Trump Batalkan KTT dengan Putin, Prioritaskan Dialog dengan Xi Jinping: Fokus Tarif Dagang

11/1/20252 min baca

Trump Batalkan Sejumlah Tarif: AS-China Sepakati Perundingan Ulang untuk Hindari Eskalasi
Trump Batalkan Sejumlah Tarif: AS-China Sepakati Perundingan Ulang untuk Hindari Eskalasi

Surakarta, 1 November 2025 – Amerika Serikat (AS) resmi membatalkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dijadwalkan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Budapest, Hungaria. Keputusan ini diambil setelah Moskow tetap bersikeras pada tuntutan kerasnya terkait konflik Ukraina, seperti dilansir Financial Times pada Jumat (31/10). Pembatalan ini muncul setelah percakapan tegang antara Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, di mana Rubio melaporkan kepada Trump bahwa pihak Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia bernegosiasi secara serius.

Kontras dengan situasi Rusia, Trump baru-baru ini bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada Kamis (30/10) untuk membahas tarif dagang. Hasilnya, AS sepakat menurunkan tarif 10% untuk fentanil, sebagai langkah awal meredakan ketegangan. Trump juga dijadwalkan mengunjungi China pada April tahun depan, meskipun detailnya belum diungkap. "Kami punya kesepakatan bagus dengan China, tapi Rusia tidak mau bicara," ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters.

Latar Belakang Pembatalan KTT AS-Rusia

KTT di Budapest dijadwalkan sebagai upaya mediasi untuk mengakhiri konflik Ukraina yang berlangsung sejak 2022. Rusia menuntut pengakuan kedaulatan atas Krimea dan Donbas, sementara AS menolak, menurut BBC News. Lavrov dalam wawancara dengan RT pada 30 Oktober menyatakan bahwa "AS tidak serius dalam negosiasi," sementara Rubio menyebut Rusia "tidak fleksibel."

Menurut The New York Times, pembatalan ini memperburuk hubungan AS-Rusia, dengan sanksi baru AS terhadap bank Rusia yang diumumkan minggu lalu. Dampaknya, harga minyak naik 2% ke US$70 per barel karena kekhawatiran pasokan, menurut OilPrice.com.

Kontras dengan Dialog AS-China

Sementara hubungan dengan Rusia memburuk, Trump berhasil meredakan ketegangan dengan China. Pertemuan di Korea Selatan menghasilkan kesepakatan awal untuk menurunkan tarif fentanil 10%, sebagai langkah membuka dialog dagang lebih luas. Trump mengklaim "kesepakatan bagus," meskipun detailnya masih dirahasiakan. Kunjungan Trump ke China April 2026 diharapkan membahas isu mineral tanah jarang dan chip, menurut Bloomberg.

Xi Jinping, dalam pidato APEC, menyindir Trump dengan menyerukan "bersatu lawan badai tarif," seperti dilaporkan The Associated Press. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereda, ketegangan dagang masih ada.

Dampak Ekonomi dan Pasar

Pembatalan KTT memicu gejolak pasar. S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq -0,8%, menurut Yahoo Finance. Di Indonesia, IHSG turun 0,3% ke 7.892, rupiah Rp16.454/USD. Emas naik ke US$3.867 sebagai safe-haven.

Pasar kripto volatile, BTC turun 1% ke US$111.000, menurut CoinMarketCap. Analis Ted Pillow di X: "Ketegangan Rusia bisa dorong BTC sebagai lindung nilai."

Pendapat Ahli

Ekonom Nouriel Roubini: "Pembatalan KTT perburuk geopolitik, picu inflasi energi" (CNBC). Faisal Basri dari UI: "Indonesia waspadai dampak minyak naik ke inflasi" (Kompas).

Kesimpulan

Pembatalan KTT Trump-Putin kontras dengan dialog AS-China, menunjukkan strategi Trump yang selektif. Dengan ketegangan Rusia-Ukraina berlanjut, pasar global tetap volatil. Dialog dengan China diharapkan stabilkan dagang, tapi risiko geopolitik tinggi.