TSMC Ajak Nvidia dan AMD Selamatkan Intel: Strategi di Balik Usaha Patungan


Surakarta – Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), raksasa pembuat chip asal Taiwan, telah mengusulkan usaha patungan dengan tiga perusahaan teknologi terkemuka Amerika Serikat: Nvidia, Advanced Micro Devices (AMD), dan Broadcom. Inisiatif ini bertujuan untuk “menyelamatkan” Intel, perusahaan semikonduktor AS yang sedang menghadapi tantangan berat, baik dari sisi finansial maupun daya saing. Langkah ini juga didorong oleh tekanan dari Presiden AS Donald Trump, yang menginginkan TSMC membantu memperkuat Intel demi kepentingan industri chip domestik. Apa yang sebenarnya terjadi di balik rencana ambisius ini?
Usaha Patungan untuk Intel
TSMC mengajukan rencana untuk membentuk konsorsium yang akan mengoperasikan fasilitas manufaktur Intel, dengan TSMC dan mitra AS-nya—Nvidia, AMD, dan Broadcom—memegang kurang dari 50% saham. Ini memastikan bahwa Intel tetap menjadi entitas mayoritas Amerika, sesuai dengan kepentingan strategis AS untuk menjaga kendali atas industri semikonduktor dalam negeri. Langkah ini muncul di tengah kesulitan Intel, yang telah kehilangan pangsa pasar signifikan akibat persaingan ketat dengan TSMC dan lambatnya inovasi dalam teknologi manufaktur.
Donald Trump, yang dikenal vokal tentang pentingnya membawa manufaktur kembali ke AS, dilaporkan mendesak TSMC untuk berperan dalam “penyelamatan” Intel. Dengan Intel sebagai salah satu ikon teknologi AS, kegagalan perusahaan ini bisa berdampak buruk pada ekonomi dan keamanan nasional. Usaha patungan ini bisa menjadi solusi untuk memanfaatkan keahlian TSMC dalam produksi chip canggih sambil tetap mempertahankan identitas Intel sebagai perusahaan Amerika.
Investasi Besar TSMC di AS
Pada Senin (03/03), TSMC mengumumkan rencana investasi sebesar US$100 miliar untuk membangun lima fasilitas chip tambahan di Amerika Serikat dalam beberapa tahun ke depan. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperluas kehadirannya di AS, sekaligus respons terhadap kebijakan tarif Trump. Presiden AS telah mengusulkan tarif tinggi pada barang impor, termasuk chip, untuk mendorong perusahaan asing seperti TSMC membangun pabrik di AS dan menghindari pajak impor yang mahal.
Investasi ini menambah komitmen TSMC sebelumnya, yang telah mengalokasikan US$65 miliar untuk proyek di Arizona. Total investasi TSMC di AS kini mencapai US$165 miliar, menunjukkan betapa seriusnya perusahaan ini menanggapi tekanan geopolitik dan ekonomi dari pemerintahan Trump.
Mengapa TSMC Tertarik?
Meski TSMC adalah pemimpin global dalam manufaktur chip dengan teknologi canggih seperti proses 2-nanometer, ada beberapa alasan strategis mengapa mereka bersedia berkolaborasi untuk membantu Intel:
Menghindari Tarif Trump: Dengan membangun fasilitas di AS dan bekerja sama dengan perusahaan lokal, TSMC dapat mengamankan diri dari ancaman tarif impor yang tinggi, yang bisa mencapai 100% untuk produk dari Taiwan.
Akses ke Pasar AS: Kemitraan dengan Nvidia, AMD, dan Broadcom—pelanggan utama TSMC—akan memperkuat hubungan bisnis mereka di pasar AS, sekaligus memanfaatkan fasilitas Intel untuk produksi lokal.
Tekanan Politik: Desakan dari Trump menunjukkan bahwa TSMC mungkin tidak punya banyak pilihan selain menyesuaikan diri dengan kebijakan AS untuk menjaga hubungan baik dengan pasar terbesar di dunia.
Namun, kolaborasi ini tidak akan mudah. TSMC dan Intel memiliki proses manufaktur yang berbeda, mulai dari bahan kimia hingga alat produksi, yang dapat mempersulit integrasi operasional. Selain itu, Intel mengklaim teknologi 18A-nya lebih unggul dibandingkan proses 2nm TSMC, sebuah pernyataan yang bisa memicu ketegangan dalam negosiasi.
Implikasi bagi Industri Chip
Jika usaha patungan ini berhasil, dampaknya akan besar:
Intel: Bisa mendapatkan suntikan teknologi dan modal untuk bangkit dari keterpurukan, sekaligus mempertahankan posisinya sebagai pemain kunci di AS.
TSMC: Mengamankan posisi di AS sambil mengurangi risiko geopolitik, meski harus berbagi keahlian dengan mitra.
Nvidia, AMD, dan Broadcom: Mendapat akses ke kapasitas produksi tambahan di AS, yang penting di tengah permintaan chip AI yang melonjak.
Namun, ada risiko. Ketidakcocokan teknologi dan potensi konflik kepentingan antara TSMC dan Intel bisa menghambat rencana ini. Selain itu, persetujuan dari regulator AS akan menjadi tantangan besar mengingat sensitivitas keamanan nasional.
Kesimpulan
Rencana TSMC untuk mengajak Nvidia, AMD, dan Broadcom dalam usaha patungan guna menyelamatkan Intel adalah langkah strategis yang didorong oleh tekanan politik dan ekonomi. Dengan investasi US$100 miliar di AS, TSMC menunjukkan komitmen untuk beradaptasi dengan kebijakan tarif Trump sambil tetap mempertahankan dominasinya di pasar global. Namun, keberhasilan rencana ini akan tergantung pada kemampuan semua pihak untuk mengatasi perbedaan teknologi dan politik. Industri chip dunia kini menanti apakah kolaborasi ini akan menjadi penyelamat Intel atau hanya wacana ambisius semata.
Image Source: Reuters