WNI Kini Bisa Gunakan QRIS untuk Belanja di Jepang: Ekspansi Pembayaran Digital Indonesia


Jakarta, 28 Juli 2025 – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengumumkan bahwa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kini dapat digunakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) untuk berbelanja di Jepang. Langkah ini merupakan hasil kerja sama antara BI dengan otoritas keuangan Jepang, yang memungkinkan turis Indonesia membayar dengan mudah tanpa menukar mata uang rupiah menjadi yen. Saat ini, 35 kedai di Jepang telah menerima QRIS melalui JPQR Global, dan rencananya akan diperluas ke lebih banyak merchant untuk memberikan kenyamanan dan efisiensi bagi pengguna.
QRIS, yang diluncurkan pada 2019, telah menjadi sistem pembayaran non-tunai utama di Indonesia dengan lebih dari 40 juta merchant dan 120 juta pengguna pada 2024, menurut data resmi BI. Sistem ini memungkinkan transaksi cepat, aman, dan murah melalui pemindaian kode QR menggunakan aplikasi pembayaran dari bank domestik seperti BCA Mobile, Mandiri Online, atau GoPay.
Cara kerjanya sederhana: Pengguna membuka aplikasi pembayaran, memindai kode QR di merchant Jepang, memasukkan nominal dalam yen, dan mengonfirmasi transaksi. Aplikasi akan otomatis mengonversi ke rupiah, sehingga pengguna tidak perlu repot menukar uang. Di sisi lain, wisatawan asing juga bisa menggunakan QRIS di Indonesia dengan memindai kode, memasukkan nominal dalam rupiah, dan melihat konversi ke mata uang asal mereka.
Perry Warjiyo menekankan bahwa ekspansi ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat. “Perluasan QRIS ini merupakan sinergi Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi transaksi bagi masyarakat, serta meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan Jepang,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Ekspansi QRIS ke Negara Lain
Tak hanya Jepang, QRIS telah berhasil diekspansi ke beberapa negara Asia lainnya. Sejak 2022, BI telah menandatangani kesepakatan dengan bank sentral di China, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura. Di Thailand, misalnya, QRIS terintegrasi dengan PromptPay, memungkinkan pembayaran di lebih dari 1 juta merchant. Di Malaysia, melalui DuitNow, pengguna bisa bertransaksi di ribuan toko tanpa biaya konversi mata uang. Ekspansi ini telah meningkatkan volume transaksi lintas batas sebesar 150% pada 2024, menurut laporan Antara News.
BI juga sedang dalam tahap pembahasan teknis dengan NPCI International India untuk mengintegrasikan QRIS dengan UPI India. "Kami berharap kesepakatan ini segera terealisasi untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan India," kata Perry. Selain itu, BI telah menjajaki kerjasama dengan negara-negara ASEAN lain seperti Filipina dan Vietnam, dengan tujuan menciptakan ekosistem pembayaran regional yang terintegrasi.
Dampak Ekonomi dan Manfaat bagi Pengguna
Ekspansi QRIS ini tidak hanya memudahkan transaksi bagi WNI di luar negeri, tetapi juga memperkuat hubungan ekonomi bilateral. Di Jepang, di mana turis Indonesia mencapai 500.000 orang per tahun menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), QRIS diharapkan mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan pengeluaran turis. "Ini akan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, cepat, dan murah bagi WNI," ujar Kepala Grup Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta.
Dari perspektif ekonomi, ekspansi ini dapat meningkatkan volume perdagangan dan pariwisata antara Indonesia dan Jepang. Menurut World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata Jepang diperkirakan tumbuh 5% per tahun hingga 2030, dan integrasi pembayaran seperti QRIS dapat mempercepat pertumbuhan ini dengan memudahkan transaksi turis asing.
Bagi wisatawan asing di Indonesia, QRIS memungkinkan pembayaran mudah tanpa konversi mata uang fisik. Mereka cukup memindai kode QRIS, memasukkan nominal dalam rupiah, dan aplikasi akan menampilkan konversi ke mata uang asal. Fitur ini telah terbukti sukses di negara-negara ASEAN lainnya, dengan transaksi QRIS lintas batas mencapai Rp5 triliun pada 2024, menurut data ASPI.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Meskipun menjanjikan, ekspansi QRIS menghadapi tantangan seperti perbedaan regulasi dan keamanan siber. BI telah bekerja sama dengan otoritas Jepang untuk memastikan standar keamanan yang tinggi, termasuk enkripsi data dan pencegahan penipuan. Selain itu, edukasi pengguna menjadi kunci, dengan BI meluncurkan kampanye digital untuk mempromosikan QRIS di kalangan turis.
Di masa depan, BI berencana memperluas QRIS ke lebih banyak negara, termasuk Eropa dan Timur Tengah, untuk mendukung target transaksi non-tunai nasional mencapai 90% pada 2030. Dengan kolaborasi seperti ini, Indonesia tidak hanya mempermudah transaksi bagi warganya, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin inovasi pembayaran digital di Asia.