Uji Coba Roket Gagal Lagi, SpaceX Masih Optimis ke Mars Tahun Depan
Roket Starship buatan SpaceX kembali mengalami kegagalan pada uji coba ketiganya yang dilakukan pada hari Selasa, 27 Mei 2025. Meski demikian, perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk ini tetap menunjukkan optimisme yang kuat untuk meluncurkan roket tanpa awak ke Mars pada akhir tahun depan. Kegagalan ini terjadi akibat kebocoran yang menyebabkan hilangnya tekanan pada tangki utama, sehingga roket kehilangan kendali dan akhirnya hancur saat kembali masuk ke atmosfer bumi. Peristiwa ini menegaskan bahwa Starship masih membutuhkan penyempurnaan teknologi yang signifikan sebelum dapat diandalkan untuk misi luar angkasa jarak jauh.
Kemajuan dan Tantangan dalam Uji Coba
Dalam uji coba kali ini, Starship berhasil mencapai beberapa tonggak penting. Roket tersebut mampu terbang melewati titik kegagalan sebelumnya, menunjukkan adanya kemajuan dalam desain dan sistem propulsinya. Namun, menurut laporan dari Reuters, roket ini gagal mencapai beberapa tujuan pengujian utama. Kebocoran pada tangki bahan bakar utama terjadi selama fase pantai dan saat roket memasuki kembali atmosfer, yang mengakibatkan hilangnya kendali. Elon Musk, dalam postingannya di platform X, menyatakan, "Kebocoran menyebabkan hilangnya tekanan tangki utama selama fase pantai dan masuk kembali. Banyak data bagus untuk ditinjau." Ia juga menyoroti bahwa penutupan mesin di luar angkasa yang dijadwalkan berjalan sukses, menjadi langkah maju meskipun hasil keseluruhan belum memenuhi harapan.
Sumber dari The New York Times menambahkan bahwa kendaraan tahap atas Starship masih menghadapi tantangan besar. Beberapa pengujian yang direncanakan, seperti pengumpulan data penuh selama penerbangan, tidak dapat tercapai karena kegagalan tersebut. Ini menunjukkan bahwa SpaceX masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup banyak untuk memastikan roket ini siap membawa manusia ke Mars.
Fokus Elon Musk dan Visi Mars
Meskipun uji coba ini tidak sepenuhnya berhasil, The Washington Post melaporkan bahwa Elon Musk berencana untuk kembali mengalihkan fokusnya ke SpaceX setelah periode yang penuh kontroversi di Gedung Putih. Langkah ini menegaskan komitmennya terhadap visi ambisius untuk membangun pemukiman manusia di Mars. Musk telah lama bermimpi menjadikan manusia sebagai spesies multiplanet, dan Starship adalah kunci utama dalam mewujudkan ambisi tersebut.
SpaceX sendiri tetap optimis dengan rencana mereka. Perusahaan berencana untuk meningkatkan frekuensi uji coba menjadi satu kali setiap tiga hingga empat minggu, dengan harapan dapat mempercepat proses pengembangan. Musk juga menegaskan bahwa data yang dikumpulkan dari kegagalan ini akan menjadi dasar untuk perbaikan di masa mendatang.
Tujuan Besar Starship
Starship dirancang sebagai alat transportasi revolusioner yang tidak hanya akan membawa manusia ke Mars, tetapi juga mengembalikannya ke Bumi. Proyek ini juga mencakup rencana untuk mengangkut robot buatan Tesla ke planet merah tersebut pada tahun 2026. Dengan kemampuan untuk membawa muatan besar dan didukung oleh teknologi roket yang dapat digunakan kembali, Starship diharapkan menjadi tulang punggung misi eksplorasi antarplanet SpaceX.
Namun, kegagalan berulang ini menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan teknologi tersebut. Para analis industri ruang angkasa menilai bahwa SpaceX perlu mengatasi tantangan teknis seperti stabilitas struktural dan keandalan sistem bahan bakar sebelum misi tanpa awak ke Mars dapat direalisasikan pada akhir 2026.