Penghapusan syarat ini diperkirakan akan meningkatkan fleksibilitas bank dalam mengelola operasi dan mengembangkan produk baru. Analis keuangan Michael Stevens dari Bloomberg menyebutnya sebagai "langkah menuju pengawasan yang lebih objektif," yang memungkinkan bank fokus pada risiko nyata seperti kredit dan operasional. Bank-bank besar, seperti JPMorgan Chase dan Bank of America, kemungkinan akan memanfaatkan kebebasan ini untuk memperluas layanan di sektor fintech dan cryptocurrency.
Namun, ada kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa melemahkan perlindungan sistem keuangan. Sarah Johnson, mantan pejabat The Fed, kepada CNBC mengatakan, "Tanpa pertimbangan risiko reputasi, bank mungkin tergoda untuk terlibat dalam aktivitas yang legal tetapi berisiko tinggi dari sisi etika atau stabilitas pasar." Ini menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara inovasi dan stabilitas.
Reaksi Pelaku Industri dan Pasar
Asosiasi Bankir Amerika (ABA) menyambut baik keputusan ini, menyebutnya sebagai "penghapusan hambatan yang tidak perlu" bagi pertumbuhan sektor perbankan. Sebaliknya, Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) memperingatkan bahwa pengurangan pengawasan dapat membahayakan konsumen, terutama jika bank mengambil risiko yang tidak terdeteksi.
Pasar keuangan menunjukkan respons positif. Indeks KBW Bank, yang mencerminkan kinerja bank-bank besar AS, naik 1,2% pada hari pengumuman. David Kostin dari Goldman Sachs mencatat, "Investor melihat ini sebagai sinyal deregulasi yang dapat meningkatkan profitabilitas bank dalam jangka pendek."
Konteks Global
Di luar AS, regulator seperti European Central Bank (ECB) masih memasukkan risiko reputasi dalam pengawasan perbankan, dengan pendekatan yang lebih ketat terhadap transparansi. "AS mungkin menjadi pelopor dalam pengawasan berbasis data, tetapi negara lain masih mempertimbangkan aspek kualitatif seperti reputasi," kata Mario Draghi, mantan presiden ECB. Perbedaan ini menunjukkan variasi dalam filosofi pengawasan global.
Kesimpulan
Keputusan The Fed menghapus syarat risiko reputasi menandai pergeseran menuju pengawasan perbankan yang lebih terukur dan fleksibel di AS. Meski mendapat dukungan dari industri, kebijakan ini memicu perdebatan tentang dampaknya terhadap stabilitas keuangan dan perlindungan konsumen. Bank kini memiliki ruang lebih besar untuk berinovasi, namun tetap dituntut menjaga standar risiko yang tinggi.