Xi Jinping Sindir Trump di APEC: "Bersatu Lawan Badai Tarif"

11/1/20252 min baca

Xi Jinping Sindir Trump di APEC: "Bersatu Lawan Badai Tarif" – Respons Absennya AS di Forum Asia-Pasifik
Xi Jinping Sindir Trump di APEC: "Bersatu Lawan Badai Tarif" – Respons Absennya AS di Forum Asia-Pasifik

Surakarta, 1 November 2025 – Presiden China Xi Jinping melontarkan sindiran halus kepada Amerika Serikat (AS) atas absennya Presiden Donald Trump di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) ke-30 di Gyeongju, Korea Selatan. Dalam pidato pembukaan, Xi menekankan pentingnya "bersatu menghadapi badai" yang diisyaratkan sebagai ancaman tarif perdagangan, di tengah ketegangan ekonomi AS-China yang masih membayangi dua raksasa dunia. "Semakin besar badai, semakin penting kita berdiri bersama," ujar Xi, melansir The Associated Press.

Absennya Trump dari forum yang dihadiri 21 pemimpin ekonomi mewakili lebih dari 60% populasi dunia dan setengah perdagangan global ini dinilai sebagai "sinyal lemah" dari AS. Trump memilih meninggalkan Korea Selatan sehari sebelum KTT dimulai, setelah mengklaim pertemuannya dengan Xi sebagai "keberhasilan besar" di sela-sela KTT ASEAN. Dalam pertemuan tersebut, Trump berjanji memangkas tarif bagi produk China, sementara Beijing sepakat membuka ekspor mineral langka dan membeli kedelai AS. Namun, kesepakatan ini masih rapuh, dengan Trump yang sempat mengancam tarif 155% jika gagal.

Xi memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat peran China sebagai penjaga perdagangan bebas. Ia menyerukan stabilitas rantai pasok global sebagai tanggapan terhadap upaya AS memisahkan jalur produksinya dari China. Xi juga dijadwalkan bertemu Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi untuk membahas kerja sama energi hijau dan teknologi bersih. Sebagai tuan rumah, Lee menyerukan solidaritas regional, menegaskan bahwa perbedaan kepentingan tak seharusnya menghalangi tujuan bersama menuju kemakmuran.

Latar Belakang Ketegangan AS-China

Ketegangan dagang AS-China telah berlangsung sejak 2018, dengan Trump menerapkan tarif untuk mengurangi defisit perdagangan AS yang mencapai US$375 miliar pada 2024, menurut U.S. Census Bureau. Ancaman tarif 155% pada Oktober 2025 menjadi puncak eskalasi, setelah China membatasi ekspor mineral tanah jarang yang menguasai 70% pasokan global, menurut U.S. Geological Survey. Mineral ini vital untuk semikonduktor, EV, dan militer.

Menurut Reuters, pertemuan Trump-Xi di sela KTT ASEAN menghasilkan kesepakatan awal: AS batalkan tarif 100%, China tunda pembatasan ekspor mineral 1 tahun, dan beli kedelai AS. Namun, absennya Trump dari APEC menimbulkan spekulasi bahwa kesepakatan ini rapuh.

Dampak Ekonomi dan Pasar

Absen Trump memicu reaksi pasar. S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq 0,3%, menurut MarketWatch, sementara IHSG Indonesia naik 0,5% ke 7.892, rupiah Rp16.454/USD, Bisnis Indonesia. Bitcoin naik tipis ke US$111.000, CoinMarketCap, karena investor cari lindung nilai.

Xi tekankan kerja sama multilateral, dorong perdagangan bebas. Bloomberg prediksi kesepakatan akhir bisa tingkatkan PDB global 0,2% 2026 jika eskalasi dihindari.

Pendapat Ahli

Ekonom Faisal Basri (UI) di Kompas: "Absen Trump sinyal lemah AS, China kuatkan posisi di Asia." Nouriel Roubini (NYU) di CNBC: "Ketegangan dagang picu inflasi, PDB turun 0,5%."

Kesimpulan

Sindiran Xi Jinping di APEC menyoroti pergeseran kekuatan ekonomi Asia. Dengan AS absen, China ambil peran pemimpin, tapi kesepakatan Trump-Xi jadi kunci stabilitas. Pasar tunggu hasil, investor diversifikasi.

Image Source: Akademi Crypto