Trump Sebut Sepakat dengan China Soal Semua Tarif: Tanah Jarang-Chip

10/30/20252 min baca

AS & China capai kesepakatan dagang di Jenewa
AS & China capai kesepakatan dagang di Jenewa

Surakarta, 30 Oktober 2025 – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan bahwa ia telah mencapai kesepakatan dengan Presiden China Xi Jinping di hampir semua isu terkait tarif perdagangan, menurut laporan dari Bloomberg. Kesepakatan ini mencakup penurunan tarif 10% untuk fentanil dari AS, pembahasan langsung antara China dan Nvidia terkait chips, pelepasan larangan ekspor tanah jarang oleh China, serta impor kacang kedelai dari China ke AS sebagai timbal balik. Pengumuman ini menjadi angin segar di tengah ketegangan perdagangan yang telah berlangsung sejak 2018, yang memengaruhi rantai pasok global dan ekonomi dunia.

Menurut Reuters, kesepakatan ini lahir dari pertemuan di sela-sela KTT APEC, di mana kedua pemimpin sepakat untuk meredakan konflik yang sempat memanas akibat kebijakan ekspor mineral tanah jarang China. Mineral tanah jarang, yang dikuasai China hingga 70% pasokan global menurut U.S. Geological Survey, vital bagi industri teknologi seperti semikonduktor dan baterai. Pelepasan larangan ini diharapkan mengurangi tekanan pada rantai pasok AS, yang sempat terganggu dan menyebabkan kenaikan harga komoditas.

Selain itu, kesepakatan mencakup pembahasan chips dengan Nvidia, perusahaan semikonduktor AS yang bergantung pada pasokan dari China. Menurut The Wall Street Journal, Nvidia telah kehilangan 20% pendapatan dari pasar China akibat pembatasan ekspor AS, dan kesepakatan ini bisa membuka peluang baru. Di sisi pertanian, impor kacang kedelai dari China ke AS akan membantu petani AS yang sempat terdampak perang dagang, dengan nilai perdagangan kedelai mencapai US$14 miliar pada 2024 menurut U.S. Department of Agriculture.

Trump juga mengumumkan rencana kunjungan ke China pada April tahun depan, yang diharapkan menjadi forum untuk membahas isu-isu lanjutan seperti teknologi dan energi. "Ini adalah kesepakatan yang baik untuk kedua belah pihak," ujar Trump dalam konferensi pers. Namun, belum ada keterangan resmi dari pihak China mengenai detail kesepakatan ini, meskipun Kementerian Luar Negeri China menyatakan "siap berdialog untuk kesepakatan yang adil."

Dampak pada Pasar Keuangan

Kesepakatan ini langsung memengaruhi pasar keuangan. Pasar saham AS naik tipis, dengan S&P 500 +0,5%, Nasdaq +0,8%, dan Dow Jones +0,4%, menurut MarketWatch. Di Asia, IHSG naik 0,5% ke 7.892, sementara rupiah menguat ke Rp16.454 per dolar AS, dipengaruhi oleh capital inflow, seperti dilaporkan Bisnis Indonesia. Di pasar kripto, Bitcoin naik tipis ke US$111.000, menurut CoinMarketCap, karena investor mencari lindung nilai terhadap ketidakstabilan fiat.

Di Indonesia, sebagai mitra dagang, meredanya ancaman ini bisa menstabilkan ekspor komoditas seperti nikel, dengan potensi peningkatan 10-15% jika perang dagang meluas dihindari, menurut The Jakarta Post.

Pendapat Ahli dan Prediksi Dampak

Ekonom Nouriel Roubini dari NYU memperingatkan bahwa kesepakatan ini bisa mencegah penurunan PDB global 0,5% pada 2026 jika eskalasi dihindari. "Ini langkah positif, tapi masih awal; diplomasi harus berlanjut," ujarnya di CNBC. Di sisi lain, analis dari Goldman Sachs memperkirakan bahwa meredanya ancaman bisa mendorong PDB global naik 0,2% pada Q4 2025, meskipun ketidakpastian tetap membayangi.

Di Indonesia, ekonom Faisal Basri dari UI mengatakan, "Kesepakatan ini bisa mengurangi tekanan pada ekspor kita, tapi kita harus diversifikasi pasar untuk mengurangi risiko." Pemerintah Indonesia, melalui Menko Perekonomian, menyatakan akan negosiasi ulang untuk keringanan.

Kesimpulan

Kesepakatan AS-China untuk meredakan ketegangan perdagangan menjadi angin segar bagi pasar global, meskipun emas mengalami penurunan sebagai aset safe-haven. Dengan pembatalan tarif 100% dan penundaan ekspor mineral dari China, pasar saham menguat, tapi investor tetap waspada terhadap risiko geopolitik. Di masa depan, dialog berkelanjutan diharapkan mencegah eskalasi yang merugikan ekonomi dunia.